Mengheningkan Semesta

22 2 0
                                    


Aku suka pagi seperti ini, kita berdua saling menyentuh, setiap nuansa yang kita temukan memuaskan dahaga secara menyeluruh
Bibir, jari dan lidah bersatu menemukan kelembaban
Seluruh tubuhku mungkin 30 menit lagi akan memasuki program harian yang menyebalkan
Tapi detik ini semesta merestui kita untuk mengendarai pagi dengan merintih bergantian
Sungguh aku tak ingin perlahan;
Persetan ayam berkokok! Persetan alarm ponsel! Persetan laporan pekerjaan! Kau mempererat cengkraman di punggungku hingga membuat garis kasar kemerahan
Namun aku tak peduli, tepat pukul 8 kita berdua mengerang lebih keras dan terkapar kelelahan

Duhai! Kita masih punya waktu untuk bercinta
dan meneguk hari pada secangkir kopi yang tlah enggan di isi oleh omong kosong tentang kehidupan di mimbar mimbar para motivator yang bibirnya tlah tercetak oleh angka angka dari nama nama orang tersohor.

Duhai! Kita masih punya waktu untuk bercinta
Ketika bunga bunga merindukan cahaya yang sinarnya tak dapat menembus beton beton besar dimana di dalamnya terdapat layar cahaya yang memantul pada wajah wajah kita yang juga merindukan vas kaca pada bunga plastik di meja agar terisi air vodka.

Duhai! Kita masih punya waktu untuk bercinta
Menyelami senja saat tumpukan tagihan tumpah mengguyuri ubun ubun kepala dan matahari tenggelam menyiarkan pesan pada telegram membicarakan hidup yang kau idam idamkan.

Duhai! Kita masih punya waktu untuk bercinta
Ketika rumah yang kita huni kini telah terperangkap sulur sulur berduri yang tak kita sadari membisikan mantra mantra tidur untuk mencuri mimpi mimpi kita malam ini  

Dan bangun,
kau suka pagi seperti ini, kita berdua saling menyentuh, setiap nuansa yang kita temukan memuaskan dahaga secara menyeluruh
…………….

Bumi Di Reruntuhan LarikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang