10. BUKAN SEPATU KACA TAPI HEELS

363 95 61
                                    

SELAMAT HARI JUMAT :)

Kalian pahami aja ya?
Tara as Selena, intinya gitu.

###

"Lihat woy, Selena cantik banget."

"Dia kayak jelmaan bidadari tanpa sayap yang turun ke bumi."

"Kaya, pintar, cantik lagi...."

"Sayang banget, dia bukan tercipta untukku. "

Gavin mempertajam indra pendengarannya, ia mencari-cari keberadaan cewek itu. Ia menghela nafas berat, ia sudah berpesan pada Tara, untuk datang lebih cepat.

Matanya menatap Tara dengan padangan kesal. Sementara Tara berjalan dengan lambat mendekati Gavin. Hak pada heelsnya itulah yang membuat Tara sedikit kesulitan, maklum ia tidak begitu terbiasa hidup dalam tubuh Selena.

"Maaf telat," kata Tara sambil tersenyum sok akrab.

"Lo dandan dulu?" tanya Gavin dengan nada menyindir.

"Sedikit," jawab Tara pasrah.

"Rok lo kenapa pendek banget gitu?" tanya Gavin lagi menyelidik.

Tara kembali tersenyum sok manis pada Gavin. "Gue kecilin dikit,"

"Lo udah gila!" Gavin menatap Tara dengan padangan tajam yang menusuk sampai ke dalam tulang. "Buruan! Cepat ikutin gue."

"Tunggu bentar, jalannya pelan-pelan aja, gue pakai heels."

"Yang nyuruh lo pakai heels siapa?" tanya Gavin dengan nada super mengesalkan.

"Nggak ada," jawab Tara sambil memajukan bibirnya. Ia tetap mengekori Gavin dengan sangat setia.

❤❤❤

Setibanya di SMA Angkasa, Gavin turun dari mobilnya. Tara juga mengikuti.

Mereka berdua berjalan memasuki SMA Angkasa dengan sangat mencolok, dari segi wajah, penampilan dan seragam.

"Gue ada urusan bentar di ruang kepala sekolah, lo diem aja, jangan macam-macam. Ataupun bertindak gila." pesan Gavin mengingatkan Tara.

"Iya, lo tenang aja." jawab Tara cepat.

Tara tersenyum menang, saat Gavin meninggalkannya. Tara bangkit, kaki jenjangnya mulai menyusuri sekolah yang penuh dengan penderitaan bagi Tara, si buruk rupa.

Suara hak dari heels yang Tara gunakan, terdengar nyaring saat menyentuh lantai. Saat ia berjalan pun,  sudah cukup menarik perhatian orang-orang untuk menoleh ke arah Tara.

"Siapa tuh?"

"Anak baru?"

"Seragam Smartly itu!"

Orang-orang menontonnya dari balik jendela kelas. Bahkan ada yang rela mengikutinya dengan iseng.

Menyenangkan.

Tara berkeliling dengan tenang, tentu saja ia hapal setiap sudut sekolahnya.

Langkah Tara berhenti di depan kelas XII IPA A, ini kelasnya. Kelas Tara dahulu.

Tanpa pikir panjang, Tara segera memasuki kelas tersebut.

"Kamu siapa?" tanya Bu Ika kepada Tara.

WAIT WAIT!!! (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang