#6 - Panggilan

225 14 5
                                    


HAPPY READING!
SEMOGA KALIAN SUKA YA!

——————————————————————

Mateen memegang gagang pintu sebuah ruangan, diam-diam ia menyiapkan diri untuk melihat pemandangan yang akan disuguhkan dan benar saja saat pintu berhasil dibuka hatinya mencelos ketika melihat seorang gadis terduduk dengan bantu pernapasan melen...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mateen memegang gagang pintu sebuah ruangan, diam-diam ia menyiapkan diri untuk melihat pemandangan yang akan disuguhkan dan benar saja saat pintu berhasil dibuka hatinya mencelos ketika melihat seorang gadis terduduk dengan bantu pernapasan melengkapinya.

Mateen memegang gagang pintu sebuah ruangan, diam-diam ia menyiapkan diri untuk melihat pemandangan yang akan disuguhkan dan benar saja saat pintu berhasil dibuka hatinya mencelos ketika melihat seorang gadis terduduk dengan bantu pernapasan melen...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ceritanya Nazla mah duduk*

"Adiik" Kak Azemah langsung berhambur memeluk Nazla "Bagaimana bisa ini terjadi?" Tambah Kak Azemah

"Angel.... kau baik-baik saja, kan? Aku sangat khawatir" ucap Ahmad

Mateen yang berada didepannya mengernyit mendengar panggilan Ahmad untuk Nazla "Tak bisakah kalian menunda untuk mengajaknya berbicara? Dia  harus istira.. Apa yang kau lakukan?!" Ucapannya sempat terpotong tak hanya Mateen, yang lain pun sama terkejutnya ketika melihat Nazla membuka alat bantu pernapasannya.

Meihat kearah Mateen "Aku hanya kurang sehat, bukan bisu jadi masih mampu untuk sekedar menjawab pertanyaan" kemudian tersenyum dan beralih pada orang disampingnya -Kak Azemah dan Ahmad.

"Tenanglah, aku lebih butuh udara asli pemberian Allah dibanding alat ini. Tatapan kalian membuatku takut. Aku akan bercerita jika Kakak sudah duduk. Memangnya tidak pegal terus berdiri? dan namaku Nazla bukan Angel, Ahmad"

"Aku suka memanggilmu Angel, tapi jika tetap keberatan bagaiman kalau aku memanggilmu 'mine'?

"Hai Kakak cantik, mengapa dari tadi hanya diam? Kita belum berkenalan, namaku Nazla" mengabaikan Ahmad, Nazla lebih tertarik dengan wanita disamping Mateen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai Kakak cantik, mengapa dari tadi hanya diam? Kita belum berkenalan, namaku Nazla" mengabaikan Ahmad, Nazla lebih tertarik dengan wanita disamping Mateen.

"Ah ya, kupikir akan terlupakan. Aku Anisha, akhirnya aku bertemu denganmu, Nazla" tersenyum.

Mereka pun larut dalam sebuah obrolan panjang. Nazla juga bercerita bahwa tas ranselnya ikut terbakar padahal didalamnya terdapat barang-barang penting termasuk Ponsel dan pasportnya. Obrolan mereka harus terhenti karena Mateen dan Kak Azemah punya jadwal yang tidak dapat dilewatkan.

"Bolehkah aku tetap tinggal? Aku khawatir jika harus meninggalkannya sendiri" ucap Ahmad sebelum pamit. Sontak mata Mateen melotot, hendak membuka suara namun Nazla lebih dulu melakukannya.

"Tidak perlu, Ahmad. Sebentar lagi Bibi akan datang"

Tak lama seseorang yang disebut Bibi pun datang, dengan berat hati Ahmad maupun Kak Azemah ikut pamit. Setelah hampir mencapai pintu tiba-tiba Mateen berbalik menghampiri Nazla  dan menyodorkan HP tepat didepan wajahnya "Hubungi keluargamu terlebih dahulu, mereka pasti mengkhawatirkanmu. Jika sesuatu terjadi hubungin kontak bernama 'A'" tanpa menunggu jawaban Mateen berbalik bahkan keluar mendahului yang lainnya.

***

Setelah menyelesaikan semua kegiatan hari ini akhirnya Mateen bisa kembali istirahat dikamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menyelesaikan semua kegiatan hari ini akhirnya Mateen bisa kembali istirahat dikamarnya. Ia juga lega karena ketika membahas tentang musibah yang terjadi hari ini, Ayahnya berniat menanggung semua kebutuhan termasuk tempat tinggal untuk para korban-khususnya Nazla. Dan rencananya nanti pagi akan ada yang menjemputnya untuk tinggal di Istana.

Ketika hendak memejamkan mata tiba-tiba ponselnya berdering menandakan panggilan masuk dari kontak bernama 'A' -ponsel yang ia berikan pada Nazla. Tanpa menunggu lama Ia langsung menerimanya.

"Assalamualaikum, dengan siapa aku berbicara?" Suara disebrang sana nampak bergetar.

"Waalaikumsalam, ini Mateen. Ada apa?"

"Ah yaa.. Mas, a..aku" ucapannya belum selesai namaun sudah dipotong terlebih dahulu

"Tenang, jangan khawatir. Tunggu aku akan segera kesana" Mateen dengan cepat menyambar jaketnya dan pergi ke Rumah Sakit.

***

Di sisi lain, ada seorang wanita yang sedang menunggu panggilan dari kekasihnya.

"Aku akan mengubungimu lagi setelah semua kegiatan selesai" begitu ucapan terakhir sang kekasih ditelfon beberapa jam lalu.

Namun sampai saat ini Ia tak ada satupun panggil yang masuk. Meruntuhkan ego demi kelegaan hati akhirnya Ia mencoba menghubungi terlebih dahulu, alih-alih mendapat kelegaan Ia malah mendapatkan  sebaliknya ketika jawabannya adalah "Nomor yang anda tuju sedang berda dipanggilan lain" kemudian tertera nomor yang sedang tersambung dengan nomor kekasihnya.

BERSAMBUNG

————————————————————————

Halloo!
Ini ada tambahan yaaa!!
Maaf banget updatenya lama karena ada satu dan lain hal🤗
Diusahain banget buat update cepet
See you❤️

Note : ceritanya canggih gitu bisa tau lg telfonan sma siapa🤣

Salam sayang
Nida

2 Worlds (unexpected love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang