Park Jimin merasa cahaya menggangu mimpi indahnya. Ia membuka matanya perlahan lalu mengucak matanya dan menatap langit-langit kamarnya untuk mengumpulkan nyawanya sebelum kembali beraktivitas seperti biasa.
Dia bangun dari tidurnya namun tangannya bersentuhan dengan sesuatu yang dingin, "Apa ini?" Jimin menatap ke samping tempat tidurnya.
"WUAHH!"
Betapa terkejutnya Jimin melihat pria asing tertidur di ranjangnya. Tepat di sebelahnya. Dia meraba tubuhnya dan sedikit bersyukur karena dia masih memakai pakaiannya begitu juga dengan pria asing ini. Itu tandanya, mereka tidak melakukan hal aneh sebelumnya.
Tapi... Bagaimana bisa ia bisa bersama pria ini?
"Apa yang—ugh!" Jimin merasa pusing dan mual. Dia buru-buru berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya semalam, "Hoek!"
Karena suara bising itu, Yoongi akhirnya terbangun dari tidurnya. Dia duduk di tepi ranjang sambil melihat Jimin yang muntah di kamar mandi yang tidak tertutup.
"Astaga... kenapa mual sekali, ugh..." Jimin terlihat bangun dari jongkoknya lalu berbalik, "Omo!"
"Kau sudah baikan?" Tanya Yoongi.
"Huh?" Jimin mengingat jika pria asing ini adalah yang dia temui di klub kemarin dan saat dia dan pemilik agensi mengunjungi CEO YHN Groups dulu.
"Kau mabuk semalam, jadi aku mengantarkanmu." Ucap Yoongi karena Jimin seperti kebingungan.
Jimin keluar dari kamar mandi lalu mengingat kejadian semalam. Dia menutup mulutnya menyadari tindakan bodohnya pada Sana semalam, "Oh ya ampun!"
"Kau menyatakan cinta pada Sana dan berniat mencium gadis itu." Ujar Yoongi membuat Jimin terkejut.
Pipinya memerah, "Tu—tunggu! Kenapa kau tahu?"
"Aku ada di sana." Jawab Yoongi, "Percuma saja kau mencintai gadis itu. Dia tidak mencintaimu juga."
"Ke—kenapa kau berkata seperti itu."
"Kenyataan seperti itu."
Jimin mengepalkan tangannya kesal, "Kau tidak tahu apa-apa."
"Aku hanya membantumu menyadari sesuatu."
Jimin berdecak, "Lebih baik kau pergi jika terus berbicara omong kosong!"
Yoongi berdiri dari duduknya, "Ya baiklah, aku hanya membantumu saja. Usahamu mendekati Sana akan sia-sia. Lebih baik kau cari saja orang lain."
"Kau pikir melakukan itu segampang membalikan telapak tangan?"
Yoongi berhenti melangkah lalu membalikkan tubuhnya, menatap sosok Park Jimin yang juga menatap dirinya, "Tidak mudah, tapi tidak ada salahnya mencoba."
Jimin merasa matanya basah dan hatinya sesak kembali. Tubuhnya jatuh ke lantai dengan isak tangis yang mulai tercipta dari bibirnya. Yoongi langsung menghampiri pria itu dan menahan tubuhnya yang jatuh.
"Hiks... A—apa perjuanganku akan sia-sia? Hiks...." Jimin menangis, "Aku mencintainya... Tapi kenapa begini...."
Yoongi mengelus punggung Jimin yang bergetar karena menangis, berharap Yoongi setidaknya bisa memberikan kekuatan pada pria ini.
Yoongi pikir Jimin adalah sosok yang kuat.
Dia terlihat bersinar di televisi. Bernyanyi dengan suara indahnya dan menari dengan sempurna seperti sosok pria yang tak pernah akan menangis karena cinta.
Yoongi tak pandai memberikan kalimat penenang. Ia hanya memberikan pelukan yang nyaman bagi Jimin dan pundaknya untuk pria itu bersandar dan mengeluarkan semua keluhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tsundere Boy | Namjin
FanfictionWARNING! BXB 18+ "Kau pikir sekarang aku akan takut, hah?" Seokjin menendang Namjoon sehingga pria itu jatuh di atas meja. "Kim Namjoon-ssi, aku bukan seperti budak budakmu yang rela membuka kakinya lebar-lebar di hadapanmu. Karena kau yang akan mem...