1. Misteri tutup botol bernanah.

8 1 0
                                    

Hantu hanyalah ilusi.  Dan rasa takut hanyalah sugesti.

Kita hidup berdampingan.  Terlihat atau tidak terlihat.  Semuanya sama-sama ciftaan Tuhan.

***

"Apa tadi katanya? "

Riani menghembuskan nafas kesal.  Ingin menjawab tapi ia tengah fokus membaca subtitel film korea di tv dengan fokus.

"Suaminya selingkuh sama tiga cewek sekaligus ma. "Riani menjawab asal.  Dari pada berdosa mengabaikan  ibunya sendiri lebih baik dia jawab asal saja. Ck,  lebih baik nonton film india.  Sambil nonton bisa ikut joget kan kalo si pemeran sudah bernyanyi sambil goyang-goyang.

"Sok ganteng amat sih,  muka biasa aja banyak tingkahnya. " Dumel Rum terjebak perkataan anaknya sendiri.  Padahalkan Riani juga tidak tau, lagian kan dia baru nonton tiga menit yang lalu.  Mana tau alur cerita kalo filmnya sudah episode tiga.

Riani tertawa dalam hati. Bukan hanya sinetron azab saja ternyata yang bisa bikin darah tinggi.  Film korea pun bahkan lebih bikin kesel Rum yang kesusahaan membaca subtitel yang kadang kecepetan.

Bruuuk

"Apa tuh? " Rum bertanya Was-was.  "Ri, cepet sana cek. "

Entah takut atau tak ingin melewati serial drama korea tentang pengkhianatan seorang suami yang menyelingkuhi istrinya sendiri. Riani agak kesal jika harus bangkit dari rebahannya.

"Rahma kali Ma. " Riani memberi pendapat.

"Enggak ada,  si Rahma tadi mama suruh beli obat nyamuk. " Rum masih pokus melihat tv.  "Cepetan sana cek,  tau aja ada apa-apa. " suruh Rum tanpa bisa di bantah.

Riani menghembuskan nafas kesal ia segera bangkit dan berjalan malas ke ruang tamu. 

"Eh,  tutup botol minyak wangi siapa nih kok ada di sini sih,  pecah lagi. " Riani meraih tutup botol itu.  "Wleeek,  kok bau busuk ya. "Riani menutup hidung sambil menjauhkan tutup botol itu dari hidungnya.

"Mama,  ada tutup botol nih. " Riani melapor.  Tangan dan pundaknya mendadak sakit saat menyentuh tutup botol itu. 

"Tutup botol apa? " Rum bertanya panik.

"Enggak tau tapi bau busuk. " Riani memberi tau.  Setelah tadi mencium tutup botol yang berbau busuk, Riani segera menaruh lagi di tempat semula.

"Hallo pa,  ada yang aneh lagi nih di rumah. " Rum melapor kepada sang suami yang berada di luar kota.

Bukan sekali dua kali ini terjadi.  Banyak hal-hal janggal yang sering muncul dari rumahnya.

Mulai dari teror batu yang jatuh dari atap rumahnya.  Bunyi benda jatuh dengan suara cukup keras yang entah dimana asal suaranya.  Hingga seekor katak yang berdiam diri di kamar mandi,  bukan hal aneh sih namun yang membuat rumah ini terasa tercekam adalah karena di mulut katak itu terdapat kain kapan.

Dan yang terakhir, ternyata di tutup botol itu tersiram bunga tujuh rupa dengan campuran nanah yang membuat bau busuk.

"Wlee bau. " Rahma menjauh kan botol itu.  Awalnya ia tak percaya namun setelah ia coba sendiri ternyata memang benar adanya.

"Haha,  itu tuh bau dari kembang tujuh rupa yang di campur nanah. " Ujar paman Riani yang memang sudah paham dengan kejadian mistis seperti ini.

"Nanah?!  Ih,  jijik! "Rahma menyeru lalu meletakan kembali tutup botol itu.  Terakhir iyma mengusap tangannya sendiri seolah tengah menghapus noda yang sangat kotor di tangannya.

Paman Riani mulai bereaksi. Tangannya mengacung kedepan, mengepal dan bergetar seolah ada kekuatan yang mempengaruhinya.

Eri,  menarik nafas kasar lalu tertawa dengan suara besar yang menyeramkan.  Seolah tengah berkomunikasi dengan makluk astral pamannya kadang mengangguk atau menggeleng kepala.

Suasana ruang tamu mendadak mencekam.  Apalagi pundak Riani terasa sangat berat.

"Sudah,  coba cium wanginya lagi Ra,  pasti baunya ilang. " ujar Eri setelah menarik nafas panjang dan berekspresi seperti semula.

Rahma menurut,  saking keponya dia pun segera mengendus kembali tutup botol itu.  "Wah iya nih,  baunya ilang. " Ujar Rahma membenarkan. "Mau buktiin teh? "

Riani menggeleng.  Pundaknya memberat,  Riani memilih besandar di sofa ruang tamunya.

"Sebenarnya, " Riani membuka suara,  "Ini karena guna-guna atau semacamnya kah? " Riani bertanya kepo.

Eri tersenyum tipis.  "Ra-Ha-Sia. " Ujar Eri penuh penekanan.  "Lebih baik jangan mikirin penyebabnya,  tapi perbanyak aja dzikir dan dekatkan diri kepada sang pencifta. " Ujar Eri,  sebelum pulang dia mengobrol serius dengan Rum, itu terlihat saat Riani melihat mereka memilih menjauh dan mgobrol dengan suara kecil.

Riani terdiam di tempat,  pundaknya kian memberat namun ia juga tak ingin membuat sang mama khawatir.  Apalagi Senja belum pulang dan mereka hanya bertiga di rumah.

"Teteh tadi manggil nama Rahma ya? " Rahma bertanya saat ia telah duduk di dekat Riani. 

Riani menggeleng kepala.  "Kapan? Orang teteh lagi duduk di sini aja kok. " Riani menyangkal,  sungguh sejak tadi dia hanya duduk terdiam di tempatnya.

"Ah masa sih,  teteh becandakan.  Tadi teteh berdiri di luar loh terus manggil nama Rahma, " Rahma ingat betul tadi kakaknya memanggil namanya.  Saat tadi ia tengah berbincang di luar dengan teman nya yang memang bertetangga.

"Ma,  tadi teh Riani keluar kan manggil Rahma? " Nampaknya Rahma belum percaya.  Ia bertanya pada sang mama yang tengah sibuk mengobrol membahas keanehan lainnya lagi dengan suaminya.

Rum menggeleng kepala.  "Seingat mama,  Raina dari tadi enggak kemana-mana deh.  Kecuali tadi nganter paman Eri keluar. "  Ujar sang mama menjelaskan.

"Lah terus tadi..." Rahma mengerjap iya menunjuk baju yang di kenakan Riani." Kok kakak pake baju merah sih,  bukannya tadi pake baju item ya."

Riani mengeleng.  "Tadi teteh cuman di sini aja Rahma! "

"Lah terus tadi... " Rahma mengerjap.  Dalam sekejap dia mendekat dan memeluk lengan Riani erat.  "Siapa? "

Seketika beban di pundak Riani memberat.

***
Sebenernya aku enggak boong nih.. Soal yang di atas itu pengalaman aku sendiri.

Untuk yang kepo jalan cerita selanjutnya tapi masih takut karena berjendre horor. Tenang aja,  enggak horor -horor banget kok.
Eh serem maksudnya😂😁

(Bukan) Arwah penasaran! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang