Seokjin - Crazy Plan

476 54 0
                                    

"Soju, tolong."

Namjoon sempat terdiam, setelahnya lantas menggelengkan kepala sembari menghela napasnya. Lagi-lagi Seokjin melampiaskan perasaannya pada alkohol. Sudah lama semenjak Namjoon tahu Seokjin berkencan dengan Jisoo, sepupunya itu jarang sekali pergi untuk minum. Dan sekarang, kebiasaannya kembali.

Seokjin sering mengeluh, meracau, dan menggumamkan banyak hal yang tidak dimengerti oleh Namjoon. Pemuda berlesung pipi itu hanya tahu bahwa Seokjin benar-benar terbebani dengan kehidupannya sekarang.

"Aku tidak habis pikir," keluh Seokjin setelah mendapatkan sojunya.

"Apa?"

"Yunhee dan akal gilanya."

Namjoon diam, menunggu Seokjin menyelesaikan urusannya dengan soju. Malam itu, sehari setelah pertemuan keluarga diadakan. Malam itu, adalah malam dimana Yunhee mengajak Seokjin berbicara empat mata tanpa sepengetahuan keluarga. Dan malam itu, Seokjin dibuat terkejut dengan keputusan gila yang diutarakan Yunhee.

Seokjin terkekeh kala mengingatnya. Ia putar kursi barnya hingga tepat menghadap Namjoon. Seokjin berdehem, bersiap memulai ceritanya.

"Yunhee menyerahkan perusahaannya padaku, Joon."












"Katakan padaku kalau kau tidak menerima perjodohan ini, Yunhee-ssi." Seokjin bicara langsung pada intinya.

Yunhee berdiri di sebelahnya, beberapa helai rambutnya diterbangkan angin ke belakang, membuat wajah cantiknya terekspos dengan jelas. Benar, Seokjin tidak memungkiri jika Yunhee punya pesona yang luar biasa. Tapi sayangnya, hati Seokjin hanya milik Jisoo. Tidak ada yang bisa menggantikannya.

"Kita sama-sama tahu bahwa tidak ada diantara kita yang menerima perjodohan ini, Seokjin. Aku berani bertaruh, ayahmu hanya menginginkan perusahaanku. Aku benar, kan?"

Hening beberapa saat, sebelum Yunhee memecah keheningan dengan suara kekehan yang terdengar samar-samar bersama angin yang berhembus dingin.

"Tidak apa, Seokjin. Aku tahu. Karena ayahku juga begitu."

Seokjin menoleh, menatap wanita yang berstatus calon istrinya itu. Yunhee menunduk, menatap kedua stiletto yang membungkus kakinya.

"Aku akan senang kalau kau menerima perjodohan ini. Bukan karena aku menginginkannya, tapi karena aku punya rencana."

"Kau akan merebut keduanya, begitu? Mengambil perusahaanku setelah menikah denganku?"

Yunhee tertawa, terdengar mengejek di telinga Seokjin. "Kau pikir aku seperti itu?"

Seokjin mendecih. "Aku ingin menikahi kekasihku, Yunhee. Bukan dirimu. Astaga Tuhan, aku bahkan tidak pernah berpikir bahwa aku akan menikahi Jisoo setelah jadi duda nanti."

"Seokjin, dunia bisnis itu licik, aku yakin kau pasti mengerti. Perjodohan ini, hanya berlandaskan keserakahan satu sama lain. Jika nanti ayahku yang berhasil merebut perusahaanmu, maka kalian akan dicampakkan begitu saja. Pun sebaliknya. Kau pikir perusahaan ayahku bisa sebesar ini karena apa, hm? Apa kau selugu itu untuk berpikir jika ini perjodohan pertamaku?"

Seokjin mengernyit, menolehkan kepalanya dengan cepat pada Yunhee.

"Perusahaan sebesar ini, didapatkan ayahku dengan mengorbankan keluarga lain. Menjodohkan anak-anaknya, lalu mengambil perusahaannya. Setelahnya apa? Mereka semua sekarang ada di bawah kekuasaan ayahku, mengambil saham mereka, menjatuhkan mereka sampai ke dasar. Ayahku semakin kaya, dan perjodohan tidak pernah terlaksana. Seokjin, bukan hanya kau yang ingin menikah dengan orang terkasih. Akupun sama. Mari bersabar, mari bersandiwara. Sebentar saja, Seokjin, sampai aku bisa mengendalikan semuanya."

Seokjin benar-benar dibuat pusing oleh wanita di hadapannya. Wajah polos Yunhee ternyata menyimpan segudang rencana licik dibaliknya.

"Kita menikah, bergabunglah dengan perusahaanku, tanam saham sebesar mungkin disana. Kau akan jadi pengendalinya karena kau suamiku. Kau hanya perlu menginvestasikan uang-uangmu disana, biar aku yang urus sisanya. Nanti, setelah perusahaan itu jatuh ke tanganku, hancurkan."

"Kau sudah gila?"

"Tidak pernah segila ini. Seokjin, kita hanya menikah. Hanya status. Aku tidak akan menyentuhmu, dan kau juga jangan menyentuhku. Kita hanya membutuhkan status, tidak akan melibatkan perasaan. Aku jamin, kekasihmu tidak akan dapat bekasku, kalau itu yang kau takutkan."

"Aku bahkan sudah kehilangannya, Yunhee."

"Maka kejar dia, Seokjin. Ingat, pernikahan kita hanya hitam di atas putih. Kau bebas menjalin hubungan dengan kekasihmu, begitupun aku. Kita hanya butuh status, bukan lainnya."

"Apa kau sadar jika sedang mempertaruhkan perusahaanmu sendiri, Yunhee? Kau yakin dengan keputusanmu? Jangan gegabah atau kau akan kehilangan semuanya."

Tanpa diduga, Yunhee justru mengulas senyumnya. Wanita itu menatap Seokjin dengan tatapan teduh.

"Aku bisa memulai segalanya dari awal bersama kekasihku. Kami sedang merintis usaha bersama-sama. Jikapun nanti gagal dan aku bangkrut detik itu juga, aku masih punya cinta yang tidak pernah surut. Aku akan baik-baik saja, jika itu yang kau pikirkan."

****

"Yunhee wanita yang cerdas, meski kuakui rencananya sangat berbahaya. Tapi dia pasti sudah mempertimbangkan segalanya sebelum bicara padamu, Hyung."

"Jadi menurutmu semua akan baik-baik saja? Apa Yunhee tidak terlihat seperti wanita yang putus asa, Joon? Kenapa aku justru berpikir begitu?"

Namjoon terkekeh. Ditepuknya pelan pundak Seokjin. "Tidak, Hyung, itu bukan putus asa. Yunhee hanya berusaha terlepas dari belenggu yang mengekang hidupnya selama ini. Dia hanya ingin menjalani kehidupannya dengan tenang, tanpa rasa bersalah. Kau hanya mempertaruhkan uangmu, tapi Yunhee mempertaruhkan perusahaannya. Kau tidak lupa jika kau punya satu lagi perusahaan atas namamu, kan? Jikapun Yunhee kehilangan perusahaannya, kau bisa membantunya bangkit, Hyung."

Seokjin tidak lagi membalas. Perkataan Namjoon sepenuhnya benar. Dia tidak akan dirugikan kendati nantinya Yunhee gagal dengan rencananya. Dia hanya akan kehilangan uang yang tidak seberapa, tapi dia bisa mendapatkan lagi cintanya.

Jadi tanpa ragu, Seokjin mengeluarkan gawai dari sakunya. Mengirim pesan singkat pada Yunhee yang berada di sisi lain bumi ini.

Yunhee-ssi, aku setuju.

Spring Day | JinsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang