Bagian 2 : -Risiko-

7.2K 980 93
                                    


"Cuma kamu yang aku mau."

Gita menatap laki-laki di hadapannya tanpa minat. Sejenak ia mencoba mengingat nama laki-laki yang sebulan terakhir ini dikencaninya. Sebelum akhirnya menyerah dan membuka catatan terenkripsi tentang laki-laki itu pada ponselnya.

Klien : Clara
Target : Alex, 35 tahun, manajer eksekutif.
Status : Bertunangan, dua tahun.
Misi : Kejelasan status. Tidak ingin digantung lagi.

"Bagaimana dengan Clara?"

Gita mendongak saat Alex tiba-tiba menarik pinggangnya hingga punggungnya yang terbalut gaun putih tanpa lengan itu melekat ke dada laki-laki itu.

"Kami belum menikah. Masih bertunangan," ujar Alex seraya mengendus lehernya.

"Kamu mau menikahinya?" tanya Gita, menatap bosan pada kertas dinding ruang privat restoran yang sering didatanginya bersama Alex.

"Mungkin nanti. Tapi untuk saat ini, tidak."

"Kenapa?"

"Karena aku masih penasaran sama kamu." Perlahan wajah laki-laki itu mendekati wajahnya, lantas memagut bibirnya tanpa izin.

Gita menghela napas pasrah. Sama sekali tidak peduli dengan apa yang laki-laki itu lakukan. Sudah lama sekali sejak terakhir kalinya ia  merasakan keinginan untuk membalas ciuman seseorang. Bibirnya seolah sudah mati rasa.

Sesaat kemudian, benak Gita dipenuhi bayangan seseorang yang pertama kali mengenalkannya pada ciuman.

Sebuah ciuman yang sanggup mengguncang jiwa dan raganya.

***

Suasana perpustakaan sore itu terasa lebih sepi dari biasanya. Mungkin karena di luar hujan turun sangat deras, sehingga orang-orang lebih memilih diam di tempat masing-masing.

Atau mungkin hanya perasaan Gita saja, karena pria yang beberapa bulan ini selalu duduk di bangku seberang dan menemaninya membaca hingga perpustakaan tutup, sama sekali belum terlihat sejak ia menduduki kursinya satu jam yang lalu.

Untuk kesekian kalinya Gita menatap bangku di seberangnya. Sebuah buku panduan teknologi informasi yang dibiarkan terbuka, buku catatan dan alat tulis, tampak tergeletak begitu saja ditinggal pemiliknya.

Merasa ada yang aneh, Gita pun memutuskan untuk mencari sosok pria itu.

Perlahan ia mulai berjalan menyusuri lorong demi lorong di antara deretan rak buku setinggi dua meter. Mendung di luar membuat pencahayaan di lorong itu sedikit redup.

Suara desahan mencurigakan mulai terdengar begitu Gita tiba di ujung lorong yang berbatasan dengan tembok. Ia terdiam sejenak sampai pendengarannya menangkap suara desahan yang semakin meresahkan.

Sedetik kemudian Gita segera menyingkirkan beberapa buku tebal di dalam salah satu rak sampai ia bisa melihat pemandangan di baliknya.

Benar saja, sosok pria yang dicarinya rupanya berada di lorong sebelah dan tengah berciuman panas dengan seorang wanita berambut panjang yang dicat berwarna brunette.

Tubuh feminim yang berlekuk dalam balutan bodycon itu menggeliat manja bak cacing kepanasan ketika memagut bibir pria itu dengan rakus sambil mendesaknya hingga menempel ke rak. Beberapa buku tampak berjatuhan dari atas rak dan mengelilingi pasangan mesum tersebut.

"Tegar..." Wanita itu mendesah serak, mengambil napas sebelum kembali menarik bibir pria itu masuk ke dalam mulutnya. "Aku mau kamu sekarang," ujarnya setengah merengek.

Gita spontan mendengkus jijik seraya memutar bola matanya. Kedua kakinya berjalan cepat menghampiri dua orang yang menghina pengetahuan dengan berbuat tidak pantas di perpustakaan.

Miraculous Man (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang