sieben.

175 32 19
                                    

"Listen dek, so, mumpung sekarang kalian lagi lengkap, kami mo ngasi tau kalo kami udah ada tanggal buat mulai evaluasi semester ini,"

Ugh, seumur-umur aku mengikuti eskul dance, bagian ini yang paling aku benci. Yap, evaluasi semester.

Jika di beberapa sekolah lain evaluasi semester itu hanya untuk penilaian. well, disini sedikit berbeda. Semua evaluasi semester yang aku jalanin di sekolah ini tuh gaada yang bener.

Pertama, evaluasi semester 1 kami disuruh buat video ngedance di tempat umum (harus rame), ya itu memang terdengar biasa saja, tapi yang parahnya tema kali ini daster. Yap, freaking daster.

Lebih parah lagi, evaluasi semester 2 kami disuruh ngedance seminggu penuh, setiap jam istirahat kedua, di lapangan basket. Bayangin aja, segimana capek dan malunya kami. seminggu itu juga kami dengerin omelan anak-anak yang suka maen basket waktu istirahat.

Bukankah semua itu termasuk perpeloncoan? dasar para senior yang tak punya hati. Aku benar-benar penasaran akan melakukan kebodohan apalagi di semester ini.

"Kali ini, kalian ga bakal nari bareng-bareng ataupun sendirian, kali ini temanya juga ga akan aneh-aneh, tema kali ini couple dance,"

Oh, tema kali ini couple dance. Bentar. couple dance? COUPLE DANCE?!

Aku tersenyum penuh arti menatap manusia di sebelahku yang sekarang sedang tercengang menghadap ke arah para senior. Kalau aku baca dari raut wajahnya ia tidak senang mendengar tema kali ini.

Dasar lee taeyong bodoh. Kapan lagi kita dapet tema yang waras kayak gini? dan juga tenang saja, yang pasti kamu udah kubooking jadi pasangan aku, jadi kamu ga perlu susah payah cari pasangan lagi. Kurang baik apalagi kang seulgi ini.

"Yong," panggilku sambil menyenggol bahunya pelan yang membuatnya menoleh ke arahku. "Kita berdua ya," ucapku lagi.

"Gak,"

Ya, aku tak terkejut. Aku sudah 100% menduga jawabannya akan seperti itu.

"Kak, pasangannya gimana, pilih sendiri atau dipilihin?" tanya lisa yang membuatku mengalihkan perhatianku ke arahnya. Btw, lisa memang satu eskul denganku, bahkan aku tadi duduk dengannya dan momo di pojok belakang, tapi tentu saja aku berpindah tempat duduk setelah melihat taeyong memasuki ruangan ini.

Bukannya jawab pertanyaan tadi, kak krystal malah manggil kak sehun yang lagi sibuk sendiri di pojok depan deket cermin. aku baru sadar ada dia di ruangan ini.

"Iya ini udah kok tal," kak sehun menghampiri kak krystal yang lagi duduk bersila di depan kami dan memberinya gelas berwarna kuning.

"Jadi dek, di gelas ini udah ada pasangan dari nomor 1 sampe 15, kalian cukup ngambil satu nomor terus cari pasangan kalian, kalian bakal dance berpasangan, tema lagu bebas, mau hip-hop boleh, jazz boleh, terserah kalian lah ya, terus nanti kalo udah dapet nomor dan udah dapet pasangan kalian, gaada namanya mo ganti-ganti pasangan, nanti abis kalian dapet pasangan, langsung kami catet, jadi gabisa ganti,"

Ya, whatever. mo pilih sendiri kek, mau dipilihin , pake nomor lah, segala macem, aku harus tetep pasangan sama taeyong.

"Hmm, karena cuma ada satu gelas ini, jadi kami gatau kalo nanti kalian bakal dapet pasangan cewe-cowo, cewe-cewe, ato cowo-cowo, apa yang kalian dapet terima aja, inget kalo dapet cowo-cowo yah sukurin aja HAHAHAH," ucap kak kai yang langsung dihadiahi tawa renyah dari kami. mampus kak, galucu si.

Setelah omongan tambahan kak kai tadi, satu satu anggota ke depan untuk ngambil nomor, mulai dari ujung depan sebelah kanan. Setelah beberapa menit akhirnya, tibalah giliranku, tepat setelah taeyong telah kembali duduk di barisannya.

"Semoga sama kaya taeyong," itu yang ada di benakku saat hendak mengambil nomorku, walaupun firasatku berkata lain. begini-begini aku juga realistis, kemungkinan dapet nomor yang sama itu kecil.

dan benar saja.

Saat semua anggota sudah berembuk untuk mencari nomor yang sama, aku berlari ke arah momo dan lisa. meminta momo untuk menanyakan nomor milik taeyong dan sedikit men-distract taeyong agar tidak cepat bertemu dengan pasangan aslinya. Kenapa aku tidak meminta lisa? c'mon, taeyong pasti akan berpikir lisa bersekongkol denganku yang notabene sahabat karibnya.

"Yong, lu nomor berapa?" thanks to my very talented and sensitive ears, aku bisa mendengar percakapan momo dan taeyong dengan jelas. "Gue nomor tujuh mo," sahut taeyong.

kan beda, dia tujuh , sedangkan aku sebelas, oke sekarang aku harus fokus mencari tujuh! Thanks momo my beautiful friend!

Aku pun menanyai semua yang berada di dekatku dengan kalimat "dapet nomor tujuh ga?," dan tuhan memang berpihak denganku. karena yang mendapatkan nomor itu doyoung, ya walaupun dia sedikit menyebalkan tapi lebih baik daripada menukarkan nomor itu dengan cewek centil sok cantik yang pasti mau berpasangan dengan taeyong. Ya, itu pasti akan lebih sulit daripada membujuk manusia satu ini.

"Duyung, tuker ya plis," aku berbisik dan menangkupkan kedua tanganku, memohon belas kasihan darinya. Semoga saja dia iba, itu yang aku harapkan. Lagian untuk apa juga dia ingin berpasangan dengan taeyong, bisa dibilang aku juga menyelamatkan dirinya dari berpasangan dengan cowok. Ehm, kalau si nomor 11 yang merupakan pasanganku ini juga bukan cowok.

"Taeyong tujuh? oke gue mau tukeran," ujar doyoung yang malah langsung merebut kertas yang kutangkup di kedua tanganku. dan jangan lupakan ia juga langsung menaruh kertas miliknya di sela-sela jariku yang masih menangkup. Well, i have no idea it'll be that fast.

Baiklah, sekarang aku hanya perlu mencari taeyong. and i got him right away.

"Yong," Panggilku sambil menepuk pelan bahunya. Taeyong yang tadinya sedang berjalan malas hendak menanyai orang di ruangan ini pun menoleh ke arahku.

Ia menghela nafasnya, lalu memutar bola matanya, malas. "Apalagi?" sahutnya.
"Dapet nomor berapa?" tanyaku sambil menyelipkan sedikit rambut ke belakang telingaku.

"Tujuh," jawabnya singkat.

"EHHH TUJUHH? KITA SAMA DONG YONGGG YEYYY!" ucapku pura-pura terkejut sambil meloncat kesenangan. semoga aktingku ini terlihat natural.

Taeyong menatapku tidak percaya, lalu dengan cepat mengambil kertas yang kutunjukkan di depan matanya.

"Ini lu tuk—," belum sempat taeyong melanjutkan omongannya aku sudah terlebih dahulu berlari menarik lengan taeyong ke arah kak sehun yang bertugas mencatat pasangan.

"Kak sehun, aku sama taeyong pasangan nomor 7," laporku sambil menunjukkan senyum terbaikku.

- c h a s e r -

Chaser | SeulyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang