ingatan sana tidak lumut akan kejadian jennie dan mark, kenapa sana harus memiliki hubungan dengan mereka coba.
ngomong-ngomong si jungkook sedang menemani haruto ke minimarket depan gang komplek, jungkook sudah akrab dengan haruto bahkan adiknya suka menyuruh jungkook untuk memberi makan kucingnya, padahal adiknya ini takut kucing.
mungkin karena itu ia harus menyuruh jungkook jika berhubungan dengan kucing.
"assalamuailaikum"
lamunan sana buyar karena suara haruto menggema di ruang tamu, ibu sedang pergi jadi hanya ada mereka bertiga saja disini, sana menyusul mereka di meja makan dengan isi tangan mereka yg banyak kantung belanjaan dan pasti dominan lebih banyak isi haruto daripada belanjaa yg penting.
"kak liat, tadi kak jungkook bilang mau beliin coklat buat kakak" ujar si adik menjulurkan coklat
Sana menerimanya dan tersenyum kearah jungkook, "makasih"
Haruto mengambil barangnya dan pergi begitu saja, memang dasar manusia kurang ajar, "sana"
Sana yang sedang menyusun barang-barang menoleh sebentar ke jungkook, "hm"
"boleh aku bertanya sesuatu"
"Silahkan"
"mark itu siapa"
aktivitas sana berhenti seketika, ia menahan dadanya yang bergemuruh "maaf tidak pe-"
"kita bicarakan entar saja"
Jungkook mengangguk, walaupun beberapa tahun ia bersama sana ia tidak pernah melihat sana marah dan menangis sama sekali.
Jungkook membantu sana membereskan barang-barang tersebut, kenapa jungkook berkata demikian.
flashback.
Haruto mengajak jungkook ikut menaiki sepeda, dan kebetulan juga jungkook akan pergi ke minimarket.
di perjalanan haruto berbincang apa saja hal yang tidak penting ia akan bahas, seperti merek parfum, sifat sana disana bagaimaa, kelakuan dia jika di rumah dan yang lainya sampai,
"kasian yaa kak mark tiap hari dateng ternyata kak sana udah punya cowok"
Mark? apa pria itu yang ia temui saat di pusat makanan kemarin?
"gatau mark yaa" ujar haruto meledek
"Mark siapa"
"Beliin eskrim se dus dlu, sama kotak makanan kucing"
"Lah"
"Entar haruto kasih tau, tapi setengah aja takut kak sana marah"
Jungkook pasrah dan mengikuti kejahilan adik sana namun ia juga penasaran, mereka duduk di bangku depan minimarket sambil memakan ramen.
"heem, kak mark ini kalo ga salah tuh pacarnya kak sana"
"dia itu boss di perusahaan kak sana, dia sayang banget sama kak sana, tapi setahun lalu mereka kayaknya putus"
"karena"
"entah beda keyakinan"
"tunggu, mereka beda agama?"
Haruto mengangguk, "bukan karena itu kalo ga salah kak mark itu udah pindah demi kak sana, tapi katanya mereka putus karena ada insiden gitu"
Jungkook menatap dan menunggu lanjutan, "heheh itu tanyain kak sana ajaa yaa"
Jungkook juga sadar ia juga tidak seharusnya bertanya karena ini privasi sana, tapi ia sedikit iri dengan mark.
Sesayang itu kah?
🪐
Malam tiba dan seperti biasa jungkook harus memberi makan kucing milik haruto entah karena tidak ada ide atau bodoh, haruto menamainya harati.
Sana dan jungkook yang mendengar nama itu seperti bingung, apa haruto kehabisan nama? apa memang idiot?
Jungkook mengajak jalan ke sungai han karena ia penasaran dengan jawaban sana, jungkook menunggu moment ini, duduk bersebelahan dengan sana dan wanita itu akan memberi keluh kesah seperti pasangan kekasih? mungkin.
Jungkook membeli dua minuman hangat dan mereka duduk di rerumputan sambil menatap langit-langit.
"Mark itu dulu kekasih aku, hanya sampai beberapa bulan saja dulu ia hanya bertepuk sebelah tangan, lama-kelamaan aku luluh"
Jungkook belum mau jawab, ia masih diam dan menunggu sana menghabiskan ceritanya.
"Ia beda keyakinan, cintaku dan dia bertentangan namun ia memilih ikut dengan ku, dan pada akhirnya dia belajar mencintai ku dengan agama ku"
bohong jika jungkook tidak iri.
"Suatu hari aku mendengar kabar bahwa, ia telah meniduri sahabat ku, aku rapuh dan ke..cewa"
Sana benci mengingat pria itu kembali, jika boleh ia akan mengulang waktu dan melupakan kejadian semuanya secara permanen.
"Aku meninggalkanya, dan aku pindah merantau ke jakarta"
"Kamu pasti tau dari haruto kan, memang bocah sialan"
Jungkook ingin memeluk sana, namun ia tidak berani ia malah diam dan memandang langit.
"kamu pengen ngomong apa"
Sana seperti membaca pikiran jungkook, sekarang pria itu gugup.
ia menggeleng dengan cepat, "bicaralah"
"sana-yaa"
Sana meneguk minumannya,
"aku mencintaimu"
Seketika aktivitasnya berhenti ia menaruh minumanya dan beralih menatap lawan bicara sambil tersenyum, "aku sudah tau"
Jungkook menunduk lalu menatap sana dengan tatapan tak percaya, pipinya merah ia malu sekarang.
"Namun aku tidak percaya kamu bakal ngomong langsung"
"ma-"
"Aku sudah tau jawabanya sana, aku hanya menyatakanya agar lega, aku tak mau memendamnya lebih dalam, walaupun aku kecewa" ujar jungkook dengan lirih
Sana memegang bahu jungkook, "maaf, aku tidak bisaa"
Jungkook mengangguk, "tapi kita tetap bersahabat"
Jungkook megangguk lagi, harapanya pupus seketika.
🪐
Mark bangun dari tidur siang, ia menoleh kearah jam ternyata jam 8 malam, cukup nikmat ternyata lelah itu yang di rasakan pria berkacamata ini.
Ia menatap bingkai foto dengan keadaan tanganya di jadikan bantalan, cantik itu yang mendeskipsikan sana di foto tersebut.
Jangan salah mark masih belum melupakan sana sedari dulu, ia masih menempatkan sana di hatinya di tempat paling special, ia selalu berdoa dan sholat agar di permudah urusanya dengan sana.
deringan ponsel mark juga membuat ia risih, ia melihat nama yang tertera di ponselnya, jennie?
mark menjawab panggilan tersebut, namun suara jennie lebih heboh sebelum ia menjawab.
"markkk....sana uda pulang"
••
masih di simpen ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
beda keyakinan [REVISI]
Fanfiction[M] sana bingung cara menyikapi bosnya yg love at the first sight •nonbaku. •읽고 싶을 때 © paintyeol, 2020