Dari hati ke hati

27.2K 4.6K 555
                                    

.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming💜
.
.
.
.
.
.
.

"Anjeng! Punya mata nggak sih lo? Liat-liat dong kalau jalan."

"Heh, anjing nggak boleh nganjing nganjingin anjing ya."

"Halah qw**hl!"

"Anjir! Kalau ngomong jangan disensor dong. Nggak kebaca tau."

"Peduli bangke."

Suasana bengkel yang jadi tempat magang Garda selalu aja diisi sama ocehan frontal anak buahnya. Nggak pernah tau sikon emang, mentang-mentang disuruh nganggep kayak rumah sendiri. Eh malahan pada berkuasa.

"Nak Garda!"

"Iya pak."

Garda yang lagi berkutat sama mesin noleh ke pak Kadir yang manggil dia.

"Ada yang nyariin itu di depan."

"Siapa pak?"

"Nggak tau, bening banget anaknya. Samperin aja dulu gih."

Garda ngelap tangannya dulu pake kain, baru jalan keluar buat liat siapa yang nyariin. Dan pas diliat ternyata ada Siras yang masih pake baju seragam tanda dia baru pulang.

"Kok ke sini?"

"Hehehe, mau ketemu kamu." Siras cengengesan, sambil ngeremet-ngeremet tangannya. Garda jadi senyum ngeliatnya.

"Naik apa kesini? Kan aku jemput nanti."

"Naik ojol. Aku pengen liat aja tempat magang mu kayak gimana. Jadi aku pulang duluan deh, nggak ikut rapat."

"Ayok masuk."

Garda ngajak Siras masuk ke bengkel yang banyak motor sama mobil lagi diutak-atik sama banyak orang.

"Duduk di sini, kotor tapi."

"Nggak papa, aku nggak takut kotor. Soalnya kan ada Rinso anti bakteri. Kuman yang membandel sekalipun hilang seketika!"

"Yang penting otaknya juga nggak ngikut ilang ya buk bos."

"Heh, Datuk Maringgi, nggak usah seenaknya nyaut ya." Siras masih dongkol sama Hotma omong-omong.

"Usir aja buk bos, suruh pergi. Takutnya entar eek sembarangan lagi."-Pandu

"Wey Amuk Marunggu, lo kata gue anakan piyik apa ya. Eek sembarangan segala."-Hotma

Siras hanya dapat berfikir. Tuhan, kenapa orang-orang disekitarku begini semua? Apa karena aku yang menularkan? Atau mungkin dulunya mereka tercipta dari tanah, yang tercampur taik kucing.

Garda ngelapin kursi kayu yang agak berdebu pake lap bersih, sebelum didudukin Siras. Siras duduk, terus nepuk-nepuk tempat yang masih kosong disebelahnya biar Garda ikutan duduk.

"Kenapa?" Garda nggak mau sebenernya, takut ngotorin Siras. Soalnya baju magangnya udah kotor banget.

"Ihh, duduk aja bentar." Karena Siras cemberut jadi Garda iyain aja.

Siras ngambil sapu tangan dari saku celanannya yang selalu stay, terus ngelapin wajahnya Garda yang udah bercampur oli sama keringet. Ngeliat Siras yang kudu ngedongak, Garda nundukin kepalanya biar Siras lebih leluasa nggak kesusahan.

Ruwet [COMPLETE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang