31. Aletta vs Tulip

2.2K 243 102
                                    

jangan lupa di vote dan komen-!

(kalau ada typo koreksi ya)

||||

"Rou, Bunda mana?"

Rouvel langsung mendelikan mata saat mendengar pertanyaan Devano, cowok itu menatap Ayahnya dengan kesal.

"Ada di dalem."

"Lagi ngobrol dulu sama Bu Mati?"

Kening Rouvel mengernyit. "Bu Mati siapa?"

Devano bingung, dia menatap anaknya sebelum melirik sekilas ruang Guru.

"Wali kelas kamu namanya itu kan?"tanyanya dengan tanpa dosa.

"Bu Marti bukan Mati, astaghfirullah Ayah!"bisik Rouvel yang geram sendiri.

"Ya maaf, tadi typo."

"Ini bukan lagi ngetik Ayah, jadi bukan typo. Di tinggal tidur sendirian jadi gini nih efeknya."

Cengiran Devano muncul, dia juga tak tahu kenapa bisa ngaco seperti ini. Apa mungkin karena ingin bertemu Aletta di dalam, ya?

"Makannya bujuk Bunda kamu supaya mau temenin Ayah tidur lagi,"ujar Devano yang berniat membujuk Rouvel agar mau membantunya.

"Gak mau!"

"Ayah bakal beliin kamu motor keluaran terbaru."

"Alah, paling di beliin motor mainan lagi kayak waktu Rouvel kelas 9 dulu."

Dulu Aletta pernah cemburu kepada sekertaris Devano sewaktu Rouvel masih kelas 9 SMP, dan karena itu Devano meminta Rouvel membujuk sang Bunda dengan imbalan akan di belikan motor.

Singkat cerita, Rouvel sudah berhasil membujuk Aletta agar tidak merajuk lagi dan dia langsung meminta imbalannya kepada Devano. Cowok itu kira dia di belikan motor ninja atau minimal Vespa oleh Ayahnya, ternyata dia hanya di belikan motor mainan.

"Gak di beliin mainan, sekarang kan udah besar. Ayo bujuk Bunda, mau motor keluaran terbaru yang kamu pengen itu, kan?" Devano masih berusaha membujuk.

Rouvel memperhatikan wajah Ayahnya, matanya sedikit memicing. "Sorry, Rou bisa beli motornya tanpa uang Ayah."

"Di beliin siapa emang? Motornya gak murah."

"Ayah lupa ya Bunda juga punya banyak uang? Dia bisa nambahin uang Rouvel buat beli motornya, cukup Rou bantu Bunda cuci piring aja."

Devano di buat diam oleh fakta itu, dia lupa Aletta anak konglomerat.

"Devano!"

Kepala Devano juga Rouvel secara bersamaan menengok keasal suara, ternyata disana sudah ada Tulip yang kini tersenyum karena Devano menatap kearahnya. Wanita itu tidak sendirian karena ada Lyly yang membantu mendorong kursi rodanya.

"Sapa dia balik kita makin musuhan!"desis Rouvel, nadanya jadi dingin dan tidak sehangat tadi.

Mau tak mau Devano pun hanya diam, dia juga marah soal Tulip dan Lyly yang menuduhnya berselingkuh dengan wanita itu.

BAROUVEL STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang