Esoknya Rara datang ke kampus lebih cepat dari biasanya, setelah berdebat dengan Farrel akibat mewarnai rambut di mobil tadi, Rara memilih kantin sebagai tempat pertama yang harus dikunjunginya karena haus berdebat dengan Farrel. Walaupun kali ini Rara pemenang dan Farrel memilih tidak jadi mewarnai rambutnya, tapi tetap saja nguras dahaga banget.Rara membeli fruit tea dan memilih duduk paling pojok dengan tatapan lurus ke arah parkir, karena posisi kantin yang bersebrangan dengan tempat parkir fakultas, memudahkan Rara menatap sosok cowok dengan kemeja hitam yang sedang berbincang dengan temannya. Rara meneguk fruit tea rasa markisa itu lalu tersenyum tipis melihat cowok yang sedang ditatapnya sedang tersenyum.
Adem banget.
Tak mau tatapannya disadari orang sekitar Rara memilih pergi dari kantin, berjalan menunduk melewati parkiran lalu belok ke kanan ke arah kelasnya hari ini.
Ketika di kelas Rara sudah melihat Keyla yang sedang sibuk dengan ponselnya.
"Tumben Ra dateng cepet," Keyla yang menyadari kehadiran Rara lantas menyimpan ponselnya ke dalam tas.
"Biasanya juga telat kalo sama pak Guntur."
Rara memilih duduk disamping Keyla, lalu meletakan tas sandangnya tepat di kursi belakangnya.
"Si Toni mintak di ambilin tempat duduk." Seakan tau maksud pandangan heran Keyla, Rara langsung menjawab tanpa Keyla bertanya terlebih dahulu.
"Farrel maksa dateng pagi, dia ada penyambutan duta atau apa gitu, lupa gue."
Keyla hanya mengangguk saja menanggapi ucapan Rara.
Keyla ini salah satu teman dekat Rara di kampus, mereka kenal sejak daftar kuliah di gedung rektorat. Sebenarnya bukan Rara yang berkenalan dengan Keyla, tapi Toni. Toni yang merupakan teman SMA Keyla dan Farrel. Karena Keyla orangnya memang hamble banget, mudah bergaul sama siapa saja, jadilah Toni mengajak Rara berkenalan dengan Keyla, sampai semester lima ini Rara, Keyla dan Toni kalau mau kemana-mana sering bareng.
Menurut Rara, Keyla orangnya asik, bisa di ajak ngobrol apapun, Keyla juga pintar, cantik pula. Jadi terkadang Rara suka minder kalau sudah ada yang membandingkan dia dengan Keyla.
Satu sifat Keyla yang sampai saat ini terekam jelas di otak Rara. Keyla itu orangnya hiperaktif, suka ngomong. Suka ngomong bukan berarti cerewet tapi Keyla itu salah satu aktivis kampus di fakultas Rara. Beda jauh sama Rara. Rara mah mau datang kuliah aja udah syukur.
Tapi di semester 5 ini beda, untuk pertama kalinya Rara mengikuti jejak Keyla untuk ikut andil jadi panitia ospek mahasiswa baru nantinya. Inipun sebenarnya akibat paksaan dari Keyla dan Toni. Alhasil Rara jadi sedikit sibuk dan merelakan waktu rebahannya untuk kegiatan kampus.
"Ra, besok kita rapat ya disekre jam 4."
Baru saja Rara hendak mengajak Farrel makan sate Mang Didin di samping Indomaret dekat rumahnya besok namun dia urungkan, karena jadwal kosongnya besok harus ia tukar dengan rapat panitia.
Bukan apa-apa, selain karena paksaan Keyla dan Toni, Rara punya alasan sendiri kenapa dia ikut jadi panitia tahun ini.
Rara mengangguk menanggapi ucapan Keyla. "Gue ke toilet bentar."
Rara keluar kelas, sedikit berlari ke arah toilet karena ponselnya yang sudah berdering sedari tadi mengganggunya.
"Kenapa sih!?"
"Buseet! Ngegas amat."
Rara memutar bola matanya malas, masih menunggu suara yang berada di ujung sana.