8 Alasan Memancing Kemarahan Bara

881 56 14
                                    

Belum sempat Dara mengungkapkan alasan kenapa membuat Bara marah, sudah ada aba-aba dari guru Acha untuk segera berkumpul di lapangan. Sesuai instruksi dari guru, para orang tua dan murid dipersilakan mengenakan epron sebelum lomba memasak dimulai. Dara memerhatikan betapa sabar dan telaten Bara membantu Acha mengenakan epron.

"Bapakable," puji Dara pelan.

Dara mengambil apron untuk dikenakan. Sayangnya, tali apron tak begitu panjang, hingga membuat Dara kesulitan mengikatnya. Tiba-tiba saja Bara datang. Berdiri tepat di hadapan Dara. Tangan Bara melingkari perut Dara. Pria itu mengikat tali epron seolah memeluk Dara. Wanita itu bahkan tidak ingat untuk bernapas atau apakah jantungnya berdetak atau tidak selama lima detik itu. Hanya perlakuan sekilas itu tapi membuat irama jantungnya benar-benar tak beraturan.

"Jangan bengong, Dar," tegur Bara. Dia tahu kalau keponakan sahabatnya itu terbengong salah tingkah. Lucu juga melihat wajah Dara merona. Tapi sebisa mungkin Bara menyembunyikan senyumnya.

"Kita harus ngapain?" Bara kembali bertanya karena bingung melihat tim lain yang sudah bergegas memasak. Tadi guru Acha hanya memberi instruksi untuk berkreasi nasi, telur, dan sayur. Tema family gathering hari ini adalah sarapan sehat. Tapi Bara hanya bisa terpaku menatap bahan-bahan itu tanpa menyentuhnya sedikitpun.

Dara berdehem. Berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Aku mau buat nasi goreng paling enak, Te," celoteh Acha yang membuat Dara kembali tersadar dan tidak salah tingkah.

Dara meminta Bara untuk mengupas wortel dan Acha mengupas plastik sosis. Mereka akan membuat nasi goreng. Dara mengulek bumbu nasi goreng. Setelah itu menumis bumbu itu dan meminta Bara untuk mengaduk nasi ke penggorengan. Acha diminta memasukkan wortel dan sosis yang sudah dipotong-potong super kecil. Supaya tidak ada beda di antara kedua bahan itu dan Acha tidak bisa memisahkan wortel dari makanannya. Dara benar-benar ingin melibatkan mereka berdua di acara family gathering ini.

Setelah lima belas menit berkutat dengan masakan, nasi goreng sudah siap. Dara lebih dulu mencetak nasi goreng dengan mangkok kecil. Rencananya, nasi goreng itu akan dibungkus dengan menggunakan telur.

Acha tersenyum puas melihat nasi goreng yang dihias seperti kelinci. "Tante pinter ngehias."

"Iya, dong!"

Obrolan mereka terhenti saat seorang guru mendekat. Mereka diminta berfoto bersama sambil memegang nasi goreng yang diminta. Posisi foto mereka benar-benar membuat binar bahagia menelusup di hati Dara. Bara dan Dara berdiri dengan mengapit Acha yang tersenyum lebar. Benar-benar seperti keluarga kecil yang bahagia. Dara benar-benar berharap posisinya saat ini adalah menjadi ibu baru untuk Acha. Ah, semestinya kemarin Dara tidak usah banyak bertanya dan bilang iya saat Bara mengajaknya menikah.

Selepas foto keluarga itu, Acha meminta untuk foto selfie berdua. Sedangkan Bara asyik mengobrol dengan guru Acha.

"Oh ya, Pak Bara terima kasih ya, selalu memberi pasokan sayur untuk kantin sekolah Acha," ujar guru tersebut sambil menyalami tangan Bara.

"Sama-sama, Bu. Kesehatan makanan Acha di sekolah, sepenuhnya tanggung jawab saya," balas Bara.

Sebuah ide terlintas di kepala Dara saat tahu Bara pemasok sayuran terkemuka. Sepertinya ada cara untuk lebih dekat dengan Bara. Menggaet Bara untuk terlibat di bisnis Dara selanjutnya. Apalagi dari tuturan guru Acha, makanan berbahan sayuran masih selalu bersisa. Padahal sudah dimasak enak dan berbahan sayur segar dari Bara.

"Oh, ini istri barunya ya, Pak?" tanya guru Acha mengalihkan pembicaraan.

Tangan Dara mendadak kelu mendengar pertanyaan itu. Hatinya was-was menantikan jawaban dari Bara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Falling in Love to My Uncle's BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang