Prolog

22.9K 799 75
                                    

⋆ ˚。⋆୨୧˚ᴡᴇʟᴄᴏᴍᴇ ᴛᴏ ᴍʏ ᴡᴏʀʟᴅ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Selamat datang di cerita pertama Dhiya yang imut ini. Dhiya berharap cerita ini mampu menghibur pembaca walaupun Dhiya sendiri tidak yakin. Sebenarnya memang bukan cerita pertama karena cerita pertama sudah Dhiya hapus, tetapi anggap saja ini cerita pertama😭

Sebelumnya, mohon maaf jika ada banyak kesalahan dalam penulisan. Jika berkenan silakan beri kritik dan saran yang membangun^^

Kritik dan saran kalian adalah cara Dhiya untuk memperbaiki🤗

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak vote dan comment-nya! (Follow juga yuuuk🤭)

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak vote dan comment-nya! (Follow juga yuuuk🤭)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

"Jadi ini sekolah Icha, ya?" gumam gadis berlesung pipit menatap gerbang sekolah yang terbuka lebar. "Wow, luas banget udah kayak mal aja, deh."

SMA Cenderawasih, batinnya membaca papan di atas gerbang.

Ia sedikit gugup mengingat hari ini ialah hari pertama ia menjalani Masa Orientasi Siswa di SMA Cenderawasih ini. Seperti sekolah lain pada umumnya, ia harus mengenakan kostum dan peralatan yang sangat aneh untuk ia kenakan bahkan, terkesan tak layak pakai.

"Kelas Icha di mana, sih?" gumam gadis itu seraya celingukan mencari letak kelasnya.

"Aduh, kalau jalan pakai mata, dong!" teriaknya usai terjungkal akibat tertabrak oleh seseorang.

"Sorry." Lelaki itu hanya menatapnya dingin tanpa ada niat untuk membantunya sedikit pun.

Ih, baru juga beberapa menit di sekolah kok udah sial gini, sih? gerutu gadis itu dalam hatinya.

"Kelas apa?" tanya lelaki itu dengan tampang datarnya.

"Sepuluh MIPA tiga, Kak." Gadis itu menyibakkan kostumnya dari debu lantai yang menempel di rok abu-abu.

Sejujurnya ia tak hanya gugup melainkan, ia juga menanggung malu harus mengenakan kostum dan peralatan yang membuatnya terlihat seperti gembel.

"Lurus belok kanan. Cepat, bentar bel," titah lelaki di hadapannya singkat.

Gadis itu mengernyitkan dahinya hingga menimbulkan kerutan di sana. "Hah? Lurus belok kanan? Bentar bel? Hmm ... maksudnya?"

Lelaki itu berdecak sebal. "Kelas lo."

Gadis berlesung pipit itu memutar malas bola matanya seraya menatap punggung lelaki itu yang kian menjauh dari pandangannya. "Ih! Gak jelas banget jadi orang! Tadi nabrak gak nolongin, ngomong juga irit, sekarang ninggalin. Semoga dapat jodoh yang cerewet, huh!"

[✔️] Love with Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang