Brakkk!
Suara bantingan itu menggema di seluruh penjuru rumahnya, yang sederhana tetapi berkesan modern itu.
Sang empu yang sedang asik di dunia mimpinya mau tak mau ikut kaget, lantaran bantingan pintu yang dilakukan oleh mamahnya barusan.
"Liaaaa ... udah jam berapa ini, niat sekolah nggak sih kamu?!"
Lia pun akhirnya bangun dari ranjang dan menyahut suara mamanya dengan tidak kalah lantang, "iyaaaa mahhh ini Lia udah bangun udah deh gausah teriak-teriak masih pagi!" ucap Lia kesal, lantaran hampir setiap pagi mamahnya menghampiri dan mengomel karena bangunnya yang selalu kesiangan.
"Kamu itu cewek Lia mau jadi apa kamu ntar kalo bangun siang terus, coba liat adek kam ..."
Sementara Lia yang mendengarnya pun berdecak sebal kemudian menyaut, "Stop...! banding-bandingin anak sendiri mah" saut Lia sebelum Fira, mamahnya melanjutkan kalimat pedas ala emak-emak.
Tanpa pikir panjang, Lia langsung berlari ke kamar mandi yang ada diujung kanan kamarnya, untuk melakukan ritual pagi tanpa memperdulikan celotehan mamahnya barusan.
Hanya butuh waktu 15 menit ia keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam putih abu-abu yang melekat pas ditubuhnya. karena ini hari Senin dan udah bisa ditebak kalau hari ini akan ada--
--iya betul banget gaes, Upacara!
Jadi, Lia mau tidak mau harus berangkat lebih pagi dari biasanya.
setelah ia mengenakan seragam khas anak SMA kemudian ia memoleskan sedikit bedak dan liptin biar ga terlalu pucet. tapi Jan tebel-tebel ya gaess ntar di labrak kakel lagi wkwk ....
"Njir ... topi gua mana lagi ni, perasaan kemaren udah gua cuci deh mana setengah jam udah upacara lagi," gumam Lia sambil mengacak-ngacak laci meja tempat dia biasa meletakkan barang, hanya ada beberapa alat tulis, kaos kaki, dan jepitan rambut yang tidak pernah hilang karena selalu berada di sana.
Seketika ia mencoba mengingat-ingat kejadian setelah mencuci baju kemarin.
"bentar deh kemaren itu kan hujan, terus ... seragam voli gua aja belom kering berakti ohh iya, anjingg! topi gua belum gua ambil!" gumamnya sambil berlari menuju halaman belakang untuk memastikan ingatannya itu.
Dan ternyata true banget, topinya ada dalam keadaan setengah kering.
"Kenapa gua ampe lupa sih, aelah mana dah mau telat lagi, dahlah gua pinjem Andre aja biar nggak kelamaan" gumamya sambil berjalan kearah ruang tamu untuk berpamitan dan meminta tambahan uang saku.
Setelah berpamitan pada orangtuanya, dengan langkah terburu-buru Lia mengambil motor kesayangannya yang sudah ia modif sekece mungkin
"Brumm.... Brummmm" suara knalpot motornya yang sudah melaju ditengah ramainya jalan ibu kota, ia segera melajukan kendaraanya menuju SMA Ganesha tempatnya ia dan teman-temannya mencari ilmu dan uang jajan.
Hampir disetiap jalan ia selalu mendapat sumpah serapah dari pengguna jalan lain, lantaran ia kebut-kebutan dijalan dengan keadaan motor yang tidak sesuai standar.
Ia tidak menghiraukan justru ia malah menambah kecepatannya "Bacott lu pada!" ucap Lia pada pengguna jalan yang sudah menyumpahinya.
Tak butuh waktu lama ia sudah sampai disekolah dan segera memakirkan motor kesayangannya diparkiran khusus.
Dengan langkah yang terburu-buru, ia bergeges melewati koridor. tujuannnya saat ini adalah kelasnya X IPS 4 yang berada diujung lantai 2.
"Napa lu, kaya abis dikejar anjing aja?" ucap Febri yang sedang duduk dikursi samping Lia sambil memakan kripik pisangnya.
Dengan keadaan ngos-ngosan, Lia meraih milk tea yang ada dimejanya lalu meneguknya hingga tersisa setengah gelas "Heh... Apa-apaan lu ditanya baek-baek malah maen nyaut minum orang!" ucap Febri sebal, lantaran minumannya yang barusan ia beli dikantin dan belum sempat ia minum malah diteguk oleh Lia tanpa izinnya dan hanya menyisahkan setengah gelas.
Setelah ia puas meneguk minuman milik temannya itu, Lia pun menjawab pertanyaan teman laknatnya.
"capek gua" ucapnya dgn nafas yang berat. kemudian ia kembali berdiri dan menghampiri ketua kelasnya Rio.
"Yooo pinjem topi!" teriak Lia yang membuat seisi kelas menatapnya. sedangkan yang ditatap malah tersenyum tanpa rasa bersalah pun.
Rio yang mendengar namanya dipanggilpun masuk kedalam kelas untuk memastikan ada kejadian apa "Iya, ambil aja neng geulish abang bawa topi 2 kok." ucap Rio dengan nada lebaynya.
sedangkan seisi kelas menertawakan keabsurdan kedua temannya itu, tak lupa febri yang terus tertawa tanpa henti sambil menghabiskan kripiknya.
Lia yang mendengar ucapan alay Rio itu pun menjawab "ilfil gua lama-lama kalo deket ama lo!" ucap Lia, kemudian menghampiri Febri dan mengajaknya keluar untuk mencari barisan.
Sedangkan Rio hanya tertawa melihat tingkah teman saingannya itu.
#Typo bertebaran harap dimaklumi😌
KAMU SEDANG MEMBACA
This is my real life [ON GOING]
Teen FictionHolla beb! Jgn lupa Follow ya!! masih pemula, jadi krisar dari kalian sangat dibutuhkan disini. Ditunggu vote and spam comentnya 🚧 Warning 🚧 Banyak kalimat toxic, dimohon para readers untuk lebih smart dan tidak meniru! ...