C

405 84 12
                                    

Hallo, maaf aku baru update setelah sekian lamaa. Mungkin gada yg nungguin juga 😭 but here is this😍



DE NACHT WACHT PRESENT

THE CURSE ; JAEDO

.

.

.

Seusai keduanya menghabiskan waktu bersantai dipinggir danau, saling bertukar cerita—berbeda dimensi waktu. Namun keduanya menikmati waktu itu, hingga tak sadar bahwa langit mulai gelap.

Setelah menyadari bahwa mereka sudah menghabiskan banyak waktu bersama, doyoung dan jaehyun berjalan bersisian hingga sampai di kediaman jaehyun. Saat keduanya baru melangkahkan kaki masuk ke halaman depan, suara ibu donghyuck yang memarahi donghyuck sambil berlarian membawa tongkat sapu menyambut mereka.

Tersadar bahwa keduanya terdiam melihat mereka, ibu donghyuck langsung membungkuk pada jaehyun dan kembali ke dapur. Namun, berbeda dengan ibunya, donghyuck berlari menuju doyoung.

"Syukur saja kau telah datang, hyung. Kalau tidak aku hampir mati." donghyuck seakan mengadukan apa yang akan terjadi jika doyoung dan jaehyun tak tiba tepat waktu.

"Kau tak akan dibunuh oleh ibumu, donghyuck." kini jaehyun melenggang sambil meninggalkan doyoung dan donghyuck itu.

"Kalau begitu, kau ingin kekamarku?" ajakan doyoung langsung dibalas dengan anggukan semangat donghyuck.

"Kau duluan saja hyung, aku akan mengambil cemilan." seakan itu adalah rumahnya, donghyuck langsung menuju dapur dan mengambil cemilan untuknya dan doyoung. Namun doyoung hanya terkekeh melihat aksi donghyuck.

.

Jaehyun yang baru sampai dikamarnya, langsung bersiap untuk menyegarkan dirinya kembali. Ia tak lelah, seharian bersama doyoung justru menyenangkan. Namun ia merasakan sesuatu yang entah apa.

.

Lain dengan jaehyun yang bersiap untuk membersihkan dirinya, doyoung justru bersenda gurau dengan donghyuck. Donghyuck menceritakan banyak hal, bahwa ia sebenarnya sering kabur demi bertemu dengan teman-temannya, dan banyak lainnya.

"Hyung, jangan pernah katakan pada ibu, ya." ucap donghyuck saat mereka masih asyik bercerita. Dengan kekehan karena cerita donghyuck, doyoung hanya dapat mengganggukkan kepalanya mengiyakan pernyataan yang lebih muda.

"Baiklah, kalau gitu coba ceritakan bagaimana pangeran jaehyun sebelumnya." kini doyoung penasaran dengan bagaimana sikap jaehyun, karena pertemuaannya dengan putera mahkota johnny membuat doyoung sedikit penasaran.

"Pangeran itu baik, ya seperti yang dapat kau lihat selama dua hari ini hyung. Tapi ketika hari-hari tertentu dia akan menjadi sangat menyeramkan, kau tau hyung—"

"Membicarakan seseorang itu tak baik, donghyuck." suara bariton jaehyun menginterupsi keduanya. Donghyuck langsung melebarkan matanya dengan wajah seketika menjadi pucat pasi—tak menyangka jika pangeran akan mengunjungi kamar doyoung, selarut ini.

"Maafkan aku, pangeran. Saya pamit dulu." kemudian donghyuck segera bergegas pergi dari kamar doyoung dengan membawa beberapa camilan yang ia bawa tadi.

"Kau tidurlah, doyoung. Tak baik tidur terlalu larut." mengikuti donghyuck, jaehyun pergi dari paviliun doyoung.

aneh.

Mendengar penuturan jaehyun, doyoung kemudian mematikan lilin dan segera tidur.

.

Skip to 25 Februari 1691

Hari-hari berlalu masih seperti biasanya. Jaehyun yang terlihat tak punya banyak pekerjaan sebagai pangeran, donghyuck yang semakin sibuk dengan doyoung. Sementara doyoung yang menikmati hari-harinya.

Doyoung sudah beberapa kali menawarkan ingin membantu jaehyun sebisanya, karena tak mungkin ia hanya menerima saja bahwa ia menjadi beban jaehyun. Namun pangeran itu hanya menyuruhnya untuk duduk diperpustakaannya dan mencari bahan bacaan yang mungkin menarik baginya.

Karena doyoung yang sangat menyukai  membaca, hal ini menjadi bukan masalah baginya. Hingga ia menemukan sebuah buku yang menarik—perjalanan waktu. Buku itu ia yakini pasti hanya berupa fiksi karena di zaman kerajaan itu pasti ada saja orang yang akan membuat cerita rakyat tapi, ini sudah sangat modern jika buku ini ada di masa waktu ini.

Doyoung hanyut pada bagaimana cerita itu menceritakan kisah seseorang yang bermimpi bahwa ia ada pada dimasa yang berbeda—persis seperti kisahnya sekarang.

Apakah ia adalah peramal?

Setelah membaca kisah itu, doyoung menjadi tak nyaman. Buku itu terlalu dibuat-buat. Lantas doyoung kembali menutup buku itu dan berjalan keluar dari perpustakaan.

"Kenapa suasananya terasa aneh?"

.

"Ibu, apa pangeran jung akan kembali marah-marah sekarang?" kini donghyuck yang bertanya pada ibunya.

"Entahlah, semoga saja tidak."

Sembari mengantarkan makanan untuk jaehyun, donghyuck dengan gelisah berdoa semoga ia bisa selamat keluar dari paviliun sang pangeran.

Sesampainya di paviliun sang pangeran, donghyuck mengetuk perlahan sembari memanggil pangeran untuk memberi tahu kedatangannya. Tak lama, terdengar suara deheman dari dalam, dan donghyuck masuk serta menyiapkan sarapan untuk jaehyun.

Hening yang menyelimuti keduanya, donghyuck terlalu takut untuk berbicara. Sementara jaehyun terlalu lelah untuk berbicara—semua energinya telah habis ia gunakan untuk berpikir.

Sepeninggalan donghyuck, jaehyun perlahan menggeram saat semua ingatan datang padanya. Ia tak tau apa yang terjadi padanya, namun bayangan bahwa ia didalam perang dengan seseorang menghantuinya semalaman.

Perlahan ia meraih buku yang selalu berada disamping tempat tidurnya—kalender. Tanggal 25?

Sebelumnya jaehyun biasanya akan merasa kemarahan yang meledak-ledak setiap tanggal 25. Kenapa kali ini berbeda?

Setelah memikirkan hal itu, kemudian jaehyun tak lagi merasa sakit kepala yang diiringi dengan ingatan itu.

Apakah ini ada hubungannya dengan—

—doyoung?

TBC.

Hallo! Kembali lagi dengan story ini.

Maaf juga untuk irregular update :(

Semoga suka dengan story ini ya!



the curse ; jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang