U

389 67 7
                                    

DE NACHT WACHT PRESENT

THE CURSE ; JAEDO

.

.

.

Doyoung

Nama itu terus menerus berputar dalam kepala jaehyun ketika ia mulai menyadari beberapa perbedaan yang dialaminya sekarang. Biasanya, jaehyun akan selalu marah-marah setiap tanggal 25. Ia akan menjadi pribadi yang sangat sensitif, entah apa yang mendorongnya melakukan itu.

Sementara, kini keberadaan doyoung memberinya suatu kemungkinan. Bahwa doyoung mungkin saja memiliki hubungan dengan semua keanehan yang terjadi padanya. Perlahan jaehyun bangkit dan berjalan menuju paviliun doyoung. Ia sangat yakin bahwa doyoung ada disana.

Namun nihil, tidak ada seorang pun di kamar doyoung.

Ketika jaehyun berbalik hendak mencari doyoung, pria yang dicarinya pun langsung menampakkan diri.

"Pangeran, ad-"

"Aku mencarimu, bisa kita bicara sebentar?" potong jaehyun tanpa menghiraukan doyoung yang bertanya-tanya dengan perilakunya kini.

Jaehyun tampak terlalu tergesa-gesa berjalan menuju perpustakaannya, tidak menghiraukan keberadaan doyoung yang bingung hendak diajak kemana. Namun, doyoung tetap mengikuti langkah sang pangeran.

Setelah berjalan dalam keheningan, jaehyun pun berhenti. Begitu juga dengan doyoung. Doyoung sangat tau bahwa itu adalah perpustakaan, karena ia baru saja dari sana. Tetapi, yang menarik perhatiannya adalah jaehyun yang berada didepan rak dan menarik sebuah buku hingga

"Woah, aku tak tau ada fasilitas seperti ini" ucapan doyoung seakan mengingatkan jaehyun bahwa ia tak sendiri disana.

"Kita harus bicara disini" balas jaehyun tenang.

Pintu terbuka, keduanya masuk kedalam sebuah ruangan yang sangat rapi. Ruangan ini sangat diyakini doyoung sebagai ruangan baca, karena terdapat empat meja serta tatakan buku. Sementara disekelilingnya terdapat lilin yang akan menerangi, sehingga aman bagi mata untuk membaca.

Jaehyun masuk terlebih dahulu dan menghidupkan semua lilin disana. Memberikan penerangan bagi keduanya, dan kembali menutup pintu.

Hening menyelimuti keduanya.

Doyoung yang sungguh tidak tau apa yang terjadi hanya dapat mengedarkan pandangannya kekiri dan kekanan. Mencoba mencari pengalihan lain selain menatap pangeran jaehyun di depannya kini. Mereka berdua duduk berhadapan, entah bagaimana hal ini terjadi secara alamiah.

Hingga akhirnya, doyoung mencoba untuk menghembuskan nafas lebih keras demi menarik perhatian pangeran yang hanya diam tak berkata apapun semenjak mereka masuk kedalam ruangan ini.

10 detik

20 detik

30 detik

Masih tak ada balasan apapun dari jaehyun atas tindakan doyoung. Hal ini cukup membuat doyoung kesal jika saja doyoung tak ingat ia menumpang dirumah pangeran ini, ia sudah pasti akan memaki orang dihapadannya dengan berbagai sumpah serapah karena sudah membuang waktunya.

"Pangeran." doyoung mencoba memanggil jaehyun sembari mengalihkan pandangannya, pertanda sudah bosan dengan keadaan ini.

"Aku tak tau mengapa kau memanggilku kemari,

"Aku sedang berpikir tunggu sebentar." ucapan jaehyun seketika membungkam doyoung.

Aku baru tau jika diam dengan wajah sedatar itu berpikir, bukankah tanda berpikir berarti mengerutkan kening?

"Baiklah" balas doyoung kemudian beranjak dari kursinya.

Suara decitan bunyi kursi yang sebelumnya ditempati doyoung menarik atensi jaehyun. Pangeran tampan itu segera menoleh pada doyoung yang telah berdiri.

"Kau akan kemana?" kini jaehyun angkat suara.

"Aku hanya akan berkeliling, sudah bosan untukku menunggumu berpikir." balasnya hampir saja melupakan norma kesopanan pada seorang pangeran negeri ini.

Kembali keheningan menyelimuti, doyoung dan jaehyun, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Bukankah ia menjadi lebih dingin?

Perlahan doyoung menggelengkan kepalanya menghilangkan pemikiran negatifnya. Namun kepalanya masih tak bisa menghentikan pemikiran itu. Hingga pemikiran lain muncul.

Aku benar, dia aneh. Sekarang baik, besok seperti ibu tiri.

Pikiran aneh doyoung berhenti ketika jaehyun memanggil namanya.

"Doyoung."

Dengan sangat dingin.

Langsung saja, doyoung membalikkan badannya mengarah pada sang pangeran. Matanya menunjukkan keingintahuan yang besar, namun wajahnya dipenuhi dengan raut kecemasan.

"Maafkan aku," lanjut sang pangeran.

"Ah tidak, aku yang keterlaluan" balas doyoung sembari kembali duduk pada kursi sebelumnya.

Jaehyun sekilas terbatuk, cukup bingung darimana ia harus memulai ceritanya.

"Diawal, tak tau dengan dirimu sama sekali, kim doyoung" ucapan jaehyun hanya dibalas dengan tatapan doyoung yang sangat menggemaskan. Mata bulat yang menatapnya penuh pertanyaan dan wajah yang sangat penasaran.

"Bukankah itu benar, aku dari masa depan. Pangeran." kini jaehyun terdiam dengan balasan doyoung. Tak menduga bahwa doyoung akan membalas ucapannya.

"Baiklah, dengarkan aku dahulu" pernyataan jaehyun hanya dibalas anggukan oleh doyoung.

"Aku merasa ada sesuatu yang menarikmu kemari." perlahan kepala doyoung bergerak sedikit mundur, dengan alis yang terangkat serta tatapan mata seperti--kau bicara apa?

"Ini masih hasil analisaku. Jadi bisa saja ini salah. Namun setelah kedatanganmu, memang membawa sedikit perbedaan bagiku." wajah doyoung tampak datar mendengar penuturan jaehyun. Ia tak dapat memprediksi apa emosi yang disimpan doyoung saat itu.

Hening meliputi keduanya.

Doyoung masih diam sambil menatap jaehyun, dan jaehyun yang diam menatap doyoung menunggu balasannya.

Nihil, tak ada kata-kata keluar dari mulut doyoung. Seakan ia memilih untuk diam dan tidak mengeluarkan pendapat sama sekali.

"Kenapa kau hanya diam?"

"Bukankan tadi kau mengatakan padaku untuk mendengarkanmu?" seusai kata terakhir, doyoung berdecak seakan mengejek jaehyun--hey! dia adalah pangeran, kim doyoung.

"Maafkan aku," kali ini doyoung mengangkat kedua tangannya.

Sembari membuat tampang berpikir, doyoung mencoba menyusun kata-kata yang tepat untuk sang pangeran.

"Aku tak tau apa yang terjadi sebelumnya, dan aku juga tak tau apa dampak padamu setelah aku berada disini." terangnya jujur.

"Namun aku menemukan sesuatu disini, sungguh aku tak yakin apakah ini akan berguna." doyoung menyodorkan sebuah buku yang tadi ia temukan pada sang pangeran.

Jaehyun meneliti sampul buku itu, dan perlahan tertawa terbahak-bahak.

"Kau percaya pada cerita karangan mereka? Oh ayolah kim doyoung." jaehyun mencoba untuk meyakinkan doyoung bahwa tak seharusnya mereka mengaitkan ini dengan situasi keduanya.

"Pangeran, tidak ada salahnya jika kita mencoba." sekarang doyoung menatap jaehyun menuntut jawaban iya darinya.

"Baiklah, apa yang harus kita lakukan?" jaehyun mencoba mengalah.

"Mencari penyihir mark." balas doyoung yakin.

TBC.

Hallo hallo! Sekarang ceritanya udah makin banyak ya castnyaaa :))

Sekali lagi, aku mengucapkan. Hope you like it!!!

Dan thankyou udah mampir serta vote dan comment

With love, Lala 💚

the curse ; jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang