neun.

216 29 15
                                    

"Kak, jalannya jadinya jam 4 aja ya?" ucap taeyong di telfon masih sambil menyetir mobilnya.

"Aku sekarang lagi ada urusan, palingan jam 4 nanti uda kelar," ucap taeyong menjawab perkataan seseorang dari seberang telfon.

"Oke, maaf banget kak, aku ga enak banget kakak udah siap-siap," ujar taeyong lagi. "Kalo gitu aku matiin dulu ya kak, lagi nyetir soalnya, see you," lanjut taeyong sambil mematikan hp dan langsung melempar hp itu sembarang ke jok sebelahnya.

Tadi taeyong sedang menunda acara jalan barengnya hari ini dengan jisoo. Sebenarnya, ia sudah merencanakan kencan dengan jisoo dari kemarin malam, itulah juga yang membuat dia langsung pulang ke rumah untuk bersiap dan tidak mampir ke markas terlebih dahulu. dan semua rencana sempurna itu tertunda dikarenakan gadis menyebalkan bernama kang seulgi.

Taeyong melajukan mobilnya dengan cepat. Sesekali mendumel karena mobil lain yang baginya sangat lambat. tidak tahu mobil itu benar-benar lambat atau memang hanya karena perasaan taeyong yang sedang campur aduk sekarang membuat moodnya menurun.

Setelah sekitar 5 menitan dari waktu ia menelpon jisoo tadi, akhirnya dia sampai di depan warung kopi yang merupakan tempat ia berkumpul dengan teman-temannya.

Ia membunyikan klakson mobilnya, membuat cewek bercardigan pink yang sedang duduk di salah satu kursi kayu terkejut. Cewek itu spontan berdiri, memakai ranselnya, dan berjalan menuju mobil mazda silver milik taeyong.

Setelah cewek bernama seulgi itu membuka pintu mobil taeyong, taeyong sedikit terkejut melihat tampilannya yang sangat basah kuyup, dengan rambut lepeknya, bahkan cardigan berwarna soft pink nya kini sudah berubah menjadi gelap karena terkena air hujan. Ya, dia tidak menyangka seulgi akan sebasah ini.

"Nih Hp," ujar seulgi beranjak duduk sambil mengarahkan hp taeyong kepadanya, taeyong pun lantas mengambil hp itu dari tangan seulgi.

Taeyong melajukan mobilnya. Suasana di mobil kali ini sangat sepi, hanya bunyi hujan dan musik dari radio yang terdengar. Keduanya sama-sama bingung untuk memulai percakapan. Tepatnya seulgi yang bingung untuk memulai percakapan, kalau taeyong memang tidak berniat untuk bicara dengan gadis itu.

"Yong," panggil seulgi memecahkan keheningan. Taeyong hanya meliriknya dengan ujung mata, lalu memilih untuk mengacuhkannya. "Yonggg," panggil seulgi lagi, tapi kali ini sambil menggoyang-goyangkan lengan kaos taeyong. "Kenapasi?" tanya taeyong, lagi-lagi dengan ekspresi risih yang biasa melekat di wajahnya.

"Matiin acnya boleh ga?," ucap seulgi sambil memeluk tubuhnya sendiri. Suaranya sedikit bergetar membuat taeyong menatap ke arahnya.

"Kenapa? lu kedinginan?" tanya taeyong masih menatapnya. Seulgi cengo, baru kali ini dia melihat ekspresi itu. Ekspresi hangat yang juga terkesan khawatir. Melihatnya, membuat seulgi meleleh seketika. Apakah taeyong benar-benar khawatir terhadapnya? Jika memang benar, ia berjanji hari ini akan dituliskan pada autobiografinya nanti.

"Iya yong, sumpah dingin banget," jawab seulgi sambil kembali menambah gestur kedinginan agar taeyong makin khawatir terhadap keadaanya.

"Makanya bego si lo," ucap taeyong dengan ringannya. Seulgi kembali cengo, jika tadi ia terkejut taeyong khawatir terhadapnya, kini ia terkejut karena taeyong ternyata hanya mencari bahan untuk menghinanya. Imajinasinya memang terlalu tinggi, taeyong khawatir? Well, itu tidak akan terjadi.

Seulgi berdecih, lalu mengarahkan tangannya ke tombol off dan mematikan ac tanpa ingin mendengar lagi izin dari taeyong.

"Lagian lo ngapain sih? udah tau ujan, kenapa malah maksa jalan ke markas? nebeng temen kek," cetus taeyong.

"Hhh, kok nyalahin aku? salahin tuh diri kamu sendiri yong! pake nipu nipu segala, lagian tadi belom ujan, makanya aku jalan kaki, eh ternyata pas di tengah jalan deres, masih mau nyalahin aku?" jawab seulgi sambil menatap taeyong sinis. Sebenarnya seulgi tidak terlalu marah karena memang dia sendiri yang menyeting agar dirinya basah kuyup. Tapi, ia ingin taeyong merasa setidaknya sedikit bersalah karena menipunya dan membuat dirinya basah kuyup seperti sekarang.

"Dari segi mananya sih gua nipu lu? orang gua cuman bilang 'kesini aja', kalo gua bilang 'iya, gua ada di markas, kesini aja, itu baru nipu," protes taeyong. "Lagian karena nganterin lu juga gua jadi terpaksa nunda jalan ama kak jisoo," lanjut taeyong.

"IHH SEBEL BANGET SIH! YAUDA TERSERAH MALES BANGET," teriak seulgi. taeyong langsung menjauhkan kepala seulgi dari dekat telinganya. "Gausa teriak-teriak anjing, mau lo gue turunin?" ancam taeyong membuat seulgi langsung menutup mulutnya dan melipat tangan di depan dada karena kesal.

"Eh—eh taeyong, kenapa malah lurus? arah rumah aku harusnya belok kanan tadi, muternya jauh tauk," ucap seulgi sambil menepuk-nepuk bahu taeyong. "Bangsat, kenapa baru bilang? harusnya lo bilang sebelum lampu ijo tadi sat," umpat taeyong.

"Lo yang ga nanya! kenapa nyalahin gue terus sih?! nyebelin tau ga?," keluh seulgi. sekarang ia benar-benar kesal, bagaimana tidak? taeyong daritadi tidak berhenti menyalahkannya. kenapasih gue bisa kepincut sama manusia kasar plus nyebelin kaya taeyong adalah hal yang ada di benak seulgi sekarang.

"Yauda, sekarang muternya dimana?" tanya taeyong. "Kenapa pake ditanya sih?" keluh seulgi sambil memijat keningnya. "Yauda lu turun disini aja, ga membantu banget,"

Seulgi menghela nafas. "Ya tinggal jalan aja yong ini, nanti kalo ada puteran baru muter, lurus dulu aja puterannya masih jauh, tuuh disanaa, di ujunggg banget, jadi sekarang lurus aja ya teyunggg," jelas seulgi. inisih ngelebihin jelasin ke anak tk pikir seulgi.

Karena seulgi sedang malas berbicara dengan taeyong, dia memilih untuk memainkan handphonenya. Memang taeyong lebih banyak ngomong hari ini, tapi yang keluar dari mulutnya hanya sampah yang membuat dia kesal.

"Ah karena lo ga ngasi tau jalan dari awal kan, jadinya jauh, ngabisin bensin jing," keluh taeyong. Rasanya seulgi ingin sekali menendang taeyong keluar dari mobil ini, tapi ini mobil taeyong, yang ada dia yang malah bisa kapan saja ditendang keluar oleh taeyong.

"Udah yong, udah, capek debat sumpah," ucap seulgi, mencoba untuk sabar menghadapi pria brengsek bernama taeyong itu.

Taeyong pun diam, tidak ingin menginisiatifkan perperangan lagi. Kali ini taeyong menurutinya. Ia akan fokus saja melihat jalan, sedangkan seulgi memilih untuk kembali membuka handphonenya.

"EH GOBLOK KELEWATAN," teriak taeyong setelah menyadari bahwa ia baru saja melewatkan putaran yang sekarang ada sekitar 3 meter dibelakang mobilnya.

Seulgi mendongak, menoleh ke belakang, lalu setelah mengerti keadaan, ia menatap taeyong geram. Muka seulgi sudah memerah, ancang-ancang ingin meledak.

"TAEYONGGG! BEGO! GOBLOK BANGET ANJIR KOK BISA KELEWATAN SIHHH?!,"

Hari ini seulgi tau, ternyata cowok ganteng dan cool yang diidamkannya lebih bego dari yang dia kira.

- c h a s e r -

Chaser | SeulyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang