"Dibayar berapa lo sampe mau jalan sama cowok urakan kaya dia?"
Keisha menatap varo tajam. Ia tak pernah mengerti kenapa abang nya selalu posesif seperti ini padahal keisha bukan anak kecil lagi.
Tak mau berdebat, keisha langsung melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dilantai 3.
"Caaa!" Panggil varo.
Keisha tak merespon panggilan abang nya. Ia memilih melanjutkan langkah nya.
"Caa! Lo denger gue ga sih?"
"Denger"
"Jawab pertanyaan gue!"
Keisha menghentikan langkahnya. Ia langsung menghadap belakang dan menatap geram varo yang sedari tadi mengikutinya.
"Apa si bang. Kepo banget sama urusan caca"
"Apa yang jadi urusan lo, ya urusan gue juga!"
Keisha mengeluarkan senyum jahatnya. "Terus apa kabar, lo yang udah nabrak orang sampe koma?"
Skak.
Varo membeku seketika. Apa yang selama ini ia sembunyikan justru diketahui oleh adik nya sendiri.
"L-lo ja-jangan asal bi-bicara caa!"
"Gue ga asal bicara bang! gue liat dengan mata gue sendiri kalo lo udah nabrak orang itu sampe sekarang dia koma!"
Varo terdiam. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya.
"Ca gu-gue minta maaf soal itu. Gue waktu itu dalam keadaan ga sadar. Gue mohon jangan kasih tau bunda sama papa." Kata nya dengan muka memelas.
Keisha menghela nafasnya. Sebenarnya abang nya ini harus dijerat hukum karena tindakan kriminal. Namun bagaimana lagi? Jika abang nya terjerat masalah, sudah dipastikan keisha pun akan kena imbasnya.
Tapi bagaimana pun, keisha tidak boleh membiar kan varo seperti ini terus menerus.
"Oke. Gue gaakan bocorin ini sama mereka."
Varo yang mendegar hal itu, langsung memeluk keisha erat.
"Tapi dengan satu syarat." Lanjut keisha
Varo melepas pelukan itu. Dan langsung menatap lekat keisha.
"Syarat nya, lo harus temenin orang itu sampe sembuh. Biaya perawatan biar gue yang tanggung."
"Ta-tapi kalo dia tanya gue siapa, gimana?"
"Punya otak kan?" Tanya keisha, diangguki oleh varo. "Mikir sendiri!"
Keisha langsung memasuki kamarnya dan mengunci pintu nya. Hari nya sudah cukup lelah. Terlebih keadaan nya yang sedang menstuasi membuatnya mudah terbawa suasana.
---
Suasana makan malam hari ini cukup ramai. Karena alfa, si kecil tak henti henti nya menceritakan keseharian nya pada Andrian, papa nya.
Jujur saja, kelvin sangat senang bisa melihat alfa sebahagia ini. Mengingat papa nya yang harus bekerja disulawesi membuat mereka kurang komunikasi.
"Papa! Papa tau gak? Tadi kak kepin bawa kakak bidadari kesini" seru alfa
Kelvin yang tengah asik makan pun langsung menatap tajam alfa yang malah tersenyum jahil.
Kelvin mengalihkan pandangan nya menatap papa nya yang kini tengah menatap kelvin dengan tatapan menyelidik.
Sheila dan bu Maya hanya bisa menahan tawanya. Siap siap saja, malam ini kelvin diserbu ribuan pertanyaan yang menjebak dari papa nya.
"Pahhh! Masa iya kakak bidadari mau sama kak kepin! Kak kepin kan jelek!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARA
Teen FictionSebuah dendam turun temurun yang membuat seorang gadis harus terpisah dari keluarga nya. Ia harus menjalani keseharian nya dengan satu keluarga dengan kesepakatan tertentu. Hingga ia bertemu dengan seorang lelaki yang bisa memberi arah untuknya, dan...