Keputusan

1 1 0
                                    

Seminggu setelah insiden patah hati!

Minggu 5 April 2020

Bintang tengah berkemas memasukkan barang-barang yang bisa saja dibutuhkan saat perjalanan,semakin gesit tangan pemuda itu memasukkan barang ke dalam tas besar miliknya semakin cepat pula laju kata yang keluar dari mulut seseorang yang kini duduk di belakang pemuda itu.

Kata demi kata bujukan ancaman yang dia keluarkan sama sekali tidak bisa menghalangi Bintang untuk pergi, tekadnya seolah sudah sangat bulat.

Pulang dari cafe seminggu yang lalu Bintang hanya berdiam diri mencoba mencari pelampiasan hingga pembicaraan dengan kedua temannya  tempo hari mengiang di otaknya tanpa berfikir dua kali Bintang mengiyakan dan lebih buruknya lagi karena kedua temannya sudah berangkat tiga hari yang lalu yang memaksanya untuk menyusul seorang diri.

"Sulawesi luas lo,kamu nggak takut ilang?"Wanita itu bertanya, masih berusaha membujuk.

"Bintang nggak akan ilang"Balasnya.

"Kamu berangkat sendiri yakin nggak akan kesesat?"

"Yakin,disana udah ada Adis sama Yudis sampe bandara Bintang langsung ketemu sama mereka mah"Dia mencoba menenangkan.

"Kamu lama nggak perginya?"

"Udahlah mah jiwa-jiwa muda itu butuh petualangan,ditambah lagi bagi jiwa-jiwa yang baru saja patah hati"Bukan Bintang yang menjawab tapi seorang pria yang bersandar pada pintu kamar Bintang.

"Bukan rasa sakit yang bawa Bintang pergi Pa"Bintang menyahuti seolah tidak setuju dengan perkataan papanya.

"Yakin, papa dengar hubunganmu dengan Kaila kandas"Mendengar itu sang mama membulatkan matanya kaget.

"Kalian putus?"Mamanya bertanya histeris.

"Kita baik-baik aja"Bintang asal menjawab.

Tanpa berbalik dia beranjak masuk kedalam kamar mandi,mencoba menghindar.

Apanya yang bisa dikatakan baik-baik saja,acara kencan itu?mengingatnya membuat Bintang mendengus sinis dia sudah menaruh perhatian bahkan banyaknya gadis yang dia temui selama ini tidak bisa mengeser posisi gadis itu di hatinya.

Bintang jadi berfikir apa karena sosok itu bergerak dengan mobil tidak seperti dirinya yang hanya menaiki motor,tapi kembali difikir apapun itu setidaknya putuskan hubungan dengannya lebih dulu kemudian pergi dengan yang lain.

Itu sama sekali bukan tindakan yang hebat saat dia ingin memiliki dua sekaligus,Bintang tidak pernah berfikir apakah dia salah paham yang dia yakini ini sudah benar menghindar saja karena jika benar hubungan mereka tidak lebih dari seorang sahabat atau kenalan bukankah seharusnya gadis itu sudah menemui Bintang untuk menjelaskan semuanya, tapi terhitung selama seminggu ini gadis itu tidak juga berkunjung.

Jika dia merasa jika Bintang butuh waktu untuk sendiri bukankah waktu satu minggu itu sudah sangat lama,dan lihat bahkan hari ini gadis itu tidak juga muncul bahkan pesan singkat saja tidak ada, mungkin memang hanya Bintang yang terlalu berharap.

---

Pemuda yang sudah siap dengan pakaiannya itu kini mendengus lelah,berbeda dengan mamanya yang tampak berbahagia.

Perjalanan ditunda karena Motor miliknya harus di urus lebih dulu, dia tidak akan pergi tanpa motor miliknya, bukankah dia akan bersenang-sedang,akan kurang rasanya jika motor kuning bercampur hitam itu tidak ikut serta.

Bintang baru saja menuruni motor bersama papanya setelah beberapa waktu lalu sibuk mengurus motor dan jika diprediksi motor milik Bintang sudah berangkat sekarang,mereka mengurus dengan cepat.

Pria itu merabahkan dirinya diatas kasur mencoba beristirahat besok mungkin sebuah perjalanan yang panjang,keputusannya untuk pergi semoga bukan kekeliruan.

Merasa sulit terpejam dia bangkit mengambil kertas dan pena lalu keluar menuju ke balkon kamar, dia menatap hamparan jalan yang ada di bawa sana dengan pandangan menerawang.

Bintang.

     Jika rasa ini keliru,maka biarkan keputusan ini benar, aku mengelak jika yang membawaku pergi adalah rasa sakit,tapi semakin kesini sepertinya memang benar jika sakit yang membawaku pergi....

      Bagaimana kabarnya hari ini semesta? Apa dia baik? Wahai Kaila jika saja kau ada jika saja hianatmu tidak terjadi kita pasti masih bersama!

Bintang menatap kertas itu,kemudian meremasnya dan membuangnya ke tempat sampah, memang disana dia seharusnya berada tempat sampah bersama rasanya yang bodoh!

           ---------------------------------------

Rasi RenjaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang