02. Tuh kan

3.7K 278 44
                                    

02. Tuh kan

Hai!

Jangan lupa di vote juga komen ya!

^^^^

"Rouvel!"

Rouvel yang tadinya ingin menyalakan motor pun jadi menolehkan kepalanya ke kanan, dia menaikan satu alisnya.

"Apa?"

Barbara tersenyum tipis, gadis yang matanya menyipit karena kepanasan oleh terik matahari di atas sana itu seperti kelihatan senang juga lega karena Rouvel kelihatan sendiri.

"Mau nganterin aku ke Mall gak?"tanyanya, nada Barbara itu lembut sekali bahkan gadis itu marah saja nadanya malah masih lembut.

"Ngapain?"

"Jalan terus beli novel. Aku pengen jalan sama kamu."

Rouvel diam sebentar, kening cowok itu mengernyit. Baru saja cowok itu hendak menjawab Barbara, tiba-tiba Lyly juga segerombolan teman tongkrongan Rouvel datang. Dan wajah Barbara jadi berubah datar, pastinya Rouvel akan menolak ajakan Barbara jika sudah ada mereka.

"Hai, Barbar! Mau ikut nongkrong?"

Kepala Barbara menggeleng ketika suara Verena terdengar, Barbara tidak suka nongkrong dengan mereka.

Qaseema tertawa, gadis yang sedikit tomboy itu melirik dengan tatapan remeh kepada Barbara.

"Mana mau anak rumahan kayak dia nongkrong sama arurang. Lagian gak asik nongkrong sama modelan begituan,"ucapnya dengan nada bercanda, tapi Barbara tahu itu sebenarnya adalah ledekan untuk Barbara.

"Julid banget maneh, sini bayar dulu hutangnya ke urang!"sahut Morval yang membuat mata Qaseema mendelik.

"Barbar mau pulang sama Opelnya, ya?"

Rouvel mendengus. "Jangan panggil gue kek gitu, anjir."

Rayyan sontak terkekeh sambil mengacungkan jari telunjuk juga tengahnya. Rouvel memang tidak suka di panggil dengan sebutan Opel, katanya terdengar alay.

"Galak ih Aa',"goda Cleon sambil memakai helmnya.

Teman-teman Rouvel itu memang menyebalkan, mereka selalu menggoda Rouvel dengan sebutan yang keluarga Rouvel panggil. Contohnya ya Aa' itu.

"Rou ada janji sama Barbar? Kayaknya Barbar nungguin."

Barbara menatap Lyly, gadis itu tahu kabar soal Lyly yang sedang tidak enak badan dan dia yakin sekali bahwa Rouvel akan menolak ajakannya. Cowok itu pasti lebih ingin mengantarkan Lyly pulang.

"Naik,"titah Rouvel.

Kening Barbara mengernyit. "Kamu suruh naik ke siapa? Kak Lyly atau aku?"

"Kayaknya ke lo deh, Bar. Gue bisa pulang sama Marvel atau sama yang-"

"Ke Lyly. Cepet naik, panas ini."

Tuh kan.

Senyum kecut Barbara terlihat, gadis itu mundur beberapa langkah saat motor-motor yang di kendarai oleh Rouvel juga yang lainnya mulai ingin meninggalkan parkiran sekolah.

BAROUVEL STORY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang