Hi hi, akhirnya aku kembali dengan membawa chapter baru
Happy reading
DE NACHT WACHT PRESENTS
THE CURSE ; JAEDO
.
.
.
Flashback
"Hyung, kita telah bersama selama beberapa tahun ini. Tetapi aku sungguh ingin bertanya padamu tentang satu hal" jeno menghilangkan keheningan antara dirinya dan mark. Keduanya duduk di paviliun dan menatap bintang.
"Hari ini bulan sedang bersembunyi dibalik kegelapan malam atau kegelapan malam yang menyembunyikan bulan?" mark mengabaikan perkataan jeno dengan memberikan sebuah pertanyaan.
"Ia yang ingin bersembunyi, hyung" meskipun begitu, jeno tetap membalas ucapan mark.
Tersenyum, segurat senyuman kecil diberikan mark pada langit. Tanpa repot menatap lawan bicaranya, ia kembali melanjutkan.
"Terkadang ada satu dan dua alasan yang tak bisa kita ceritakan pada orang lain. Dan kita mencoba untuk bersembunyi saat itu. Termasuk sekarang, jen. Tapi, aku akan beritahu satu hal" jeno memasang telinganya baik-baik mendengar penuturan mark. Karena ia sangat jarang mendengar mark berbicara panjang lebar, terlebih sesuatu tentang dirinya.
"Aku sudah berumur sangat tua. Namun terjebak dalam tubuh yang sangat muda, kau percaya?" kini mark terkekeh, ia tau bahwa ucapannya tidaklah lucu. Namun, satu hal yang ia tau, bahwa jeno mencoba mencerna semua ucapannya—tentu mark tidak berbohong akan hal itu.
"Aku pernah mendengar tentang kisah itu, hyung. Tapi, astaga. Kau jangan bercanda" jeno setengah hati mengucapkan kalimatnya. Disatu sisi, ia percaya, namun setengah hatinya menolak untuk percaya.
"Aku tidak berbohong, jen" mark beranjak meninggalkan jeno. Otak jeno masih berusaha mencerna informasi yang disampaikan oleh mark saat ini. Ia pernah mendengar hal ini, seseorang yang terjebak dalam tubuh yang muda. Namun, satu hal yang sangat ia yakini—kisah yang dialami mark lebih dari ini.
.
"Pangeran, kenapa engkau langsung saja percaya ketika aku menyebutkan nama penyihir mark tadi?" doyoung dan pangeran jaehyun sedang bersantai di paviliun kediaman doyoung.
"Dia bisa dipercaya. Mark dulunya adalah penasihat—lebih dari sekadar seorang penyihir" jaehyun menengadah, memperhatikan bulan sabit dengan bintang disekelilingnya.
Diam. Doyoung tidak berniat untuk menyela cerita pangeran jaehyun. Namun, jaehyun tak kunjung melanjutkan ucapannya.
"Apa ada yang salah?" Doyoung bercicit pelan, sebenarnya ragu untuk bertanya. Tetapi keheningan yang tercipta membuatnya tak tau harus bagaimana.
"Ah tidak. Aku dahulu punya banyak kisah dengannya. Ia adalah teman yang sangat baik. Sungguh doyoung, kau akan menyukainya ketika bertemu dengan mark besok" tersenyum. Jaehyun menampilkan dimple yang pastinya akan menularkan senyum pada siapapun yang melihanya--termasuk doyoung.
Doyoung membalas senyuman jaehyun--sangat tipis, namun menawan. Tak lama ia menganggukkan kepalanya, "aku tidak sabar untuk esok hari"
.
Mark bangun dengan semangat, hari ini ia akan bertemu donghyuck. Melupakan fakta bahwa donghyuck hanya perantara antara kesedihan dan kebahagiannya. Tidak terpikir dalam pikirannya bahwa donghyuck bisa saja tidak menyukainya.
"Ini terlalu pagi untuk bersiap, hyung" jeno yang sedang berkebun menyapa mark yang bahkan sudah bersiap pagi ini—terlalu pagi bagi seorang mark untuk sudah mengenakan pakaian bepergiannya.
Mencoba untuk tidak mendengarkan jeno, mark menghirup udara pagi. Sudah sangat lama baginya untuk tidak menghirup udara sepagi ini.
Meskipun jeno diabaikan, ia tetap tertawa melihat tingkah laku mark. Karena mark yang mengenakan stelan pink itu sungguh menggemaskan. Terlebih dengan tingkah seperti anak-anak, menghirup udara lamat-lamat sambil memejamkan mata.
.
Jaehyun tidak bisa tidur. Ia tau bahwa bertemu dengan mark bukanlah pilihan yang bagus. Namun ia takut untuk mengecewakan doyoung—pria yang sudah membuatnya mengambil keputusan tanpa berpikir panjang.
Melihat doyoung yang sangat antusias memberitahu tentang buku itu disertai dengan mata bulat yang sangat menggemaskan, membuat jaehyun menjadi tidak tega untuk berkata tidak padanya.
Meski ia hanya bertemu dengan doyoung dalam waktu beberapa hari, namun keberadaan doyoung menjadi suatu hal yang sangat ia syukuri.
"Sungguh, kau membuatku gila, kim"
.
"Ah aku akan gila!" donghyuck berteriak frustasi. Memikirkan bahwa ia akan bertemu dengan mark, membuat ia bahagia sekaligus ketakutan.
Keberadaan mark bukanlah sesuatu yang menakutkan, namun ia takut jika mark dapat membaca pikirannya. Bagaimana ia bahkan jatuh terpesona dalam tatapan mark.
"Kau harus ingat statusmu, hyuck. Kau harus ingat" donghyuck mengepalkan tangannya memberi semangat pada dirinya sendiri.
.
Doyoung terlihat sangat fokus. Buku dalam pangkuannya benar-benar mengambil fokusnya. Kisah yang dikisahkan benar-benar sesuai dengan hal yang ia alami.
Dimulai dari ia yang baru bangun tidur dan ternyata berada di dunia yang berbeda. Menghela nafas panjang, doyoung memikirkan suatu yang menjadi alasan untuk keberadaannya saat ini.
Meskipun ia sangat kesal pada nyonya jung—pemilik kedai tempat ia bekerja—namun ia merindukan wanita paruh baya itu.
Namun, tunggu
Doyoung seketika menutup mulutnya, nyaris tidak percaya dengan ingatannya. Sejujurnya, ia hanya dua kali menemui anak dari pemilik kedai itu, namun "Anak nyonya jung adalah jung.. jung—jaehyun?"
TBC.
Hallo, akhirnya aku up chapter lain. Semoga suka yaaaa 💓💓💓
Maaf ya kalau chapter ini pendek 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
the curse ; jaedo
Viễn tưởngperjalanan kisah doyoung yang terbangun pada waktu yang berbeda setiap tanggal 15. dengan jaehyun yang memiliki kutukan abadi setiap tanggal 25. baku story bxb #36 - jaedo