Setelah menempuh perjalanan jauh,menemui daerah-daerah baru dan orang-orang baru,Bintang tersenyum ternyata kawan baru mereka benar-benar tidak asal bicara mengenai mereka yang akan aman jika bersama dia--- Ullang.Saat memasuki daerah Pinrang mereka diajak beristirahat sejanak di sebuah warung makan,Bintang menaikkan sebelah alisnya saat membaca menu makanan yang sangat asing baginya.
"Nasu itik palakko?"Bintang bertanya sambil berusaha mengeja kata yang sulit bagi mulutnya.
"Masakan bebek palakko"Ullang memberi tahu.
"Palakko?"
"Ini makanan khas Pinrang,saya sih yakin kalian akan ketagihan"
Bintang mengangguk paham,dia mengeluarkan kamera miliknya lalu membidik apa saja yang matanya lihat.
Mereka hanya berdua karena Agas dan Yudis pergi untuk mengganti pakaian mereka dengan menumpang di balik kamar mandi sipemilik warung, Bintang sedikit canggung karena tidak terlalu paham apa yang harus dia katakan untuk sekedar mengisi kesunyian.
"Jago fotografi?"Ullang membuka suara saat sadar dengan kegelisahan si pemuda.
"Lumayan Bang"
"Motormu keren"Pujinya.
"Keren-keren begitu sering buat bapak sakit kepala"Balas Bintang dengan kekehan kecil.
"Kenapa memangnya?"
"Tiap balik dari Touring pasti masuk bengkel"
"Saya juga begitu"
"Ohya? Abang padahal kelihatan pro"
"Pro apanya,saya malah keseringan buat masalah"
"Hidup tanpa masalah itu hambar, iya nggak Bang?"Tanyanya.
Ullang baru saja akan membalas tapi diurungkan saat melihat dua orang lainnya mendekat dengan baju yang sudah bersih dan rambut basah. Kini giliran mereka.
Bintang masuk kedalam bilik kamar mandi,mengguyur seluruh tibuhnya saat pakainya berhasil dia lepas,pemuda itu hampir berteriak saat merasakan sensasi air yang sangat dingin. Banyangkan saja air dingin yang diguyur dari atas kepala.
Bintang keluar dengan gigi yang saling mengunci mencoba menahan dingin, Agas yang melihat itu menjatuhkan dirinya karena tawanya yang tidak tertahan.
"Dingin banget"Komentarnya.
Yudis hanya menggeleng kemudian ikut masuk kerumah makan, mereka makan dengan wajah yang berbeda Agas yang menikmati,Yudis yang sangat menikmati dan Bintang yang sangat-sangat menikmati pemuda itu bahkan bertanya resep dari masakan dia berencana menyuruh sang ibu untuk memasakkan masakan seperti ini saat dia sampai di Bandung, tapi bukannya mendapatkan resep Bintang malah mendapat gelak tawa dari teman-temannya.
Setelah selesai dengan makanan masing-masing,mereka melanjutkan perjalanan katanya masih lumayan jauh,Bintang tidak mempermasalahkan jarak saat ini, karena sejatinya semakin jauh dirinya pergi semakin hambar pula rasa sakitnya,dia sungguh butuh jalan yang panjang ada atau tidaknya persinggahan itu bukan masalah.
Katakan saja kali ini dia tidak lari dia hanya sedikit berjalan, menjauh dari Bandung dan kenangan, atau menjauhi rasa sakit.
Suasana jalan raya yang tidak ramai semakin membuat mereka keasikan seolah jalan dengan spal itu adalah milik mereka,Agas sampai beberapa kali melawan arus Bintang hanya terkekeh, membahayakan tapi mengasikkan walaupun bukan untuk di tiru.
Jiwa-jiwa muda memang butuh banyak tantangan, persetan dengan halangan,rasa senang dan bebas harus di utamakan bukan?
Bintang membawa dirinya berdiri di atas motor miliknya menggerakkan badannya,kali ini dia sudah sangat lelah,seluruh tubuhnya pegal.
Suasana yang gelap membuat mereka tidak terlalu bisa menikmati pemandangan sekitar, mungkin esok hari mereka akan berkeliling.
Jam satu malam mereka sampai disebuah rumah dengan corak yang kental dengan aksen kayu,Bintang mengembuskan nafasnya dengan kasar,dia sangat lelah, mereka menaiki rumah setelah memasukkan motor masing-masing digarasi rumah.
"Astaga, gue pengen pipis"Bintang menyahut pelan takut membangunkan orang-orang, Ullang yang mendengar itu terkekeh,dia menunjuk ke dalam,Bintang mengikuti arah telunjuk itu,lalu bangkit.
"Tiati lo"Ujar Yudis.
"Awas"Bintang rasanya ingin kembali saja duduk di kusri dengan nyaman saat mendengar kata awas yang terlontar dari mulut si pemilik rumah.
Bintang mendengus kenapa juga rumah ini dibuat sangat luas,dan juga kini si pemilik rumah bahkan meragukan keamanan tempat tinggalnya sendiri.
Bintang melangkah cukup jauh sampai dia menemukan yang dia cari ternyata kamar mandi ada di dekat dapur dan lampunya menyala, Bintang mendekat sedikit tergesa-gesa,tangan pemuda itu hampir menyentuh ganggang pintu sebelum pintu itu terbuka dengan sendirinya,ah tidak pintu itu dibuka oleh seseorang.
"MAMA"Sosok dari dalam toilet memekik cukup keras.
Bintang terpental karena kaget dia terjatuh cukup keras,rasa ingin buang air kecil yang sedari tadi mendesak kini lenyap ke udara, jantungnya menggila,belum karena pintu yang tiba-tiba terbuka ditambah dengan pekikkan yang cukup keras itu.
Tiga orang lainnya mendekat, Ullang tertawa cukup keras melihat Bintang tergeletak dengan tangan yang memegang dadanya.
"Ngapain?"Agas bertanya disela tawanya.
Bintang mengabaikan itu memilih bangkit saat melihat seseorang itu mendekat keluar dari dalam kamar mandi, Bintang ikut mendekat berjalan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah beres dengan kegiatannya Bintang kembali berjalan menjauhi dapur dan membawa dirinya berjalan menuju ke ruang tamu,Bintang lagi-lagi dibuat tidak nyaman saat tidak mendapati satupun orang di ruang tamu.
"Tang,disini"Seseorang menyahut dari dalam kamar yang tepat berada di samping kanan pemuda itu.
"Matiin lampunya"Celetuk Yudis, Bintang mendegus untuk kesekian kalinya saat ini dia sudah selayaknya pembokat dua orang itu. Bintang mamatikan lampu lalu masuk ke dalam kamar.
Kamar milik kawan barunya cukup luas,Bintang sedikit terganggu melihat bagaimana kamar itu terlihat sangat bersih dan dia pribadi bisa memastikan jika besok hingga beberapa hari kedapan kamar ini akan berakhir berantakan sekalayaknya kapal pecah.
"Tadi siapa Bang?"Bintang bertanya penasaran.
"Adek"Jawabnya singkat diiringi kekehan, mungkin masih mengingat kesialan Bintang.
"Kenapa bangun tengah malam begini?"
"Terserah dialah"Yudis yang dengan sinis menjawab, ayolah ini sudah sangat larut, Bintang ternyata hanya lelah di badan tapi mulut tidak.
"Diam lo"
"Emang kadang gitu, bangun ambil wudhu"Jelas Ullang.
"Oh shalat malam"Bintang menganggukkan kepala mengerti.
Bintang diam sesaat,mencoba mereka ulang adegan saat dia memasuki kamar mandi,kulit mereka bersentuhan, itu artinya wudhu gadis itu tidak sah.
Bintang kembali bertanya-tanya apa gadis itu menyadari atau tidak, jangan-jangan saat ini dia sudah berada di rakaat terkahirnya tanpa mengulang wudhunya.
Bintang melirik tiga orang lainnya, mereka sudah terlelap selayaknya kerbau,dia ikut menjatuhkan dirinya di atas kasur bergerak acak agar mendapat tempat yang luas, betul-betul tidak tahu malu.
Pemuda itu mulai menyusun strategi agar besok dia bisa mengklarivikasi segalanya,tiga puluh menit berlalu sampai dia bisa benar-benar terlelap.
Disini semuanya baru benar-benar dimulai tentang perjalanan sebenarnya, tentang bagaimana akankah luka yang dia bawa sembuh ataukah semakin besar, perjalan besar baru saja dimulai dengan orang baru yang berhasil menggetarkan sanubari tanpa di sadari.
--------------------
📍Polewali mandar 02-juni-20!

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasi Renjani
Adventure"Menyambut seseorang memang kadang sangat sulit dibedakan dengan menyambut luka,banyak luka yang datang bersama dengan seseorang dan banyak luka yang muncul setelah seseorang itu pergi,semua hanya perlu meminta belaskasih dari semesta agar kebetulan...