Rupanya kuhadirkan juga puisi tentang segelas kopi
lelucon lelucon tentang sunyi dan sepiPagi itu,
Kuingat betul kau menangis di depan pintu
Mungkin kau lelah berdoa, dan kopi dingin diatas meja rupanya pengingat (seseorang menyekap rindu, raganya terhirup dimensi waktu)Dan, rupanya kuhadirkan juga
Sebuah karangan bunga, di perkarangan rumah kita