Happy reading ♥️
***
Setelah bel pulang berbunyi, Elish berjalan menuju kelasnya untuk menemui Andrew, sebab sejak jam pelajaran terakhir Elish berada di ruang OSIS.
Elish masuk kelas, di dalam kelas hanya ada satu pria yang sedang duduk di bangku sudut sebelah kiri.
Elish berjalan mendekat, ia memberanikan diri untuk menanyakan keberadaan Andrew pada pria itu.
"Permisi, Andrew mana ya?"
Elish menunggu, tak ada reaksi dari Danil. Pria itu fokus pada ponselnya.
"Hey, Lo liat Andrew gak?" Tanya Elish sekali lagi dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya.
Hasilnya tetap nihil, pria itu malah bersenandung mengikuti alunan lagu di earphone-nya.
Elish mendecak sebal, ia berniat untuk pergi namun Elish mengurungkan niatnya sebab ia bingung hendak mencari Andrew dimana.
Elish mendekat kembali, ia tahu ini akan terlihat lancang namun, tak ada pilihan lagi. Elish mengumpulkan keberaniannya sekarang.
"Semoga Elish selamat," batinnya dalam hati
Elish menarik earphone yang terpasang di telinga Danil, yang berhasil membuat Danil terpelonjat kaget.
"Andrew dimana?"
"Udah pulang!" Akhirnya Danil menjawab namun, tatapannya kembali fokus pada ponselnya lalu pria itu kembali memasang earphone nya.
"Kok pulang, gak jadi ke Rumah Sakit?" Tanya Elish penasaran, sebab tidak mungkin Andrew pergi tanpa alasan.
"Mana gue tau," ujar Danil ketus
"Yaudah," sepertinya Elish tak bisa berlama-lama berbicara dengan pria seperti Danil, sangat menyebalkan. Gadis itu memilih menjauhi Danil dan berniat keluar kelas.
"Andrew nyuruh Lo ke Rumah Sakit bareng gue," ujar Danil ketika menatap Elish yang sudah berada di ujung pintu ruangan itu.
"Hah?!"
"Kalo Lo gak mau juga gak papa," kata Danil santai, lalu pria itu keluar dari kelas dan meninggalkan Elish yang masih diam sembari mencerna setiap kalimat Danil.
***
Elish berjalan ke arah gerbang depan sekolahnya, ia berniat untuk menunggu taksi di halte depan sekolahnya.
Seorang pria menggunakan motor sporty berhenti tepat di samping Elish yang masih berada di lingkungan sekolah.
"Naik," ujar Danil sembari memberikan sebuah helm pada Elish.
Elish terdiam cukup lama, pikiran-pikiran negatif mulai menghantui otaknya. Jangan-jangan pria ini akan menculiknya, atau melukainya lagi, ah Elish takut.
"Cepetan,"
"Gue bisa kesana sendiri," tolak Elish cepat
"Tadi gue udah iyain Andrew, jadi sekarang gue gak mungkin ninggalin Lo sendiri di sini," ujar Danil ketus matanya melirik tajam ke arah Elish
"Cepetan naik," Teriak Danil yang membuat Elish cukup terkejut.
"Gimana caranya motor Lo ketinggian?" Tanya Elish bingung tatapannya mengarah ke motor hitam milik Danil, sebab ini merupakan pertama kalinya ia di ajak naik motor.
"Lo gak pernah naik motor?"
Elish menggeleng pelan kepalanya, lalu gadis itu menunduk malu.
Danil menatap heran ke arah gadis itu.
"Dasar manja," sindir Danil, kemudian pria itu turun dari atas motornya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DELISHA
Teen FictionDelisha seorang gadis broken home yang ditinggal kekasihnya meninggal, baginya tak ada lagi hal spesial dihidupnya semuanya tampak menyedihkan. Ditambah kedatangan, seorang pria posesif, galak, berhati batu mengubah kehidupannya. Apakah yang akan di...