Wishing

1.6K 238 66
                                    

"Maaf PD-nim aku membelikan kopi untuk Nona Myuoi dulu"

Mina langsung beralih dari lembaran lembarannya menatap seseorang yang kini tengah tersenyum disampingnya.

Chaeyoung terlihat begitu tenang bahkan dia mengambil tempat duduk tepat disamping Mina, seperti orang yang sebelumnya tidak saling mengenal. Dahyun dan Sana yang melihat sikap Chaeyoung sebenarnya takut jika Chaeyoung akan bersikap kasar pada Mina namun kenyataannya Chaeyoung bersikap biasa seperti tidak terjadi apa apa diantara mereka.

Luka itu belum sepenuhnya sembuh, apalagi setelah Chaeyoung melihat cincin dijari manis Mina. Ia tak ingin tau apakah mantan kekasihnya sudah menikah atau belum, tapi ia yakin Mina tak sendiri seperti dirinya.

"Bagaimana tanggapan mu Nona?"

Aneh sebenarnya jika Mina sudah menikah masih dipanggil dengan Nona bahkan Sana pun masih memanggilnya dengan Nona.

"Mungkin detailnya akan saya dan tim jelaskan besok, langsung di panggung PD-nim"

"Baiklah, Dahyun akan mengatur jadwal Chaeyoung untuk berlatih, apa ada yang ingin kau tanyakan Chaeng?"

"Tidak PD-nim aku rasa cukup" Chaeyoung lebih dulu berpamitan keluar dari ruangan itu

Di luar Chaeyoung mengatur nafasnya yang terasa sesak. Ia sedikit berlari keluar dari gedung agensynya.

"Kau tak papa bos?" tanya supirnya yang melihat Chaeyoung yang mencengkram leher baju kaosnya

"Bisa kita pergi sekarang?"

"Baiklah"

Dahyun yang juga mengejarnya hanya bisa melihat mobil van milik Chaeyoung pergi begitu saja.

"Chaeyoung meninggalkan mu?" Tanya Sana yang sampai bersama Mina

Dahyun menundukkan kepalanya memberi hormat pada Mina. Dahyun dapat melihat mata Mina yang mengikuti mobil Chaeyoung.

"Dia baik baik saja"

.
.
.
.

Chaeyoung menutup matanya saat hembusan angin menerpa wajahnya. Kini ia persis seperti orang yang ingin bunuh diri, duduk ditepi jempatan. Jembatan yang mempertemukannya dengan seseorang yang masih rapi tersimpan dihatinya.

"Bos, ayo turunlah, bagaimana jika ada wartawan yang melihat mu?"

"Hidup dalam kenangan adalah rasa sepi yang melelahkan"

Sang supir hanya bisa menggaruk kepalanya, kata kata Chaeyoung ditelinga seperti seseorang yang akan bunuh diri.

"Disini aku bertemu dengannya, takdir lah yang mempersatukan dan memisahkan kami"

"Bos aku sama sekali tak memgerti"

"Terjebak dalam kenangan yang memudar, ini lebih kejam dari apapun"

Tiba tiba tubuh Chaeyoung ditarik dari belakang.

"Yak, apa kau mau mati" bentak Dahyun

"Kau berlebihan aku hanya ingin duduk disana"

Dahyun memukul kepala Chaeyoung cukup keras

"Kau bisa saja jatuh bodoh"

"Aaah, Dahyun kau mau ku pecat telah memukul kepala ku"

"Setidaknya kau tak mati" ucap Dahyun mengatur nafasnya

Dari arah lain Mina memperhatikan Chaeyoung dari dalam mobilnya.

"Ayo kita pergi"

.
.
.
.

"Apa dia seterkenal itu sekarang?"

WISHING (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang