Tragedi

13.9K 2.2K 262
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Budayakan tekan bintang sebelum membaca, karena jejak kalian penyemangat penulis.

.
.
.
.
.
.
.
.

Bengbeng coming 💜

.
.
.
.
.
.
.

"Rantai ada cok?"

"Ada."

"Krikil udah nyetok?"

"Beres."

"Linggis ada?"

"Ada nih, maling punya pak Mamat."

"Nasi bungkus?"

Pandu yang lagi ngiket dahinya pake dasi, noleh ke Hotma yang ngobrol sama anak-anak GARUDA yang lain.

"Lo kira kita pada mau piknik apa? Pake bawak nasi bungkus segala."

"Ya sapa tau entar abis tawuran kita laper gitu. Jadi bisa jeda, buat istirahat makan."

"Sekalian aja Ma, lo bawak karpet Ana dan Elsa sama tenda mininya deh."

"Kalau bisa sih, gue bawak loh."

Pandu cuman geleng-geleng kepala.

"Taulah, males ngomong sama orang goblok kayak lo."

"Gue pinter kok! Kemarin abis Les sama si Amat. Jadi sekarang nggak goblok-goblok amat."

"Bacot!"

Temannya yang lain dengerin cekcok Hotma sama Pandu cuman bisa cekikan.

"Eh btw, si bos mana?"

Hotma celingukan ngeliatin kumpulan rombongan anak-anak GARUDA di tengah gang belakang sekolah. Disana adalah markas utama mereka, di deket warung kopi yang selalu jadi tempat nongkrong dikala mbolos.

"Kayaknya ada di depan tuh! Lagi ngerakit bom."

"Sembarangan congornya! Lo kata si bos itu teroris apa."

Ngehirauin kicauan temen-temennya, Hotma jalan kedepan markas geng anak-anak GARUDA yang terkhusus buat para murid badungnya.

Yah, emang mayoritasnya badung semua sih.

"Bos!"

Hotma ngeliat si Garda lagi ngerokok sendirian sambil nerawang angin-angin depan warung.

"Bos, anak-anak udah pada siap ini. Tinggal otw."

Sesuai kesepakatan.

Anak GARUDA akan bales dendam ke anak ERLANGGA hari ini.

Apa lagi kalau bukan mau saling baku hantam.

Kegiatan kayak gini, pasti udah sering dialamin sama anak-anak SMA lain. Nggak keren katanya kalau mereka belum pernah ngerasain yang namanya saling baku hantam di tengah jalan, ngelawan kubu sekolah lain.

Sebagian dari mereka nganggep kegiatan ini, sebagai alat uji nyali. Seberapa gentle dirinya, ya diukur dengan ikut berpatisipasi dalam semarak lemparan-lemparan batu. Biar nggak cupu.

Garda nyentil puntung rokok dari tangannya, lalu mandang ke arah Hotma yang lagi laporan.

"Lo nggak usah ikut."

Ruwet [COMPLETE]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang