; takut

158 30 6
                                    


pagi ini di seoul, cuaca lumayan dingin dengan cahaya yg sedikit menyengat

wanita ini sekarang sedang duduk termenung memikirkan hal yg harusnya tidak ia lakukan.

"permisi pesanan atas nama sana"

sana tersenyum dan mengangguk

sekarang ia sendiri sedang bergelut dengan pikirannya

seharusnya dia tidak melakukan nya, ini salah, aku dan dia berbeda

apa boleh kita melanggar aturan ini? di satu sisi aku ingin melepaskan nya, di satu sisi aku ingin egois.

seharusnya sana menjauh tapi, hati sana bertolak belakang dengan kemauan nya, ini salah.

pintu caffe berbunyi menandakan seseorang yg baru masuk dan datang.

"hei kamu nunggu lama ya, sorry soalnya ada berkas harus aku urus" ujarnya khawatir

sana hanya memandang nya, kenapa dia harus mencintainya kenapa bukan orang lain, dia tau kalau kita berbeda.

maafkan sana kali ini tuhan, maaf kan sana.

"hei are u okey" ujarnya

sana menunduk dan menangis.

baru beberapa bulan sana mengenalnya, sana sudah tidak rela meninggalkan nya, sana ingin egois ingin tapi, ia tak bisa.

mark duduk berpindah tempat ke sebelahnya.

dan merubah posisinya menjadi berhadapan

suasana di toko cukup sepi, jadi banyak yg tidak peduli dengan sekitar.

"hei, aku punya salah apa sama kamu, aku minta maaf kalo aku ada salah" ujar mark sambil memegang wajah sana

"mark aku pengen kamu tapi, aku gamau egois" ujar nya terisak

mark buru-buru membawa sana kepelukan nya, ia tau apa yang sedang di bahas sana.

"san, sampai kapanpun aku ga bakal ninggalin kamu, we will together"

mendengar itu tangisan sana mulai mereda, dan langsung melepaskan pelukanya.

"mark, kita liat aja sampai kapan kita bakal terus bersama" ucapnya

•••

sana pulang dengan keadaan kacau setelah di antar mark

dia lelah, baru kali ini dia merasakan jatuh cinta, semakin kita cinta semakin sakit juga mencintai orang dengan dalam.

"loh sana kamu kenapa, jangan bikin mama khawatir san" ucap ibunya khawatir

sana menatap ibu nya dengan sendu, dia sedih sangat baru kali ini dia tidak ingin kehilangan seseorang.

ibunya pun memeluk sana dengan erat, dia tau bahwa putri nya sedang sedih dengan masalah hati.

"kamu sholat dulu baru cerita oke"

sana menuruti kemauan ibunya dan langsung bergegas

beda keyakinan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang