Ruwet [COMPLETE]✔️

Saling menguatkan

.
.
.
.
.
.
.
.
Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜
.
.
.
.
.
.
.

"Eughhh~"

Siras yang masih enak ngebo gara-gara kecapean, keganggu sama hujan kecupan yang menuhin wajahnya.

Pas buka mata, ada Garda yang asik sama kegiatannya ngecup Siras.

"Udah ih!"

Siras ngedorong badan bongsor Garda biar berenti.

"Pagi sayang."

"Udah siang."

"Yang penting ada kamu, entah itu pagi, siang atau malem, rasanya seger terus."

"Hiss, gombal." Siras ketawa sambil ngelipet selimut nutupin separo mukannya dan cuman ngeliatin matanya.

Garda miringin badan, terus nyanggah kepalanya pake satu tangan buat natep Siras.

Keinget binalnya semalem, Siras jadi malu. Dia ngeringsek maju terus mbenamin wajahnya ke dada Garda.

"Kenapa?" Garda heran, tumben ni anak jadi kemayu.

"Lagi pengen dimanja, pengen berduaan dengan dirimu saja~"

"Emang lagi syantik, bukan lagi sok syantik."

"Enggak usah nyanyi gitu! suaramu nggak cocok."

Siras merinding sendiri, ndengerin suara cowok yang ngebas ngatain dirinya syantik.

Garda senyum, ngambil posisi baring, terus ngebenerin posisi Siras biar tiduran di dadanya yang lebar.

Kepala Siras yang bantalan dada panas Garda, bisa ndengerin detak jatungnya berdetak.

"Denger?" Garda ngusap-ngusap rambut itemnya Siras.

"He'em, kenceng banget."

"Kalau nanti udah nggak bunyi lagi, cuman itu saatnya aku bisa ngelupain kamu." Garda ngeraih telapak tangan Siras, digenggam, terus dikecup jemarinya.

"Masak sih?"

"Bahkan aku nggak peduli, sama larangan papa ku sekalipun."

Siras diem sebentar, Garda pasti lagi kepikiran masalah sama papanya. Tugasnya sekarang adalah sebagai penghibur.

Siras ngecup tato Garda, terus ngedongak nempelin dagunya ke dada Garda.

"Kalau aku mau nyari pasangan baru, gimana?"