;

284 51 2
                                    

HALLOOOO!! I'm backkkk.

Sebelum baca part ini, tolong banget baca Trigger Warningnya yaaaaa. Plis plis banget.

DE NACHT WACHT PRESENTS

THE CURSE ; JAEDO

WARNING: pembunuhan, kekerasan, kanibalisme, darah, pedang, kematian.

.

.

.

"Selamat datang, mark" sapa jaehyun sembari menghampiri mark. Senyum penuh bahagia diberikan jaehyun pada mark, karena kerinduan yang membuncah akhirnya tersalurkan. Sementara itu, mark menjadi kikuk. Berusaha untuk memberikan senyum terbaiknya pada sang pangeran, dengan sebelumnya menepuk tengkuknya.

"Terimakasih pangeran. Seharusnya tidak perlu sampai menyambutku begini" mark sesekali menjilat bibirnya yang kering. Meskipun ada sesuatu yang ia sembunyikan, entah mengapa ketika berada berhadapan dengan pangeran jaehyun tetap membuat ia gugup.

"Tak apa, itu karena aku sungguh merindukan teman lama" kini jaehyun berucap sendu. Tidak ada perubahan pada nada bicaranya, namun mata tak bisa berbohong. Kondisi seperti inilah yang membuat ia menjadi gelisah, selain dari hal yang ia sembunyikan.

Bagaimana aku bisa menyampaikan kenyataan, jika aku masih sangat lemah didepan pangeran jaehyun?

Donghyuck sudah sejak lama meninggalkan mereka bertiga. Sejak mark disambut oleh pangeran jaehyun dan doyoung, donghyuck langsung berlari menuju ibunya.

Ketiganya sudah berada diruangan baca milik jaehyun, tempat dimana ia bicara empat mata dengan doyoung sebelumnya. Doyoung memberikan buku itu pada jaehyun, dan jaehyun memberikan pada mark.

Mark hanya tersenyum kecut. Pasti buku ini.

"Jadi, aku dipanggil karena buku ini?" ucap mark lebih seperti pada dirinya. Doyoung terlihat antusias, mungkin saja ia bisa kembali ke dunianya secepatnya.

Jaehyun mengangguk, membenarkan ucapan mark. Ia terlihat menimbang apa kata-kata yang harus ia sampaikan pada mark. Sementara doyoung lebih memilih untuk diam, karena bisa saja ia dipenggal jika berani mendahului pangeran jaehyun.

"Bisa jelaskan? Buku itu" nada jaehyun masih seperti biasanya. Tidak seperti meminta tolong ataupun memerintah, entah bagaimana ia bisa membuat nada bicara seperti itu.

"Baiklah, aku akan ceritakan"


.

Trigger Warning // TW // pembunuhan, kekerasan, kanibalisme, darah, pedang, kematian.

Flashback

Jauh sebelum masa ini ada, banyak perperangan. Pertumpahan darah antara satu suku dengan suku yang lain demi memperoleh kejayaan. Menjadi suku yang dihormati. Keseluruhan suku yang ada di semenanjung berperang untuk menaklukkan suku lain.

Perang tiada henti, suku-suku yang ada mempertaruhkan segalanya untuk dapat menguasai suku lain. Ketika mereka sudah menguasai suatu suku, suku itu akan dijadikan tentara perang mereka--garda terdepan.

Suara tangis itu selalu terdengar. Para suku yang menjadi tawanan lebih memilih untuk mati daripada harus menjadi tameng. Beberapa tahun perang terus menerus, hingga disuatu hari muncullah suatu suku--suku yang sangat kuat.

Entah mereka dari mana, tidak ada yang tau. Bahkan suku terkuat saat itu yang sudah menjajah hampir setengah suku di semenanjung pun mengakui mereka. Persenjataan mereka sangat luar biasa begitu juga dengan semangat para tentaranya.

Mark yang saat itu menjadi salah satu komandan suku terkuat pun harus mengaku kekalahan. Ia dan johnny--ayahnya--yang menjadi panglima perang saat itu harus mengalami hal yang menyedihkan.

Memang ia dan ayahnya sangat kejam dengan menjajah hampir setengah suku, namun ia masih tidak tega untuk benar-benar membunuh dengan cara seperti itu.

Membutuhkan waktu setengah tahun bagi suku itu untuk menguasai seluruh semenanjung. Waktu yang sangat singkat. Namun, suku itu sangat kejam dan bengis.

Suku kejam itu, tidak langsung membunuh musuh mereka. Namun, ia akan menyandera musuh terlebih dahulu, membuat mereka kehausan dan kelaparan. Setelah itu, memaksa mereka untuk bertahan hidup--layaknya bukan manusia.

Itu adalah ingatan terburuk yang pernah diingat mark. Dan sepanjang usia akan menjadi kenangan buruk baginya.

Johnny, harus dibunuh dengan tangan mark sendiri. Begitulah hukumannya, dengan pedang yang berada didepan lehernya, ia harus menghunuskan pedang pada ayahnya sendiri. Sungguh mark takkan pernah mau, ia lebih rela ditebas oleh pedang dilehernya daripada membunuh ayahnya sendiri.

Namun, sang pemimpin suka tak suka. Ia benar-benar memaksa mark untuk membunuh johnny dengan tangannya sendiri.

Pada akhirnya, johnny jatuh. Setelah kehilangan banyak darah, ia menghembuskan nafas terakhirnya. Tanpa mengucapkan sepatah katapun sebagai kata-kata terakhirnya, ia memilih untuk tersenyum. Senyum yang sangat indah hanya untuk mark seorang. Melihat johnny yang sudah pergi, mark langsung bersimpuh didepan johnny. Menangis sangat keras.


Didalam hatinya, ia tidak dapat mengatakan hal lain selain mengutuk para pemimpin itu. Sungguh, kematian ayahnya--ia merasa karma berlaku tak adil pada kekejaman ayahnya. Ia harusnya mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari ini, tak pernah terpikir akhir hayat johnny akan setragis ini.


.

Mark hening. Sebulir air mata jatuh membasahi pipinya. Bayangan ia memeluk ayahnya dengan penuh darah kembali mendatanginya. Berusaha keras mark untuk menghalangi air matanya untuk keluar, namun bagaikan tak dapat dibendung, air mata itu terus keluar.

Melihat kondisi mark, jaehyun memberikan sapu tangannya pada mark. Namun, bukannya menyeka air matanya, mark hanya memperhatikan sapu tangan itu. Menggenggam erat sapu tangan itu.

"Mark, maafkan kami yang membuatmu bercerita tentang ini" ucap doyoung benar-benar tulus. Ia tak bisa dengan cerita menyangkut keluarga, ia sangat emosional dengan hal itu. Oleh karena itu, melihat mark yang harus membongkar luka lama, menjadikan ia merasa bersalah.

"Kau sebelumnya tidak menyebutkan siapa pemimpin suku itu, siapa mereka?" kini jaehyun bertanya. Sungguh, ia mengetahui sejarah tentang seberapa kuat pasukan johnny. Namun, ia tak tau bahwa johnny akan jatuh dari medan perang seperti itu.

Menghela nafas kasar, mark menoleh kekiri dan kekanan sebentar. Terlihat ragu, namun inilah tujuannya.

"Kalian. Pangeran jaehyun dan kim doyoung" ucap mark..


TBC.

Huftt, aku beneran gatau nulis apaaaa :(( Tapi sekali lagi, terimakasih udah vote dan comment yaa.

love you all.


the curse ; jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang