Part 7. Ulangan Fisika

5.8K 378 37
                                    

Tak mengapa, pergilah temui kebahagiaanmu. Melihatmu bahagia saja sudah cukup untuk diriku, perihal luka itu sudah biasa terjadi dalam kehidupan, bukan?
-🦋Love with Innocent Girl🦋-

✿✿✿

"Icha!" teriak Mama Andira dari bawah tangga membuat Icha tersentak karena terkejut.

"Huh, jantung Icha masih oke, 'kan? Mama kebiasaan banget buat Icha jantungan," keluhnya.

"Iya, Ma. Sebentar lagi!" balasnya dengan suara keras dari dalam kamar miliknya.

Icha lalu melangkahkan kedua kaki mungilnya keluar dari kamar bernuansa ungu miliknya. Terlihat Mamanya yang tengah berdiri di meja makan seraya membawa semangkuk sop untuk makan malamnya.

"Mama masak gak bilang-bilang. Icha mau bantuin juga tahu," rengeknya seraya duduk di kursi yang tersedia di meja makannya.

Mama Andira lalu tersenyum seraya menatap wajah polos putrinya itu. "Mama mau masakin khusus buat putri Mama yang pintar ini."

"Makasih, Ma." Tak ada obrolan di antara Icha dan Mamanya.

Keduanya asyik menikmati masakan buatan Andira, terutama Icha. Ia dengan lahap memasukkan sup jagung kesukaannya ke dalam mulutnya.

"Pelan-pelan, Sayang. Kayak gak makan satu minggu aja kamu," kekeh Mama Andira seraya menatap anak gadisnya yang tengah melahap masakan buatannya.

"Icha lapel tahu. Lama Icha gak matan ini," balasnya seraya mengunyah nasi di dalam mulutnya.

"Telan dulu, dong! Mama gak paham nih kamu ngomong apa, udah kayak anak kecil aja." Mama Andira menggelengkan kepalanya akan tingkah putrinya yang tak pernah berubah.

"Cha, besok malam ikut Mama bentar, yuk!" ajak Mama Andira.

"Ke mana?" tanya Icha disusul kerutan di dahinya.

Andira lalu meletakkan sendok yang berada di tangannya. "Mama mau kenalin kamu sama seseorang."

🦋

"Aqsha!" teriak Icha dari ujung koridor sekolahnya.

Merasa terpanggil Aqsha lantas menoleh. "Apa?"

"Aqsha nanti beli buku lagi gak? Kalau iya, Icha ikut kamu, ya? Icha pengin beli buku lagi," tanyanya seraya mendongakkan kepalanya menatap Aqsha.

"Kemarin udah selesai?" Aqsha melirik ke arah sang gadis yang kini tengah menatap dirinya.

Icha lalu kembali berjalan mengikuti langkah lebar milik Aqsha. "Udah, dong. Icha kemarin baca juga di Wattpad bagus, Sha. Icha baper tahu waktu bacanya. Tapi Icha sedih banget." Icha lalu memelankan pita suaranya.

Aqsha mengernyit seraya menatap gadis berlesung pipit itu. "Kenapa? Lo gak pa-pa, 'kan?"

Icha lalu menarik napas panjangnya sebelum kembali berucap, "cuma galau aja sih. Masa Icha tinggal baca beberapa chapter lagi malah dihapus sama author-nya. Sedih banget tahu. Padahal tuh Icha penasaran banget lanjutannya gimana."

Aqsha terkekeh mendengar jawaban Icha seraya mengacak-acak rambut gadis di sebelahnya ini. "Lo galau cuma karena itu? Gue kira ditinggal pacar."

Lagi dan lagi. Entah mengapa ucapan Aqsha selalu saja mengingatkannya pada seseorang yang sangat ingin ia lupakan.

"Lo gak pa-pa, 'kan, Natasha? Lo gak sakit, 'kan?" Aqsha lalu memegang dahi dan kedua pipi gadis berlesung pipit itu untuk memastikan ia tak demam.

Icha menggelengkan kepalanya cepat. "Icha gak pa-pa. Icha gak sakit demam kok."

[✔️] Love with Innocent GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang