Berhati-hatilah seorang lawan begitu pandai berkamuflase menjadi seorang kawan
-🦋Love with Innocent Girl🦋-***
Hari-hari Icha semakin berwarna. Devano-senior yang dikenal sangat judes pada wanita itu terlihat begitu romantis setiap harinya-bahkan menjadi bucin. Hal itu berhasil membuat para siswi merasa iri pada Icha, namun tak sedikit dari mereka mendukung hubungan keduanya. Icha duduk di rooftop bersama sang senior. Tangan kekar milik Devano meraih kepala Icha lalu menyenderkannya di bahu kokohnya.
Icha tersipu malu. "Kak?"
"Hmm?" sahut Devano hanya dengan deheman.
"Kak Devano sayang sama Icha, kah? Kenapa?" tanya Icha. Entah berapa kali ia menanyakan itu pada sang seniornya.
"Cinta gak perlu alasan, 'kan? Dan lo sendiri kenapa suka gue?" Mendengar pertanyaan itu Icha mendongak.
"Awalnya Icha gak suka sama Kakak. Kakak itu senior yang paling ketus, nyebelin, gak tahu cara meminta maaf ataupun makasih. Udah kayak kata terlarang aja gitu. Tapi, semakin lama Icha justru dibuat makin dekat sama Kakak dan akhirnya Icha suka deh sama Kak Devano," cerocosnya.
Walau belum seutuhnya karena Icha masih takut, lanjutnya dalam hati.
Devano mengangguk. Gadis di sebelahnya itu memanglah selalu ceplas-ceplos dan ia lebih menyukai itu. Meskipun menyakitkan namun nyata tidak dibuat-buat.
Keduanya memejamkan kedua matanya sejenak. Hari ini free class. Seluruh guru rapat di kantor dan membuat para siswa berpesta karenanya.
"Tapi Kak kenapa, ya, kok Icha ngerasa gak enak di hati. Kayak ada sesuatu yang bakal terjadi gitu, deh," akunya mendongak menatap sang senior.
Devano mengacak-acak kepala Icha pelan. "Perasaan lo aja."
"Kak Devano gak akan pergi dari Icha, 'kan? Gak akan ninggalin Icha, 'kan? Gak akan selingkuhin Icha, 'kan?" tanya Icha bertubi-tubi. Entah mungkin sudah puluhan kali pertanyaan itu selalu tertuju pada Devano.
"Enggak, Cha," balas Devano sabar.
"Ya udah, Icha percaya sama Kak Devano. Kak Devano mana mungkin lakuin itu," katanya seraya kembali menyenderkan kepalanya.
Terdengar embusan napas panjang dari mulut sang senior. "Cuma cowok bego yang bakal ninggalin lo, Cha."
"Kenapa?" tanya Icha seperti biasa dengan wajah lugunya.
"Karena lo beda dari cewek yang lain." Devano mengusap lembut telapak tangan Icha.
"Kak Devano janji, ya, selalu sama Icha sampai kapan pun! Nanti kalau Kak Devano beneran ninggalin Icha, Icha nanti tebas kepala Kak Devano kayak gini." Icha mempraktekkan gaya menebasnya dan berhasil membuat Devano terkekeh.
"Udah duduk. Gue janji, gua gak akan tinggalin lo." Devano menarik lembut lengan Icha hingga Icha duduk kembali di sebelahnya.
Devano meletakkan kepalanya di atas paha Icha. Memejamkan kedua mata elangnya sejenak. Hari ini begitu melelahkan bagi dirinya.
Icha membelai rambut Devano lembut membuatnya semakin larut dalam mimpinya. Icha terkekeh kecil. "Ternyata pacar Icha imut juga, ya?"
"Gue gak akan pernah biarin kalian barengan. Gue jamin kalian putus!" gumam seseorang dari kejauhan dengan senyum kecut di wajahnya. "Dan gue ambil apa yang seharusnya jadi milik gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Love with Innocent Girl
Teenfikce🌻WELCOME TO MY FIRST STORY^^ 🌻 CERITA SUDAH TAMAT [✔️] 🌻 Don't forget for vote and comment, Guys!! 🌻 If you like my story please follow me! Thank you!! 🌻 Semoga betah, HAPPY READING YAW^^ 🥀🥀🥀 Kisah ini menceritakan seorang gadis cantik anak...