#8 - Pelayan

423 14 7
                                    


SELAMAT MEMBACA!

——————————————————————

Nazla sedang berusaha keras untuk tidur tapi nyata sampai saat ini ia belum berhasil. Nazla masih tidak percaya tentang apa yang sedang ia alami, semuanya seperti mimpi. Mulai dari keinginannya untuk berpergian sendiri yang terkabul, terjebak dalam kebakaran dan pertemuan tak terduga dengan keluarga Kerajaan. Nazla kemudian terduduk matanya tertuju pada seseorang yang sedang terlelap disebuah sofa panjang disebrangnya.

Pria terhormat yang dipuja dan diidam-idamkan oleh khalayak ramai, bukan hanya karena ia seorang Pangeran tetapi lebih dari itu ia dianggap 'sempurna'. Yang membuat Nazla heran adalah mengapa ia harus repot-repot menjaganya hingga menginap, bukankah ia bisa meminta pelayannya untuk melakukan itu? Tak mau ambil pusing Nazla pun mencoba merebahkan diri lagi.

 Yang membuat Nazla heran adalah mengapa ia harus repot-repot menjaganya hingga menginap, bukankah ia bisa meminta pelayannya untuk melakukan itu? Tak mau ambil pusing Nazla pun mencoba merebahkan diri lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*ceritanya terlentang dan pake celana panjang😂

****

Tak lama setelah Nazla merebahkan diri, Mateen terbangun, hendak kekamar mandi. Mateen terkejut ketika melihat kearah Nazla, cairan infus yang seharusnya bening berganti warna merah, ia pun langsung menekan tombol nurse call. Nazla yang belum tertidur pulas pun kaget merasakan pergerakan "Ada apa, Mas?" Tanya Nazla saat menatap wajah khawatir Mateen.

Bukannya menjawab Mateen malah melemparkan pertanyaan "Kau tak apa? Apakah sakit?" Masih dengan wajah khawatir. Nazla yang masih belum paham hanya menggeleng singkat. Tak lama kemudian datang seorang suster.

Setelah suster menyelesaikan pekerjaannya, Mateen melemparkan pertanyaan beruntun "Mengapa hal seperti ini bisa terjadi? Apakah kejadian seperti ini biasa terjadi? Memangnya tidak aja pemeriksaan berkala sampai hal seperti ini bisa terjadi? Bagaimana jika pasien kekurangan darah?" Wajahnya tidak menampilkan ekspresi ramah sama sekali membuat suster tersebut hanya tertunduk sambil mengucapkan maaf.

Tak mau keadaan tegang berlanjut Nazla pun membuka suara sambil menyentuh pundak Mateen "Bukannya berterima kasih kau malah memarahinya"

"Aku hanya menyayangkan pelayanannya saja, mengapa hal konyol seperti ini bisa terjadi" ucap Mateen masih menatap suster yang tertunduk.

Nazl berusaha mengalihkan pandandangan Mateen agar berbalik kearahnya. Setelah berhasil ia pun menggeleng kepala dan tersenyum "Manusia tempatnya salah, dalam hidup tak ada satupun manusia yang lepas dari kesalahan, begitu pula dengan kau, Mas" kemudian matanya beralih pada suster yang masih menunduk didepannya. "Baiklah aku wakilkan saja, terima kasih banyak dan maaf ya suster. Sekarang kau boleh kembali" sambung Nazla. Setelah itu suster pun keluar.

"Jaga sikapmu jika tak ingin mendengar berita buruk esok hari" ucap Nazla.

"Memangnya kenapa dengan sikapku? Seseorang berhak dimarahi jika berbuat salah apalagi menyangkut nyawa orang lain" jawab Mateen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 Worlds (unexpected love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang