📍Galeso, Wonomulyo Polewali Mandar,04-07-20.------
Jam 11 siang, para petualang baru bergerak dari kasur, keluar dari kamar satu persatu,sedangkan yang lainnya keluar Bintang masih berada di sana duduk dengan mata yang masih terbuka setengah mencoba mengumpulkan nyawanya.
Pemuda dengan kaos hitam itu keluar dari kamar bersamaan dengan seseorang yang baru saja memasuki kamar yang terletak di ujung,Bintang menatap sedikit penasaran,tapi segera berlalu saat berfikir jika dia sudah melewati batasannya,ini terkesan tidak sopan.
Bintang menuju ke teras rumah,disana Yudis sedang duduk dengan Ullang berbicang ringan sambil mengesap rokok yang terselip dijari mereka, Bintang mendekat duduk selonjoran, berbeda dengan yang lainnya yang duduk di kursi.
"Nama tempatnya apa Bang?"Bintang bertanya, merasa sangat asing berada disini.
"Desa Galeso"Jawab Ullang.
Bintang mengangguk,lalu memutar pandangannya mencoba merekam baik-baik suasana yang baru ini, di depan rumah mata cowok itu menangkap ada banyak empang disana,jika dibandingkan dengan rumah-rumah yang lain rumah yang kini mereka tempati lebih tekesan mewah dengan aksen kayu hitam yang terlihat mempesona,Bintang mulai teringat jika rumah ini adalah rumah khas suku Bugis.
"Abang suku Bugis?"Bintang bertanya.
"Puang dimana?"Semua menengok ke arah pintu saat seorang cewek dengan baju lengan panjang dan celana trening muncul dari sana.
"Ke empang"Jawab Ullang.
Dia sedikit mendengus lalu pergi masuk kembali ke dalam rumah, Bintang mengerjabkan matanya berkali-kali seperti layaknya sosok yang baru saja terjembab masuk ke kuburan, jantungnya menggila,perasaan lama muncul setelah perjalanannya.
Yudis mengamati perubahan ekspresi itu dengan baik, senyum kecil tercetak dari bibirnya, seolah memahami situasi apa yang saat ini di hadapi sahabatnya itu,seolah awan hitam yang bersama pemuda itu ketika kali pertama dia melihatnya di bandara kini sudah lenyap terbawa angin romansa desa Galeso.
Berbeda dengan Yudis yang tampak peka,satu dari mereka terlihat biasa saja, tidak memahami situasi.
"Abang punya empang?"Yudis bertanya.
"Punya, mau liat?sekalian jalan-jalan"Jawabnya di barengi ajakan.
"Ayo"
Tadinya mereka ingin beranjak lebih awal tapi ternyata mereka melupakan sesuatu, motor mereka masih kotor, siang itu mereka habiskan untuk mengantre mencuci motor.
"Gitu yaa badan ae yang lo ingat"Bintang menyindir Agas, karena saat ini cowok itu sudah terlihat sangat segar.
"Beneran lupa gue"Balasnya.
Setelah salat Asar mereka turun dari rumah menyusul Ullang dan Agas yang sudah lebih dulu turun, entah apa yang ada dipikirkan mereka tapi keduannya lagi-lagi tidak melaksanakan shalat.
Mereka mendekat duduk di depan rumah, disana ada tempat duduk yang sengaja dibuat,mungkin untuk dijadikan tempat bersantai kala sore hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasi Renjani
Adventure"Menyambut seseorang memang kadang sangat sulit dibedakan dengan menyambut luka,banyak luka yang datang bersama dengan seseorang dan banyak luka yang muncul setelah seseorang itu pergi,semua hanya perlu meminta belaskasih dari semesta agar kebetulan...