Chapter 8, Update!
Dont forget to VOTE and COMMENT!
.
.
.
.
.
.
.VOTE!!!
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.•••••••••○○○
Mungkin, ikut terjun dan menyatu pada keramaian bukanlah hal yang buruk, maksud Sasuke di sini adalah, bahwa belanja persediaan makanan bersama Sakura cukup menyenangkan. Dalam artian, jika bersama Sakura. Jika tidak, maka Sasuke bisa menjamin bahwa belanja adalah hal yang membosankan.
Sejak awal Sakura mulai berkomunikasi dengan para penjual, Sasuke memperhatikan wanita ini dengan amat serius. Ia tanpa sadar selalu meletakkan perhatiannya pada wajah cantik sang istri.
Sasuke menyukai itu. Ketika senyum Sakura membalas sapaan para penjual, juga tangan Sakura yang memilah-milah bahan makanan. Suara lembut Sakura membalas guyonan wanita paruh baya yang menjual sayur. Sasuke menyukai itu, ketika Sakura sangat lihai dalam memilih bahan, tanpa ragu ia menyentuh semua pokok makanan.
Dia adalah wanita yang sempurna, meski Sasuke mengucapkan itu dalam hati. Hal-hal kecil yang Sakura tak sadari, selalu menarik hati Sasuke. Mungkin Sakura tak sadar bahwa gerakan sederhana seperti menyelipkan anak rambutnya ke telinga, atau Sakura yang terkadang memperbaiki ikatan rambutnya, hal itu selalu berhasil membuat Sasuke tersenyum tipis.
Cuaca memang tidak terik bahkan terkesan sejuk pagi ini. Tapi, terkadang peluh Sakura menggantung di keningnya, Sakura menyeka dengan sapu tangan merah muda pucat yang ia bawa di dalam tas kecil itu. Sasuke memiliki pemikiran untuk membantu Sakura selain sebagai pembawa barang-barang ini, tapi sepertinya Sakura akan lebih lihai melakukannya seorang diri.
Lagipula Sasuke tak terlalu paham mengenai perlengkapan atau makanan dapur. Yang bisa ia lakukan adalah mengekori ke mana Sakura pergi, dan membawa belanjaan mereka. Tak masalah walau hanya satu tangan, perlahan Sasuke mulai terbiasa dengan ini.
Tak buruk juga bisa menghabiskan waktu bersama Sakura seperti ini. Mungkin, hal-hal yang menggangu Sasuke adalah bisik-bisik ibu-ibu lainnya, mereka mengagumi ketampanan Sasuke dan juga loyalitas Sasuke, bahkan sampai mau menemani Sakura. Ya, ini cukup membuat Sasuke risih. Tapi bagaimana lagi? Sasuke tak mau menarik Sakura secara tiba-tiba.
Mikoto pernah bilang pada Sasuke, bahwa perempuan amat hobi belanja. Lagipula, ini adalah kepentingan rumah tangga dan Sasuke paham. Karena Mikoto juga adalah ibu rumah tangga yang baik. Melihat Sakura yang antusias, terkadang mengingatkan Sasuke pada mendiang ibunya.
Selama beberapa momen mereka lewati di pasar ini, dan Sasuke tak sadar, dia mengamati Sakura sampai berjam-jam. Sampai Sakura memutuskan untuk kembali karena merasa seluruh persediaan telah terpenuhi.
Dalam kondisi yang tenang dan mengabaikan bau amis ikan yang berasal dari salah satu plastik, Sasuke membantu Sakura memasukkan semua plastik belanjaan ke dalam tas belanja. Dengan ini, bukannya lebih simpel? Sasuke lekas mengambil alih membawa tas, membuat Sakura diam-diam terkikik geli melihat Sasuke.
"Terima kasih, Sasuke-kun. Kau banyak membantuku," Sakura memuji dengan tulus. Ya, dia jujur soal ini, Sasuke dengan jiwa ini pun serupa dengan suaminya. Meski berbeda umur, tetapi mereka tetaplah seorang Sasuke yang baik hati.
Tanpa menjawab apa-apa, Sasuke melirik Sakura. Sebagai isyarat untuk melanjutkan perjalanan kembali, bola mata Sasuke bergulir menunjuk arah depan. Sakura sangat paham soal ini, dia cukup peka dengan kode yang Sasuke berikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/228249811-288-k432067.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Soul (SasuSaku ver')✔
Fanfiction[Completed] Highest Rank #1- SasuSaku #5- Ship #94-Sasuke #98-Sakura Ketika menjalankan misi bersama team 7, Sasuke terjatuh dari ketinggian, jiwa Sasuke terdampar ke masa depan. dia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Sakura telah menjadi ist...