✨misi 4✨

33 14 0
                                    

"bagaimana bisa berakhir saat prolog saja belum pernah dimulai"-

☄️️happy reading ☄️

Ara masih tertidur pulas dibawah lilitan selimut tebal bahkan sejak tadi mamanya sudah memanggil nya untuk segera bangun tapi Ara tak kunjung bangun juga. Jam weker itu sudah berbunyi sejak tadi tapi masih tetap saja Ara tak bangun. oke akhirnya ia menyerah karena jam weker itu berbunyi terus menerus hingga membuat sakit telinga.

Ara masih mengumpulkan niat untuk turun dari ranjangnya, bahkan waktu yang dibutuhkan itu lebih dari sepuluh menit. setelah niat dan nyawanya sudah terkumpul ia memutuskan untuk mandi dan bersiap.

kini Ara sudah berpakaian rapi khasnya anak sekolah, karena nanti ia tanding Basket jadi ia memasukkan baju ganti dan sepatutnya ke tas.

karena sudah siap dan ini juga sudah hampir siang Ara turun untuk berangkat sekolah sekaligus sarapan. saat sampai di ruang makan betapa terkejutnya ia saat seorang laki laki tengah duduk dan menikmati sarapan, siapa lagi laki laki tersebut kalau bukan Dito Abang Ara.

"Dito kok dirumah" pekiknya, Ara memang enggan memanggil abangya dengan 'bang' kecuali saat ia ada maunya baru memanggil abangya dengan 'Abang dito'.

"Ra yang sopan sama Abang" nasehat ibunya.

"nah dengerin tuh mama ngomong" ucap Dito yang membuat Ara benar benar sebal bahkan dengan melihat wajah Dito saja Ara sudah sangat sebal.

"diem deh bang, mau makan kalau lo dirumah itu gak pernah tenang"

"ya udah pergi sana dari sini"

"ya lo yang pergilah bukan gue, lagian ini ya lo itu udah bener bener tinggal di Jogja ngapain pulang"

"terserah gue lah ini kan juga rumah gue"

"udah udah kalian buruan makan" ucap papa mereka.

"iya pa" jawab keduanya kompak.

"ehh bang beberapa hari yang lalu ada cewek DM gue sambil marah marah" ucap Ara lalu melahap nasi gorengnya.

"serius kok baru bilang sih"

"lupa gue. pacar Lo ya?"

"bukan dia tuh cewek yang lagi Deket sama Abang"

"Ara gak suka sama tuh cewek. omongannya kasar banget nuduh gue selingkuhan Lo lagi padahal belum juga pacaran"

begitulah nasib punya Abang selalu dapet DM dari orang gak dikenal. Ara gak suka seperti ini tapi bagi Ara ini adalah uji coba untuk mencari calon ipar yang baik.

"iya iya dek, untung lo bilang"

"udah cepetan makannya. jangan ngobrol terus " tegur mamanya.

"ya udah kalian lanjut makan papa mau berangkat kerja. Ara hati hati ya kalau berangkat sekolah" pamit papanya kemudian pergi ke kantor untuk bekerja-papa Ara adalah CEO salah satu perusahaan kosmetik di kota ini.

"iya papa. hati hati"

kini laki laki itu sudah pergi meninggalkan rumah tinggal mereka bertiga dan bibi yang sedang di dapur.

"Ara nanti sekolah biar dianter Abang aja ya nak, jangan bawa montor sendiri kamu nanti kan basket takutnya kecapekan" tutur mamanya ya mamanya sudah tau kalau Ara akan mengikuti pertandingan basket antar kelas karena kemarin Ara sudah bercerita.

"mau basket Lo? kaki lo bahkan belum sembuh sepenuhnya." ucap Dito dengan nada khawatir.

dulu sewaktu Ara mengikuti ekstrakurikuler basket ia mengalami cidera yang membuat kaki sebelah kanannya patah dan harus di gips. tapi itu sudah lama dan bagi Ar sudah pulih. alasan Andy melarang Ara kemarin itu karena hal ini. tapi Ara tak menghiraukan larangan itu.

"bang gue udah bisa main basket kok. Lo tenang aja gak usah khawatir karena gue akan baik baik aja kok" ucap Ara kemudian melahap nasi terakhir yang ada di piringnya.

Ara pun berjalan menuju wastafel untuk menaruh piring bekas ia makan tadi.

"bang jadi ngaterin Ara kagak?" tanyanya.

"iya bentar ambil kunci mobil dulu ya"

Dito pun naik ke kamar mengambil kunci mobil. Ara kini berpamitan pada mamanya.

"ma Ara berangkat ya, nanti mama ke butik?" tutur Rara sambil mencium tangan mamanya.

"iya tapi sebentar paling cuma ngecek trus mau pergi ke rumah temen"

Ara pun mengangguk paham. mama Ara memang memiliki beberapa butik yang sudah ia rintis sejak di bangku kuliah dan masih berlanjut sampai sekarang.

"yok berangkat. ma Dito berangkat nganterin curut ya" ucap Dito sambil mendorong Ara keluar sebenarnya ara kesal jika dipanggil curut tapi ia malas berdebat pagi pagi.

"Dito jangan gitu sama adeknya. gak baik"

mungkin perjalanan dari rumah ke sekolah itu butuh waktu sekitar tiga puluh menit itupun karena Dito menyetir dengan kecepatan tinggi yang membuat Ara marah marah.

sesampainya di gerbang sekolah Ara turun dari mobil dan segera masuk ke kelas, Ara sudah pamit pada Dito tadi bahkan sudah meminta uang saku tambahan juga.

saat Ara berjalan melewati koridorsekolah yang sudah ramai dengan manusia manusia yang sejenis dengan Ara itu. seseorang menyamakan langkah nya dengan Ara .

seseorang itu adalah Sam, Ara sudah menebaknya karena siapa lagi coba laki laki yang memiliki perawakan tinggi dan kulit putih yang sksd dengan dia kecuali Sam.

"tumben baru berangkat?" tanya Ara.

"tadi bangun ke siangan. nanti ikutan basket?"

"ikutlah biar kelas gue menang. nanti lawannya kelas lo kan?"

"oh iya nanti tandingannya sama kelas gue" ucapnya heboh.

"gue pastiin kelas lo kalah Sam" gurau ara.

"gakpapa gue dukung lo kok" ucapnya sambil terkekeh.

"heh harus dukung kelasnya sendiri dong!" tegur ara sebenarnya ia tau sam itu hanya bercanda.

" gue dukung yang menang aja lah" ucapnya sambil terkekeh.

obrolan mereka masih berlanjut dengan obrolan ringan sampai akhirnya mereka terpisah karena masuk ke kelas masing masing.

☄️☄️☄️

pertandingan kini sudah dimulai beberapa kali Ara melempar bola basket itu ke ring dan gagal juga sama halnya dengan tim Ara hingga akhirnya mereka ketinggalan skor walaupun tidak jauh.

akhirnya dengan tekad yang kuat kelas MIPA 2 mencoba mengejar ketertingalan skor ini hingga beda satu point' saja.

sorak para penonton sangat ramai memberikan semangat untuk kelas masing masing. sungguh meriah.

bola kini di tangan Ara, karena ini juga sudah masuk ke detik detik pertandingan. Ara pun melompat dan melempar bola ke ring dan akhirnya bola itu masuk. tapi saat Ara tak memperhatikan tali sepatunya lepas dan membuat ia terjatuh.

sontak semua orang terkejut.

"akhh" rintihnya kesakitan.

Andy yang melihat itu pun segera menghampiri Ara hendak menolongnya karena semua orang masih terpaku dalam diam.

tapi Sam justru lebih dahulu sampai di dekat Ara kemudian menggendong Ara menuju UKS. agar mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Andy pun mengurungkan niatnya dan kembali pergi setelah melihat Sam yang lebih dulu menggendong Ara.

"makanya kalau suka itu bilang, jangan gengsi" celetuk Haikal namun tak dihiraukan oleh Andy.

✨To be continued ✨

jangan lupa vote ya :)
sampai ketemu dipart selanjutnya.

110421

Projects 6 hari terakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang