Kania memasuki apartemen mewah yang kini akan menjadi tempat tinggalnya, sungguh ini di luar dugaan. Dia tidak menyangka Juno sekaya ini, maksudku Juno terlihat urakan dan tak terawat di sekolah tetapi di balik itu semua, dia adalah anak orang kaya.
"Cewek yang nolak kakak pasti menyesal setelah melihat ini" ucap Kania tanpa melihat Juno.
"Kenapa?"
"Karna kakak itu orang kaya, tapi penampilannya seperti pemulung" ucapnya tanpa takut sedikitpun.
"Kenyataannya tidak, dia sudah melihat kenyataan kehidupanku dia malah lebih memilih pria lain"
"Mungkin pria lain itu lebih baik"
"Tidak juga"
"Berarti gadis itu tidak suka uang" ucapnya membuat Juno terkekeh pelan.
"Kakak tidak pulang?"
"Kau mengusirku dari apartemenku sendiri?"
"Tidak hehe hanya saja aku ingin istirahat" ucapnya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya sudah aku pulang, istirahatlah besok kau harus menemaniku menemui Ibu"
"Oke tapi makan siang kakak yang traktir besok"
"Iya iya kau adalah gadis yang sangat mencintai uang Kania"
"Tentu saja aku tidak bisa hidup tanpa uang" jawabnya.
"Terserah padamu saja, aku pulang dulu" ucap Juno dan keluar dari apartemen itu.
Kania tidak mengerti dengan setiap jalan cerita yang dia jalani, entah apa yang Tuhan rencanakan. Lihatlah dia berani lari dari rumah dan menginap di apartemen orang yang baru saja dekat dengannya.
Seketika dia bisa dekat dengan Juno, sedangkan Kania sudah tau Juno sejak dua tahun lalu kenapa baru hari ini mereka terlihat akrab. Dan ya lari dari rumah tidak pernah ada di list pembangkangan Kania kepada kedua orangtuanya.
Tapi dia sungguh tidak terima Papanya memiliki keluarga lain selain dia dan Mamanya, dia bahkan tidak bisa membayangkan ada anak lain yang menerima tatapan penuh kasih sayang dari Papanya selain pada Kania. Dia menyentuh dadanya pelan, jantungnya berdetak lebih kencang membayangkan Papanya telah memiliki keluarga lain.
Bagaimana jika Papanya lebih nyaman dengan wanita itu, bagaimana jika anaknya itu lebih menyenangkan dari Kania. Ya ampun Kania tidak bisa menerima ini bahkan hanya dengan membayangkan saja.
Kania mengambil ponsel yang sejak tadi masih ada di dalam tas sekolahnya, dia memeriksa pesan dan juga banyak panggilan tak terjawab dari Mamanya, Papa, Bunda, dan juga Kak Alin.
"Maaf" gumamnya pelan dan meletakkan benda pipih itu kembali.
Dia memutuskan untuk mandi saja, Juno tadi sudah menemaninya membeli beberapa perlengkapan dan juga pakaian untuknya. Mereka juga sempat berbelanja untuk mengisi kulkas, masalahnya adalah Kania tidak pandai dalam bidang memasak.
Saat akan melangkah ke kamar mandi ponsel Kania kembali berbunyi itu pesan dari Mamanya.
Kania maafin Mama nak, tadi Mama terbawa emosi. Kamu dimana Mama khawatir, kamu baik-baik saja? Pulanglah Kania Mama minta maaf. Kalau tidak mau pulang ke rumah kita ke rumah Bunda juga tidak apa-apa. Mama hanya ingin tau kamu baik-baik saja atau tidak
Kania membacanya dengan perasaan campur aduk, sebenarnya dia tidak semarah itu kepada Mamanya dia lebih kecewa kepada keputusan Papanya yang lebih mempertahankan pernikahannya dengan Tante Lisa.
Sebenarnya Tante Lisa bersikap ramah dan baik padanya, hanya saja Kania merasa itu bukanlah sifat asli wanita itu. Entahlah Kania juga tidak tau kenapa dia berfikir seperti itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/230666501-288-k384577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AZKARA dan KANIA (End)
RomanceKania si gadis ceria yang jatuh hati pada pria dingin bernama Azkara sejak dia masih kecil, sikap dingin dan kasar Azka tidak pernah membuatnya berhenti menyukai pria itu bahkan semua penolakan yang dilakukan pria itu tidak berarti apa-apa baginya. ...