sechs.

201 32 19
                                    

Bagi seulgi, warna yang cocok buat taeyong itu biru. Biru yang tenang dan menenangkan di satu sisi, seperti langit. Walaupun seringkali dianggap tak ramah, acuh, dan dingin. Tapi seulgi tau bahwa langit kelabu yang ingin hujan, jauh di atasnya, langit itu tetaplah biru. Seulgi tau, seulgi hanya belum sampai ke permukaan langit biru itu saja, dan seiring berjalannya waktu, ia pasti akan sampai.

Lain lagi bagi taeyong, seulgi itu membawa aura berwarna merah. Gadis yang kalap berani dan agresif. Menyandingkan dengan game kesukaannya, PUBG, jika muncul zona merah, ia harus menjauh atau melindungi dirinya agar tidak terkena damage dan mati. Jadi, jika seulgi mendekat, taeyong akan menjauh atau berlindung hingga kembali pada zona amannya.

Ruangan eskul modern dance merupakan contoh ruangan zona merah bagi taeyong. Alasannya? Tanya saja dengan semua murid di sekolah ini, jika bertanya tentang kang seulgi, pasti yang lekat di pikiran orang adalah dance. Bagaimana tidak, seulgi mengikuti hampir semua lomba modern dance di kota ini, yang berarti otomatis mengikuti eskul dance di sekolah ini juga. Mengagumkan? oh jelas tidak, bagi taeyong itu biasa saja.

Mereka berdua sebenarnya sudah mengikuti eskul itu dari kelas 10 setelah MPLS berakhir. Pada saat itu seulgi belum memiliki rasa terhadap taeyong, sehingga taeyong merasa aman-aman saja mengikuti eskul saat itu. dan dapat taeyong simpulkan saat ini keadaannya berbeda.

Untuk kesekian kalinya, hari ini taeyong berniat untuk izin tidak mengikuti kegiatan eskul dance lagi. Saat ini ia sedang memikirkan alasan apalagi yang harus dikatakannya kepada senior eskulnya. Sepertinya segala alasan sudah diutarakannya seperti 'ga enak badan', 'jemput ortu di bandara', 'kerja kelompok', dan berbagai alasan cliche lainnya

"Kak, gue izin gak eskul ya,"

"Here we go again, sekarang alasan lo apalagi yong?"

To be honest, taeyong paling males kalo udah berurusan sama seniornya yang satu ini. Kak krystal, senior yang terkenal galak dan kalo udah ngomong pasti kebarat-baratan karena lahir di san francisco, california. Yang bikin males kalo izin sama kak krystal, taeyong harus bisa ngasi alasan serasional mungkin, beda dengan senior lain dan kalo engga... yah everyone knows what's gonna happen.

"Sepupu gua masuk ugd kak," ujar taeyong sambil nyisir rambutnya ke belakang pake tangan. Ini taeyong bukan lagi tebar pesona, ini taeyong lagi gugup. Tapi, krystal berpikir lain sehingga dia berdecih dan mendelik sebal melihat junior yang 'sok kegantengan' itu. Walaupun taeyong bukan 'sok' tapi memang ganteng.

"Siapa sepupu lo?" tanya krystal masih dengan mata sinis yang selalu melekat di mukanya.

"Ada lah, kakak ga mungkin kenal,"

"Liar," krystal memutar bola matanya malas. Benar-benar malas mendengar dusta dari mulut juniornya ini.

"Engga boong kak elah, beneran nih, cepet kak ntar keburu mati,"

Perkataan taeyong 'keburu mati' itu sebenarnya bukan dimaksudkan untuk 'sepupu' yang hanya alasannya itu, perkataan itu ditujukan kepada dirinya yang bakal mati jika seulgi sudah menginjak lantai kayu parket ruangan dance ini.

"Mulut lo busuk bener si," ujar krystal yang tadinya melotot tak percaya mendengar perkataan taeyong. "Seriously, lee freaking taeyong, stop this freaking bullshit, i'm not stupid, gue tau itu cuman alesan lo, lagian kalo beneran sepupu lo masuk ugd, kedatengan lo bakal buat dia langsung sembuh gitu? engga kan? So, lebih baik lo ganti baju sekarang, terus balik lagi kesini buat latian, dan listen, kalo lo cabut, lo bakal m a t i, mati!"

Kali ini lidah taeyong kelu, ia akui kali ini ia sudah kalah telak dan tak bisa mengelak lagi. Kalo memakai istilah catur, skakmat.

Habislah sudah, ia benar-benar terpaksa harus mengikuti kegiatan eskul hari ini. dan taeyong tau jelas seulgi bakal nempel dari awal sampai akhir kegiatan itu.

Taeyong cuma ngangguk lesu terus berjalan ke luar menuju toilet untuk mengganti pakaian yang lebih santai untuk latihan. Hal tersebut tidak memakan waktu yang lama, karena dia hanya harus membuka kemeja putihnya dan mengganti celana dasarnya dengan training bekas pelajaran olahraga tadi pagi.

Taeyong memang bisa saja kabur, tapi ia benar-benar tak ingin mengambil resiko besar itu. Ya, bisa dibilang dia takut.

"Bangsat, bangsat, bangsat, pake kena pula kali ini," umpat taeyong sambil menendang pintu kamar mandi untuk meredam amarahnya. Untung saja sedang tidak ada orang di kamar mandi, kalau ada pasti mereka akan terkejut karena efek suara dari hentaman kaki taeyong cukup besar.

Taeyong berjalan menelusuri koridor dengan tangan terkapal. dan tiba di depan pintu kaca yang merupakan ruangan zona merah baginya. Ia lalu membuka pintu itu dengan ujung sneakernya.

"Okay, good," krystal bernafas lega setelah melihat taeyong yang muncul masuk dari pintu ruangan dance itu.

Jika krystal bernafas lega, beda dengan taeyong yang bernafas kasar setelah berpijak di ruangan itu. Melihat satu cewek berkuncir kuda dengan wajah berbinar menatap ke arahnya.

"Hhh, berat banget hidup lo yong," gumam taeyong.

- c h a s e r -

Chaser | SeulyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang