Sudah 1jam 20menit berlalu, cewek dengan rambut sebahu itu masih duduk tertunduk menatapi layar ponselnya yang menampilkan ruang chat whatsapp dengan orang yang ditunggu-tunggunya sedari tadi.Sudah puluhan pesan dikirimnya, tapi tanda centang dua itu tak juga berubah menjadi warna biru, tanda bahwa si penerima pesan tidak membaca pesannya.
Cewek itu mendengus, mengoceh dalam hati kesal. Dia tidak suka menunggu lama, apalagi ini bukan lingkungannya.
Rara, nama cewek itu mendial kontak yang dikirimnya pesan tiga detik yang lalu. Dia sudah tidak tahan. Apalagi melihat sekumpulan cowok yang duduk tak jauh dari hadapannya seperti memperhatikannya.
Bukannya Rara mau geer atau apapun, karena risih bukan berada di lingkungannya membuat fikirannya sensitif sekali ketika melihat sekumpulan cowok itu tertawa kencang lalu melihat ke arahnya.
Memang ada yang salah dengan dia?
Perasaan Rara hari ini dia tidak menggunakan apapun hal yang mencolok ataupun menarik perhatian, juga sedari tadi Rara hanya diam memainkan ponsel tanpa melakukan hal-hal yang menarik perhatian.
Rara benci diperhatikan.
Atau memang tidak ada yang memperhatikannya?
Apa ini hanya perasaannya saja?
Sudahlah Rara tak mau ambil pusing lagi, dia juga sudah bosan menunggu.
Baru saja Rara hendak membuka aplikasi ojek online, orang yang sedari ditunggunya muncul dengan muka polosnya bertanya.
"Udah nunggu lama Ra?"
Menurut L!?
"Kok nggak telpon gue?"
Rara mendecak.
Cowok itu mengambil ponsel dalam saku celanannya.
"Eh ada deng," dia nyengir.
"Maaf baru cek hp gue," lanjutnya lagi.
Rara yang memang sudah kesal dari tadi cuma diam, berdiri dari duduknya berjalan cepat menuju parkir Fakultas Teknik.
"Ra jangan marah dong."
"Gue nggak marah."
"Rapatnya nggak berjalan sesuai rencana, jadi gue agak lama."
"Yaudah," jawab Rara singkat, padahal dalam hatinya mengomel sedari tadi, kalau saja tidak mengingat mereka masih di kampus dan banyak orang di sekeliling mereka Rara sudah murka dari tadi.
"Gue traktir mekdi deh pulang ini biar lo nggak marah lagi."
"Nggak mempan Rel sogokan lo."
Farrel, cowok itu melangkah mensejajarkan langkahnya dengan Rara.
"Gue nggak nyogok," ucapnya.
"Kebetulan juga gue laper."
Rara membuka pintu mobil, membenarkan posisi duduknya dengan nyaman, memejamkan mata dan sesekali memijit kepalanya yang sedikit pusing.
"Serah lu deh Rel, gue capek."
Farrel yang memang sudah duduk di bangku kemudi mengulurkan botol air yang sudah dibuka tutupnya ke arah Rara.
"Nih minum dulu."
Rara mengambil botol yang di beri Farrel, meminumnya dengan cepat hingga tinggal setengah.
"Pelan-pelan woi."
"Haus banget gue, gara-gara lo nih."
Mobil Farrel sudah keluar dari kampus 2 menit yang lalu.