; andai

127 27 12
                                    


selama perjalanan, sana menengok kanan dan kiri sambil menunggu bis.

dia lelah menunggu, beberapa hari ini juga tumben sekali mark tidak mengirim pesan kepadanya.

sana menengok handphonenya.

mark
aktif beberapa menit yang lalu

sana menghela nafas, mark sebenarnya niat atau tidak memperjuangkan sana.

saat bis datang sana naik, dia duduk di bangku tengah dan depannya ada sejoli sedang berbincang masa lalu.

"kamu tau ga, aku ga nyangka aja kamu beneran nikah sama aku, padahal kita beda dulu" ujar si perempuan lirih

"tuhan itu ga jahat tuhan itu adil, dia mempertemukan kita agar kita bersama walaupun banyak rintangan"

"kamu nyesel sih pindah keyakinan demi aku"

si prian menatap wanitanya dengan senyum tulus.

"engga kok, aku ikhlas dan yakin" ujarnya

tanpa sadar bulir mata sana turun dari kelopak matanya

andai dia dan mark bisa bersama.


sana berjalan dari arah lobby menuju ruangannya.

di sisi lain.

tidak seperti biasanya semua orang diam, termasuk joy dan daehwi.

jooheon bingung dengan kelakuan teman nya ini

"pada kenapa si lo semua, kesambet" ujar jooheon

joy menatap jennie sinis, sedangkan sowon pindah meja yg tadinya di sebelah jennie jadi di sebelah jooheon.

iya mereka tau kecuali jooheon.

nomor tidak dikenal itu, mengirimkan beberapa foto yang membuat mereka tidak percaya.

bahkan mata jennie sembab semalaman.

flashback.

setelah bercumbu, mark menarik jennie ke dalam mobil dan mengunci mobil.

jennie membelalakkan matanya.

ia ingin keluar tapi percuma mobil di kunci, mark dalam keadaan mabuk dengan mata sayu dengan pikirannya yg selalu bertujuan pada sana, menganggap jennie adalah kekasihnya

"hey don't crying, aku janji sama kamu"

jennie menangis, di takut.

mark yg mabuk, tidak bisa berpikir jernih.

dan akhirnya itu menjadi malam yg panjang untuk jennie dan mark.

flashback end.

daehwi biasanya akan berkoar jika dalam keadaan seperti ini, tapi dia memilih diam.

jooheon tidak betah dengan kesunyian mereka pun diam dan fokus pada kerjaan nya.

ruangan ini sekarang sunyi, tak ada tanda tawa.

biasanya akan ada hal meledek, menista, membicarakan orang lain.

tapi semua memilih diam.

jujur saat sowon di kejutkan dengan foto seperti itu yg di kirim kan oleh orang lain.

sowon tau jennie salah.

tapi sowon tak membela siapapun, tapi mungkin ia menjaga jarak dari sana maupun jennie.

ceklek.

pintu ruangan terbuka dan menemukan perempuan yg sedang berdiri di pintu.

semua tegang, terkecuali jooheon.

beda keyakinan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang