Makhluk Rese

40.2K 6.9K 420
                                    

Terimakasih sudah meluangkan waktu untuk membaca dan meninggalkan jejak~
.
.
.
Biar lebih buat aku semangat terus, tolong panggil aja aku 'Bengbeng', 'Kak Beng', jangan Author. Biar aku lebih nyaman aja sih😂

.

Siras masih dongkol sama rombongan Garda yang udah bikin perasaaannya jadi kayak nano-nano. Masak iya dia ditembak sama cowok bongsor sih. What the hell? Anti maestrim banget ini mah namanya, apa dia kudu upload di Youtube ya? Biar viral. Eh jangan deng, nanti harga dirinya yang udah diskonan malah semakin murah lagi.

Jadi, dengan semangat hidup yang samar-samar kayak kelaminya Tera. Siras balik aja ke koperasi buat ngadem di sana. Bodo ah sama UKS, nggak ada yang sakit juga kayaknya. Siras benerin dulu penampilannya sebelum otw kesana, jangan sampe keliatan ada penampilan abis pemerkosaan. Nggak enak soalnya, dia nggak bagi-bagi.

"Welcome my brother!"

Sesampeknya di sana Siras di sambut sama Ropes, si cowok tukang gombal dan picisan yang asik gitaran.

"Oi." Siras lalu duduk di bangku sebelah Lista yang lagi ngaca mbenerin make up.

"Lo kenapa Ras? kok mukak lo udah kayak Indonesia waktu zaman penjajahan aja sih. Suram banget."

"Auk ah Ter, gelap."

"Ras, kalau ada masalah itu sekali-kali kudu terbuka dong. Nggak usah di sembunyiin sendiri, siapa tau kita bisa bantu."

"Terbuka gimana maksudnya Ter? Aku kudu telanjang gitu? Idih ternyata kamu mupeng sama aku ya!"

Lista sama Ropes langsung ngakak ndengerin Siras ngomong.

"Lo tu ya Ras, tiap diajak ngomong nggak pernah bisa serius. Eek lah!" Tera sebel jadinya.

"Ohhhh... Kode nih ceritanya? Mintak diseriusin! Masak jeruk makan jeruk sih."

Tambahlah ngakak Lista sama Ropes.

"Hemm, masih saya pantau. Bentar lagi, mental sampai ke Riau."

"Lagian lo Ter, ngapain pakek ngomong sama dia. Makhluk dari pedalaman Zimbabwe, mana mudeng bahasa kita."

"Iya ya Lis, ngapain pakek diladenin. Mungkin, dulunya bundanya ngidam daging Bekantan waktu hamil dia."

"Terserah! sukak-sukak mu aja lah. Pes nyanyi pes, jangan cuman jrengg-jreng nggak jelas. Lower ntar ni kuping kayak anunya si Lista."

"Babi lo ya!" Lista ngacungin jari tengah ke Siras.

"Ih kazar ih, jijiks jadinya."

"Lo tu yang njijikin, pantesan sampe sekarang masih jomblo."

"Apasih, orang jodohku belum lahir aja kok."

"Idih, emang siapa yang mau sama lo?"

"Kamu Ter! Kamu yang dulunya pernah jadi kamunya aku."

"Ecie-cie.....Hihiw."

Lista langsung nyoraki Siras sama Tera, yang malah jadi agak merona. Soalnya dulu awal masuk sekolah, Tera naksir sama Siras. Tapi pas tau belangnya Siras kek gimana, Tera mengaku bahwa waktu itu matanya sliwer.

"Dengarlah sayangku tiada yang lain saat ini~

Engkau lah yang ada di hati~

Tapi nggak tau kalau nanti~"

"Anjir si Ropes, nyanyi aja buayanya keliatan. Awalnya aku ngira kamu cowok kumisan golongan ikan lele. Eh ternyata sebangsa buaya."

"Ya nggak papa to. Orang cewek ada banyak kok, di dunia. Ngapain cuman nyoba satu."

"Ooo...Wadau!"

"Ey Siras!" Ada cowok ganteng make baju basket manggil Siras.

Siras pura-pura nggak denger pas ada yang manggil. Anggep aja itu panggilan tuhan, jadi Siras menghindar.

"Pes, ni sekolah kayaknya makin horor ya! Ada yang manggil tapi, udelnya nggak keliatan."

"Kalau pengen yang keliatan, mampir ke tempatnya Terrajana, banyak yang udelnya nampak di sana."

"Hemm, manuk akal juga masukan mu."

Orang yang manggil Siras dateng langsung ngerangkul Siras.

"Ras, gue mau tanding ni. Nonton yuk! Semangatin gue."

Siras diem aja, sok-sokan nerawang jauh kedepan. Kayak bisa ngeramal, kapan kiamat akan datang.

"Yaelah Ras. Masih marah lo sama gue gara-gara masalah gitar itu? Ya maap deh Ras."

Siras masih nggak respon.

"Yaudah deh Ras. Lo mintak apa deh? Entar gue beliin."

"Beneran? Apapun itu?"

"Ye.... Lo giliran gitu langsung respon. Ialah terserah."

Baru Siras excited ngadepin si Bian.

"Aku mau tahu gejrot buatan mbaknya Ropes. Nanti selesai acara titik!"

"Emangnya mbak mu ready Pes?"

"Ready tiap hari, kecuali hari kiamat."

"Yaudah deh ntar gue beliin."

"Awas loh sampe ngibul lagi."

"Iya-iya, pegang deh tytyd gue. Yakin nggak boong."

Lista yang ngeliat gemes sendiri.

"Bian sama Siras itu mirip ya, sama-sama putih. Sama-sama goblok lagi."

"Uh iya donk, kayak pinang dibelah kampak. Tapi yang satunya busuk-....aduh Ras kok gue ditabok sih."

"Mulutmu itu loh Bi, nggemesin. Jadi kepengen nyangkok."

Tera ngedecih.

"Makanya Ras, kalau ngaca tu di cermin. Jangan di genteng."

"Hooh, nggak sadar diri."

Bian ngelus-ngelus pundaknya Siras, yang jauh lebih pendek.

"Siras sama gue gantengan Siras dikit kok."

"Masak sih?"

"Iya, banyaknya di gue!"

"Hahahahahaha."

"Taik lo semua."

"Udahlah Ras yok keburu mulai! Gue kesini cuman mau nyariin lo."

"Udah kayak pacaran aja."

"Ey Terrajana, cembokor ngomong." Bian melet ke arah Tera.

"Najis!"

.

.

.

.

"Mau dilaporin ke bos?"

"Entar aja, nunggu selesai acara. Entar bos nggak fokus lagi."

"Oke, kuy cabut!"

.

.

TBC

.

Dikit aja ya, soalnya lagi demam. Pusing mau mikir😷😖






Ruwet [COMPLETE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang