03

6.6K 1K 324
                                    

Aku tak ingin menerima kenyataan bahwa aku mencintaimu. Karena nyatanya aku harus menerima kenyataan baru—

bahwa kamu bukan milikku.

Dan tak akan pernah bisa aku miliki.
—Lee Hana.

Aku memandang hujan yang tengah asik berjatuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Aku memandang hujan yang tengah asik berjatuhan. Mereka bahkan tak pernah bosan untuk jatuh berkali-kali, padahal mereka tahu jatuh itu sangat sakit.

Andai aku seperti hujan, aku tak perlu memikirkan bagaimana sakitnya kehidupan. Tapi nyatanya aku hanya sebuah ranting pohon yang rapuh, ia mudah patah dan jatuh lalu diinjak.

Hh... sungguh klise...

Tadi sore aku bertemu dengan Jaemin di rumahsakit, aku juga nggak tahu dia ngapain disana.



"Hana? Jisung? Ngapain kalian disini?"

Kami berdua menoleh, disana ada Jaemin. Dan sekarang kami malah terdiam.

"Mm... anu ki—"

"Gue lagi nemuin nyokap." sela Jisung.

Aku menghela pelan, untung Jisung ada alasan menjawab pertanyaan Jaemin.

"Elo sendiri ngapain disini?" tanya Jisung balik.

Jaemin tampak mengaruk kepalanya dengan ekpresi yang nggak bisa kami tebak.

"G-gue cuma gabut! Ah iya gue lagi gabut aja," katanya.

"Gabut?" beo Jisung. "Gabutnya itu sampe nggak bisa anterin Hana pulang gitu?"

Jaemin bungkam.





Lagi-lagi ada yang aneh sama Jaemin. Oke cukup. Semakin kesini aku semakin berpikiran buruk tentangnya.

Brak!

Pintu kamarku terbuka keras, hingga mengeluarkan suara yang sangat nyaring— bisa menulikan pendengaran.

"Hei kau anak haram!" Panggil pamanku. "Kenapa kau malah sibuk ngelamun?! kau pikir tinggal bersamaku hanya untuk berdiam seperti macam patung itu?!"

Aku langsung berdiri dan membukukan tubuhku, meminta maaf kepadanya. "Maaf paman,"

"Halah cepatlah kau bersihkan rumahku ini!"

Aku langsung bergegas keluar kamar, tapi saat aku melewati pamanku—


Bug.


Aw!

"Yang bersih!" tegasnya.

Punggungku sangat sakit— pamanku menendangku dengan kaki besarnya itu tepat dipunggungku.

"Jika aku pulang nanti rumah ini masih kotor, aku akan kasih kau makan bekas kucing liar itu macam dua hari yang lalu!"

Epiphany | Na Jaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang