13 | Jealous for love

542 46 4
                                    



Happy Reading 🎉


"CHENLEEEEEE"

"Woi anjingg!!!"

Renjun meneriaki Chenle dengan kesel, namun yang diteriaki hanya mengacuhinya. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Ini kenapa pada ribut dah?" Tanya Haechan yang baru saja balik dari toilet.

Jeno hanya mengedikkan bahunya kemudian melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda, yaitu bermain Mobile Legend.

Haechan kemudian duduk disebelah Chenle. "Kalian tau gak kalo sekolah kita ada muris baru lagi. Tapi cowok, dan katanya dia pindahan dari Paris."

Mendengar kata paris membuat Chenle mengalihkan atensinya kepada Haechan.

"Paris?"ulang Chenle pada Haechan yang langsung dibalas anggukan.

"Oh iya, tadi gue liat cewek lo bareng si murid baru itu" Lanjut Haechan.

Chenle tersenyum miring, "sudah gue duga."

Sontak jawaban Chenle membuat Jeno secara refleks melotot padanya.

"Kalo lo tau kenapa lo diem aja bego!?" Saking gregetmya Renjun berbicara sepertiengajak tawuran.

Yang lain hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan pertanyaan yang diberikan oleh Renjun.

Chenle hanya mengendikkan bahunya kemudian bangkit berdiri. Mark yang melihat itu pun menahan pergelangan tangan Chenle.

"Mau kemana lo? Jangan nyari gara-gara mau gebukin anak baru."

Chenle hanya tersenyum geli
Kemudian melepaskan cengkraman Mark dari pergelangan tangannya.

"Gue mau ke rooftop. Kalo cewek gue nyari bilang aja gue disana."

Setelah Chenle pergi meninggalkan mereka, Jeno membuka suara. "Kelihatannya Chenle cemburu deh,"

Yang lain pun saling berpandangan. "Untung gue gak punya pacar." Ucap Jisung miris.

"Itu mah nasib lo yang jomblo." Sinis Haechan yang berada disebelahnya.

Sontak yang lain tertawa karena melihat wajah kesal Jisung. Tiba-tiba Renjun teringat sesuatu,

"Jaemin mana dah, tumben kaga ada?"

Tadi nyusul Youra, mau ngajak kekantin katanya."

"Lah..... Tumben?"

"Tau dah...... Katanya mumpung si Chenle gak nempelin si Youra. Curiga gue dia suka sama sepupunya sendiri." Haechan bergindik ngeri.

"Bodoh."

Renjun tertawa lalu memukul kepalanya dengan buku LKS yang ia pegang. Belum sempat Haechan berteriak ingin protes, ucapan Mark kembali membuatnya bungkam.

"Lah... Katanya si Youra sama anak baru itu?"







🐬❤🐬

"Jadi kelas kita sebelahan ya? Padahal gue maunya kita sekelas." Ucap Hyunjin.

Gue hanya menggelengkan kepala sesekali tertawa melihat tingkahnya.

"Gila lo. Mau nyari gara-gara apa lo?"

Hyunjin berakting layaknya orang yang tersakiti, "padahal nih ya, gue itu mau langsung nembak lo pas balik dari Paris. Ehh tau tau nya uda ada pawangnya."

Sepanjang perjalanan menuju kelas Hyunjin kami isi dengan candaan sesekali dia memceritakan keseruannya di Paris.

"Oh iya, terimakasih ya karena mau gue bikin repot. Bilang ke Chenle juga gue minta maaf karena minjem ceweknya pagi-pagi cuma buat anterin gue ke ruang kepala sekolah."

Gue tersenyum manis, "gakpapa, kayak sama siapa aja. Haha."

"Aish jangan manis-manis donk ra senyumnya. Nanti gue malah nikung lo dari Chenle nih. Haha...." Canda Hyunjin mengacak rambut gue.

"Iiihhhh.... Hancur nih rambut gue." Gue menepis kasar tangan Hyunjin.

"Oke makasih ya."

Hyunjin tersenyum membuat gue mau tak mau membalas tersenyum juga. Dia melihat jam dipergelangan tangannya lalu menatap gue. "Kayaknya pacar lo marah deh.... Lo omongin baik-baik dah, gue gak mau dicap perusak hubungan orang."

Gue menganggukkan kepala. Kemudian berjalan kearah kelas gue seraya melambaikan tangan pada Hyunjin.

Ketika sampai di kelas, mata gue bergerak kanan dan kiri mencari keberadaan Chenle. Tapi nihil, yang gue temuin cuma Jaemin dan yang lainnya.

Akhirnya gue melangkahkan kaki menuju Mark yang berada tak jauh dari posisi gue berdiri.

"Chenle mana, Mark?"

Mark yang sedang memakan makanannya menoleh kearah gue. "Di rooftop."

Gue menatap Mark dengan tatapan bingung, tumben aja gitu.

"Oh oke."

Tanpa memperdulikan teriakan Jaemin yang tau gue  baru masuk ke dalam kelas, gue langsung berlali meninggalkan kelas menuju ke tangga rooftop yang untungnya deket dengan kelas gue.

Setelah sampai di depan pintu rooftop, gue menarik nafas sebanyak-banyaknya. Pelan tapi pasti tangan gue memutas gagang pintu dan membukanya. Pemandangan pertama yang gue liat adalah, Chenle yang tengah tertidur di kursi panjang.

Akhirnya gue berjalan mendekati kursi tersebut. Berhenti tepat disamping tubuhnya dan menghalangi sinar matahari yang menerpa wajahnya. Merasa sinar matahari tidak lagi menerpa wajahnya, Chenle mengernyit bingung.

Ketika matanya terbuka dan menatap lurus mata gue dia berdehem dan berbicara, "ngapain disini?" Lalu menutup matanya kembali.

Gue tau dia sedang cemburu. Tapi mau bagaimana lagi. Masa gue nolak permintaan Hyunjin yang notabene nya murid baru dan kenalnya cuma sama gue doang.

"Mau datengin pacar." Jawab gue lalu duduk di ujung kursi.

"Udah punya yang baru, ngapain kesini?"

Gue mendengus pelan, bukannya gue udah bilang ke dia kalau Hyunjin itu cuma gue anggap temen.

"Kan udah aku bilang, kalau Hyunjin itu cuma temen doang."

"Tapi kan aku udah bilang,jangan terlalu deket sama cowok lain selain aku. Nanti kalau mereka suka sama kamu gimana?!"

Chenle mendudukkan dirinya di menatap gue tajam. Lalu menghela nafas ketika melihat gue yang hampir menangis karena bentakkannya tadi. Tanpa ambil pusing dia langsung menarik kedalam pelukannya dan mengusap punggung gue.

"Sttt.... Udah gakpapa, jangan nangis. Maaf ya udah bentak kamu tadi." Chenle mencium pelipis gue berkali-kali.

"Aku gak mau kamu deket sama dia karena aku tau Hyunjin suka kan sama kamu? Kelihatan soalnya dari cara dia natap kamu tuh sama kayak aku mandang kamu."

Gue yang masih sesenggukan hanya menganggukkan kepala, Chenle terkekeh. "Udah donk nangisnya."

Dia melepaskan pelukannya ke gue terus menatap mata gue  seraya tersenyum. Jemarinya dengan sigap menghapus air mata yang berlinang di ujung mata gue.

"Kamu gak marah lagi?"

Chenle menggelengkan kepalanya, masih dengan senyuman manisnya dia menatap gue. "Aku gak marah sama kamu, aku cuma gak suka aja sama kedeketan kamu dan Hyunjin, aku minta maaf ya?"

Gue menganggukkan kepala, dan meluk dia. "Harusnya aku yang minta maaf."

Chenle terkekeh. "Aduhh ini kok malah tambah mewek gini sihh, nanti aku dikira habis ngapa-ngapain kamu lagi."

"BIARIN HABISNYA BIKIN KESEL SIH."

"Haha... Iya iya maafin lele ya sayang."




























Tbc.

A/n : makasih buat yang mau nungguin up, hope you enjoy it.
Jangan lupa votment yaa
#THANKYOU

26, June, 2020

Star  | •Zhong ChenleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang