9. What?

394 83 37
                                    

Pagi yang cerah. Udara segar di pagi hari kini memenuhi rongga paru-paru Yerin. Yerin sengaja menghirup dan menghembuskan nafas nya berkali-kali. Begitu sangat menyejukan.

Pagi ini Yerin sedang duduk di pelataran rumah nya di temani sang kucing kesayangan –Mumu. Kali ini Yerin menunggu kehadiran Doyoung untuk menjemputnya. Ini bukan kemauan Yerin, tapi Doyoung yang memaksanya untuk berangkat bareng.

Pastilah alasan nya karena kaki Yerin yang belum begitu sembuh total  –masih terlihat sedikit bengkak. Tapi menurut Yerin itu tidak begitu menyakitkan. Doyoung saja yang terlalu protective.

Mumu yang sekarang sedang menemani Yerin di luar malah terlelap tidur dalam pangkuan Yerin. Memang kebiasaan buruk mumu adalah ketika sudah di beri makan pasti dia bakalan langsung tidur.

Yerin juga sebenarnya pengen.

Rasanya waktu berjalan begitu lambat, contohnya saja Doyoung tak kunjung menampakkan dirinya. Padahal sekarang sudah jam enam lebih. Apa Yerin harus menelepon Doyoung? Tapi itu terkesan tidak sopan —sudah di jemput, minta cepat pula.

Tidak apa-apa Yerin akan menunggu nya sebentar lagi.

Dan benar, belum saja bulat 5 menit terlihat Doyoung yang baru saja keluar dari mobil dan menghampiri Yerin dengan berlarian kecil.

"Maaf-maaf gue telat banget ya?" tanya Doyoung sedikit ngosngosan, Doyoung menyadari kesalahan nya ya dia harus minta maaf. Namun Yerin tidak mempersalahkan nya, dia hanya tersenyum dan mengangguk.

Sebelum Yerin berdiri, terlebih dahulu ia mengangkat tubuh mumu yang agak berat dan menaruhnya di lantai. tenang saja mumu tidak gampang terbangun.

Yerin mengangkat tangannya keudara untuk meminta bantuan kepada Doyoung agar bisa berdiri. Doyoung yang sangat cekatan ia menarik tubuh Yerin dengan sedikit kesulitan "berat" ucapnya.

Dasar mulut ga ada akhlak!

"Apa?! Kamu bilang apa barusan?"

Dan akhirnya Doyoung berhasil mengangkat Yerin jadi bisa berdiri seklaigus membuatnya marah.

"Lo berat" ucap Doyoung sangat enteng dan seakan-akan kata itu meluncur dari mulutnya tanpa seperizin.

Please Doy, pagi-pagi jangan bikin Yerin darah tinggi dong. Yerin yang tidak bisa menampung banyak amarah akhirnya pun ia lampiaskan dengan mencubit lengan Doyoung "Itu mah Kamu nya aja yang kurus!"

"Emang itu kenyataan nya, Rin. Masa gue harus bohong?"

Bukannya meminta maaf, Doyoung malah memperpanas suasana.

"Tuh kan! Kamu mah nyebelin ah! Awas, saya bisa jalan sendiri"

"Nggak boleh. Kaki lo masih bengkak, Rin."

"Saya nggak peduli. Minggir!" ketus Yerin yang sudah terlanjur terguyur oleh api amarah.

Yerin mulai melangkahkan kakinya sedikit demi sedikit dengan hati-hati. Namun usaha nya nihil, hampir saja Yerin tersungkur ke tanah karena ia merasakan kakinya lemas dan nyutnyutan.

Namun dengan cepat Doyoung menahan bahu Yerin dengan tangan nya agar Yerin tidak terjatuh "Kan udah gue bilang"

"Saya bisa, Doy" keukeuh Yerin yang masih mau nekat jalan sendiri.

"Gue pegangin atau gue gendong kayak kemarin?"

Skakmat, Yerin terdiam membeku disana. Seketika Yerin merasakan desiran aneh dalam dirinya yang membuat pipinya chubby Yerin memerah layaknya seperti kepiting rebus.

100 Day's My Cute Love | JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang