Prolog

6.2K 435 47
                                    

Jangan lupa di vote juga komen.

Follow ig: @storiesalfina ya.

⬇⬇⬇⬇

Malam ini Barbara sudah tampil cantik dengan celana levis panjangnya yang sobek di bagian lutut dan kaos putih crop yang sangat pas di badannya yang ramping. Tampilannya memang terlihat biasa-biasa saja tapi harga dari outfit yang dia pakai itu selangit. Tapi percayalah, meski selalu tampil sederhana Barbara bisa membuat semua laki-laki hanya terpaku kepadanya saja jika sedang berada di keramaian.

Tujuan Barbara sudah menggunakan pakaian rapih malam ini adalah karena dia sedang menunggu Rouvel, mereka akan menghabiskan malam Minggu ini dengan jalan-jalan. Tapi entah kenapa saat jam sudah menunjukkan pukul 8 Rouvel belum muncul juga, padahal janjinya cowok itu akan menjemput Barbara pukul 7 malam.

"Non, masih nunggu toh? Kirain Bibi, Non udah pergi daritadi."

Kepala Barbara yang tadinya menunduk lesu pun langsung terangkat saat mendengar suara Bi Atun, yang tak lain adalah ART sekaligus sosok yang sudah mengasuhnya sedari dia kecil.

Tiap sudut bibir gadis itu terangkat naik, dia membentuk sebuah senyuman tipis sebelum menjawab Bi Atun.

"Rouvel belum jemput, Bi. Kayaknya sih dia kejebak macet."

Mendengarnya membuat kepala Bi Atun mengangguk-angguk, wanita paruh baya itu mengeratkan jaket yang melekat di tubuhnya sambil menatap gerbang tinggi di depan sana. Dia lalu menghela nafas saat melihat anak majikannya terlihat lesu.

Bi Atun memilih duduk di sisi Barbara. "Non mau di bawain jaket dulu? Bibi gak mau kalau Non sakit karena masuk angin, cuacanya dingin malam ini. Tuan bisa marah juga nanti. Atau mau di buatkan teh hangat?"

Ah, hati Barbara langsung menghangat ketika mendengar setiap tawaran dari Bi Atun tadi. Wanita tua di sisinya ini memang sudah seperti Ibu kedua bagi Barbara, Ibu Barbara yang sesungguhnya tidak menetap di sini. Hal itu jelas membuatnya sangat menyayangi sosok Bi Atun.

Gadis itu adalah anak broken home, yang bisa di bilang kesepian. Orang tua Barbara sudah bercerai saat dia baru menginjak kelas 3 SMP, dan sekarang Barbara sudah menginjak kelas 2 SMA. Alasan mereka bercerai katanya karena tidak saling menginginkan dan menyayangi satu sama lain lagi meski Barbara ragu akan hal itu. Ibu Barbara memilih untuk pulang  ke negara asalnya yaitu Australia, dan karena hak asuk jatuh kepada Ayahnya jadi Barbara masih menetap di Indonesia.

"Non, gimana?"Bi Atun bertanya lagi soal tawarannya karena sedari tadi Barbara hanya diam.

Seolah tersadar dari lamunannya gadis berambut pirang itu pun mengerjapkan matanya beberapa kali, dia menatap Bi Atun yang nampak kebingungan.

"Gak usah, Bibi. Lagian Barbara gak ngerasa kedinginan, kok. Udah Bibi duduk aja nemenin Barbara di sini."Barbara menolak dengan halus.

"Ya oke deh, kalau Non maunya gitu,"gumam Bi Atun.

Selama gadis itu menunggu Rouvel, dia mengobrol banyak hal dengan Bi Atun dan tanpa terasa 30 menit berlalu namun tidak ada tanda-tanda Rouvel akan datang untuk menjemputnya.

"Non, Bibi udah ngantuk nih. Pengen masuk kedalam tapi gak enak sama Non. Lagian Non yakin masih mau nunggu Den Rouvel?"Bi Atun bertanya sambil menutup mulutnya yang menguap.

BAROUVEL STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang