Canda tawa kita tak begitu singkat
Kita yang terduduk di atas rerumputan kering,
duduk bersila,
aku yang beralaskan batu,
dan kau beralaskan plastik bekas jajanan.
Aku yang antusias mendengarkan ceritamu, tentang pendakianmu beberapa waktu lalu.
yang mana Kau bilang, Kau rindu aku di ketinggian.
hihi lucu, padahal kita belum jadi apa yang kita mau saat ini.
Aku masih ingat kala itu, sebenarnya bukan untuk pertama kalinya aku bersandar di bahumu.
tapi entah kenapa, rasanya tak pernah berubah, bahumu seperti rumah.
tak singkat waktu selalu tak bersahabat,
cepat berlalu, dengan diiringi kita saling tahu.
kau yang selalu santai menanggapi suatu hal,
sedangkan aku, kebalikannya.
kau yang sabar, dan aku yang tergesa-gesa.
kecewa,
sedih,
entah kenapa selalu di beri kekuatan untuk menjalaninya.
ribut, itu sudah pasti.
tapi takdir Allah selalu menyatukan.
Kau pernah kecewa karnaku, Akupun begitu sebaliknya.
Tapi entah, rasa yang sama selalu tumbuh tak berkurang.
Jujur, sempat ingin menyerah, tapi sesuatu selalu saja meyakinkanku.
Bukannya bucin, tapi rasanya ini berbeda.Aku yang posesif, membuatmu seperti tak betah dirumahmu sendiri.
maafkan Aku yang berlebihan, tak rela jika kau di culik gadis lain.
meyakinkanku, mungkin Kau sudah eneg rasanya.
entah hatimu terbuat dari apa, sabarmu yg selalu saja ku mainkan,
"maaf" kata itu saja yang selalu ku andalkan untuk menenangkanmu.Kau tahu, ingin ku bercerita satu hal yang belum pernah ku ceritakan.
Aku pernah, memohon padaNya saat Aku masih belasan tahun, tak tahu apa itu arti komitmen dan Aku minta saja padaNya.
"Aku ingin dipersatukan denganmu pada waktu yang tepat"
Dan Allah Maha Memberi, kau nyata, kau yang selalu menggenggam tanganku,
"Alhamdulillah" syukur aku ucap.maaf sempat tak membuatmu nyaman kala itu, dengan sikapku.
hatiku masih lemah, tapi lain kali dan seterusnya Aku akan menguatkannya sendiri.
maafkan Aku, Kau hampir menyerah. namun sabarmu tetap sama, selalu bisa mengalahkan ego.Angan yang sama, dan tujuan yang sama, ku harap kita selalu satu frekuensi.
iya, memang benar Aku masih dalam tahap belajar.doakan aku ya, agar bisa seperti ibu kita, menjadi sesosok wanita yang kuat, dalam segala hal. ku tahu ada yang lebih sulit dari ini. beri aku kesempatan lagi.
dan selalu inginku ulang kata ini.
"mari benahi sama - sama lagi, ku kan ada untukmu dalam kondisi yg belum pernah kita temui"Tetaplah disini, tidurlah dengan nyenyak ya...
jangan banyak pikiran, berbagilah jika bisa mengurangi beban. semoga aku bisa membantu meringankan.salam sayang.