.
.Satu bulan berlalu.
Kami terbiasa tinggal berdua. Ingatan Shui perlahan kembali, ia rutin melakukan cek dan terapi untuk membantu pemulihan.
Tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Azumaya seakan tau ia akan mati dan kembali, kemudian menghilang. Memikirkannya membuatku takut. Namun kehadiran Shui membuat warna baru dalam hidup. Wajah polosnya seakan mengatakan masih banyak hal yang belum dijalani.
Sorenya, kuajak Shui mengunjungi makam mereka.
akan kutata lagi rambutmu, mereka pasti ingin melihat perubahan yang baik padamu. Ujarnya.
Aku tidak tau harus pakai baju apa untuk ke makam, tapi apapun yang kupakai tak akan berpengaruh pada yang sudah meninggal.
Kami pun berangkat.
Perjalanan sekitar setengah jam dengan mobil karena jauh dan berliku. Images makam yang semula menyeramkan juga suram dibantah setelah melihat makam ini. Bunga sakura, rerumputan hijau dipotong rapih diseluruh makam. Seperti taman saja, batinku.
Jika diingat, aku belum mengunjungi makam ini sejak kematian mereka.
Tak ada percakapan. Shui mengikuti dari belakang. Langkah ku terhenti di sebuah nisan bertuliskan nama orang tua.
- Akira Yamamoto -
- Sato Nakamura -
Tanpa berlama-lama, Shui menunduk kearah makam, terlihat serius ketika berdoa. Matanya terpejam.Beberapa saat berlalu. Shui membuka matanya lalu berkata, "Apa yang sedang mereka lakukan ya?"
"Entahlah. Pasti melihat kita kan.."
Shui tersenyum, ia menyentuh tanganku sambil mengatakan, "Ibu, ini Masaki. Meski sudah kenal, ia jauh lebih baik sekarang."
"Yah, aku memang baik akhir-akhir ini."
"Ada sesuatu yang ingin kau katakan pada mereka?" Tanya Shui.
"Seharusnya aku yang menguatkanmu, malah sebaliknya." Ucapku datar.
"Jangan seperti itu di makam. Mereka akan sedih.." Bisiknya.
"Shui itu aneh. Ia bisa terlihat sangat depresi dan berubah menjadi periang dalam waktu singkat. Namun aku tetap menyukainya. Bu Akira, akan kujaga anakmu sampai akhir, terima kasih untuk segalanya. Ayah, meski dari luar kau tak peduli, namun tanpamu aku sudah mati sejak lama, haha.."
"Tidak lucu loh.." Sahut Shui pelan.
Azumaya, ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu. Aku berjalan beberapa langkah, menunduk di depan makamnya. Kuletakkan beberapa komik dan magnet jeruk diatasnya.
"Terima kasih."
Aku terdiam cukup lama.
"Hm? Hanya itu?" Tanya Shui lucu.
Aku tersenyum nakal, kutarik tubuh Shui ke rangkulanku lalu menciumnya sekali.
"Ehh, kakak.."
"Pacarmu menjadi milikku. Aku bisa lebih baik darimu. Muncul dan menemuinya seperti hantu itu tak baik.." Aku menarik napas sekali lalu menegakkan tubuh.
"Percayakan dia padaku. Tenanglah disana, Azumaya.."
Angin bertiup lembut, kelopak sakura berjatuhan. Kurasa Azumaya menerimanya.
Shui menatapku, ia tak mengatakan apapun. Saat kembali ke mobil masih belum ada kata keluar.
"Shui, mau makan apa? Ayo makan diluar." Kataku sambil menyetir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Promise [Complete]
FantasySeorang lelaki tampan mendatangiku, mengajak jalan lalu berakhir di kamar bernuansa abu. Terasa sangat akrab dan seakan setiap langkahnya mampu menciptakan aroma musk memabukkan. Kita telah membuat janji, ujar lelaki itu tempo hari. 🔞 Insect/ Brot...