Ketika Arya dan teman temanya asik berbincang bincang. Tiba tiba dia melihat sosok cewek yang selama ini sering ada dipikirannya.
"Itukan cewek judes, sama siapa atau mungkin pacarnya kali." Batin Arya.
"Woi bro lo liatin siapa sih?" Tanya Raffa kepada Arya.
Mereka bertiga pun mengikuti langkah mata Arya.
"Wah ternyata si babang Arya lagi liatin gebetannya tuh. Eh tunggu bentar sama siapa tuh dia." Ucap Dylan.
"Wah kayanya bakalan ada yang kebakar api cemburu nih." Goda Raffa.
"Ngapain sih cemburu sama cewek judes kayak gitu. Emang dia siapa gue." Sahut Arya.
☆ Agnes Prov.
Flashback on
"Bang ayo dong temenin gue kecafe bosan tau dirumah terus." Rengek Agnes kepada abangnya itu.
"Pergi aja sana sendiri, gue males."
"Yaelah bang lo tega amat sama gue, kalau gue diculik gimana."
"Lebay amat sih lo kebanyakan nonton drama sih."
"Ish ngeselin yaudah gue gak mau lagi ngomong sama lo selamanya."
Sifat manja Agnes akhirnya keluar. Ia jarang memperlihatkan sifat manjanya itu kepada orang lain selain keluarganya.
"Iya iya gue temenin tapi lo harus kasih gue nomor teman lo itu."
"Oke gue nanti gue kasih."
"Awas lo kalau bohong."
"Iya ih bawel banget sih."
Sebenarnya Fabian sedang mengincar salah satu dari teman Agnes. Dari dulu dia mencoba untuk meminta nomor ponselnya kepada Agnes tetapi, Agnes tidak mau memberi kepada abangnya itu dengan berbagai macam alasan.
Dengan kesempatan kali ini Fabian manfaatkan untuk meminta nomor ponselnya, akhirnya Agnes menyetujuinya.Flashback off
"Loh tu pantat panci kenapa bisa ada disini juga." Batin Agnes.
"Woi dek lo mau pesan apa." Teriak Fabian kepada abangnya itu.
"Jangan teriak dikuping gue, gue juga dengar tau."
"Lagian dari tadi lo ditanyain gak nyaut nyaut."
"Yaudah gue samain sama kayak punya lo."
Fabian hanya mengangguk setelah itu dia berjalan untuk memesan makanan.
Agnes kembali menatap cowok itu dan Arya juga menatapnya. Tatapan mereka bertemu, tapi Agnes langsung memutuskan tatapan itu.
Beberapa menit kemudian Fabian datang membawa nampan yang berisi minuman dan beberapa cemilan yang sudah ia pesan tadi.
"Nih minum lo." Fabian menyodorkan minuman kepada adeknya itu.
Agnes hanya mengangguk.
Lagi lagi Agnes melirik kearah cowok itu. Fabian yang merasa penasaran dengan tingkah adek nya itu pun ikut menoleh kearah mata adeknya itu.
"Oh ternyata lo lagi liatin itu."
Agnes langsung tersentak kaget.
"Bentar, bukannya orang itu yang dulu pernah anterin lo kerumah dek?"
"Hmm." Guman Agnes.
"Atau jangan jangan itu benar pacar lo lagi."
"Gue gak sudi tau gak punya pacar kayak gitu, dasar pantat panci."
"Apa pantat panci cie punya panggilan kesayangan." Goda Fabian.
"Oke gue pulang."
"Ets ngambek adek gue." Fabian mencolek pipi Adiknya.
"Benaran gue pulang."
"Jangan dong, janji gak lagi."
Agnes yang sudah bete akhirnya memilih memainkan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Waktu [Slow Update]
Teen FictionIni kisahku tentang sebuah perihal waktu yang akan menentukan sebuah rasa. Akan seperti apa rasa itu? Entahlah, hanya orang yang terlibat dalam perihal waktu itu yang akan merasakannya.