0.5

219 30 8
                                    

WhatsApp
20:43

Brian

Gi, Besok jalan yuk.

21:00

Seulgi
Nggak bisa, bri. Sorry.

Brian

Tapi besok kan lo ulang tahun.😢

Seulgi
Tau dari mana kamu?

Brian
My one and only, Tuan muda Wira 🥳


💫💫

Dan setelah itu, tidak ada balasan lagi dari pesan yang gue kirimkan. Hanya tanda centang biru. Ini sudah berminggu-minggu pendekatan tapi gue merasa Seulgi masih saja menjaga jarak. Jarang sekali perempuan itu mau diajak keluar kecuali karena kebetulan seperti tempo hari. Lagian, kalaupun pernah, itupun berempat dengan Sana dan Wira.

Gue membenamkan diri di kasur, memikirkan Seulgi membuat rasa kantuk perlahan menyerang. Gue kayaknya mau tidur cepet. Tapi sebelum niat gue benar-benar terlaksana, sebuah tangan menepuk pundak gue.

"Bang, lo mau ikut nggak?" kali ini tangan Wira berpindah, ia menggoyang-goyangkan lengan gue.

"Mau kemana lo?" Tanya gue masih dengan posisi yang tidak berubah.

"Bikin suprise buat Egi."

Mendengar nama Seulgi disebut, gue langsung bangkit, tanpa babibu, gue berganti baju, "Ngapain lo masih duduk? Ayo cepet berangkat"

Wira terkekeh, "Bucin lo, Bang"

"Buat Egi, apasih yang enggak, Wir" tukas gue yang kemudian disambut dengan ekspresi wajah Wira yang menahan jijik. padahal kalau dilihat-lihat dia yang lebih bucin. lah, gue dong yang harusnya lebih jijik?

💫💫


Sial banget!

Gue sebetulnya udah curiga dari awal saat Wira dengan baik hati ngajak gue. Buktinya sekarang, gue disuruh meniup sekian banyak balon sedangkan Wira malah berduaan di dapur bareng Sana. alasannya sih menghias kue, tapi yang terpampang nyata di depan gue tuh mereka mesra-mesra-an!

"Permisi! Mbak dan mas yang disana boleh sadar nggak kalau masih ada anak dibawah umur disini?" Teriakku setengah menyindir.

Keduanya menoleh, Wira tertawa, ia segera berjalan mendekat dan duduk disampingku. "Kata lo tadi 'buat Egi apa sih yang enggak' jadi jangan ngeluh dong bang" cibirnya.

"Ya nggak dijadiin babu juga sih, Wir." tukas gue yang kemudian melempar balon yang belum ditiup. "kerja juga, lo!"

Sana kemudian ikut bergabung sambil membawa cake coklat yang dia buat sendiri. "Bang Brian beneran suka sama Egi?" nada bicara Sana mendadak serius.

"Yakali ah bercandaan"

Sana kemudian mengangguk, tak lagi berkomentar. Gue kemudian menatap Sana dan Wira yang kini sibuk meniup balon secara bergantian, "Jadi, gue liat-liat selama ini, si Seulgi nggak punya teman ya?" 

Moonlight [•brianseulgi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang