bab tujuh

6.6K 1K 46
                                    

"Saya lihat sudah lebih baik dari tiga bulan lalu ya pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya lihat sudah lebih baik dari tiga bulan lalu ya pak."

Johnny menatap komputer didepannya sambil sesekali menatap pasien dihadapannya. Hari ini ia sudah kembali bekerja setelah mengambil libur beberapa hari kemarin. Pekerjaannya tentu tak bisa ditinggal semaunya bukan? Sudah sumpah dokter. Tak mungkin ia main seenaknya meninggalkan pekerjaan untuk membantu orang banyak.

"Butuh tambahan obat atau tidak ya, dok?" Tanya sang pasien yang terlihat khawatir dengan keadaannya.

Johnny tersenyum dan menggeleng, "tidak perlu pak, bapak justru bisa mengurangi dosisnya," Jawabnya ramah.

Pasien itu tersenyum dan mengangguk, "dokter masih muda ya, seperti seumur anak saya mungkin?"

Johnny yang tadinya sedang menulis di buku catatan check upnya jadi terhenti. "Saya tidak semuda yang bapak kira kok." Kekehnya.

"Oh ya? Saya rasa belum 30? Rasanya beda sekali dengan dokter Dani." Gurau sang pasien. Ah, entah sudah pasien kesekian yang memujinya.

Suara pintu terbuka dan menampakkan wajah seorang laki-laki yang cukup muda yang masuk ke dalam ruangan. Johnny tersenyum dan dibalas senyum oleh laki-laki tersebut. Laki-laki tersebut sebenarnya cukup terkejut, dokter yang biasa memeriksa ayahnya berbeda dan ia merasa pernah melihatnya.

"Dika, ini dokter Johnny. Ayah dirujuk oleh dokter Dani." Jelas sang ayah karna melihat anaknya yang bingung.

"Ah, saya Dika," Ucapnya memperkenalkan diri dengan sopan sambil memberi uluran tangan.

Johnny berdiri dan menerima uluran tangannya. "Saya Johnny." Balasnya.

Dika mengangguk, "kondisinya sudah lebih baik kan, dok?" Tanyanya sembari jabatan tangan mereka sudah terlepas.

Johnny mengangguk membalasnya dan menyerahkan resep dan buku catatan hasil check up kepada, pasien, ayah Dika. "Sudah lebih baik, jika ada keluhan boleh langsung bertemu lagi. Ini ada resep obat yang saya hilangkan dan saya ubah dosisnya. Ada yang ingin ditanyakan?"

"Kira-kira kapan untuk check up lagi?"

"Mungkin bulan depan atau dua bulan lagi sudah bisa check up dan kita lihat hasilnya bagaimana." Jelas Johnny.

"Oh, kalau begitu terima kasih." Ucap Dika dan ayahnya secara bergantian mengucapkan terima kasih.

Johnny mengangguk dan tersenyum, "senang melihat ada anak yang mengantar orang tua untuk periksa."

Dika terkekeh berbanding terbalik dengan ayahnya yang justru mencibir. "Baru dua kali."

Johnny dan Dika tertawa mendengar penuturan dari ayahnya yang sebagai pasien Johnny itu. "Kalau begitu kami-"

Suara pintu terbuka dengan kencang memotong ucapan Dika. Suara pintu kencang itu disusul dengan suara yang sangat Johnny kenal.

"John, ada perempuan nyariin lo. Tapi bukan-" Dipta mengantupkan bibirnya dan memperkecil suaranya ketika melihat ruangan Johnny masih terdapat pasien. "-bukan Grassie." Membungkuk kecil dan kembali menutup pintu kembali dengan pelan.

Recovery ; Johnny Suh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang